Qanita dan Mira melangkah menuruni tangga untuk kembali ke kelas. Saat sampai di koridor kelas sepuluh terlihat beberapa guru yang berjalan dengan tergesa-gesa.
"Ada apa sih ta? Kok rame banget ya?" Mira melirik kearah orang-orang yang tampak tergesa-gesa.
"Gak tahu gue" jawab Qanita singkat
Terlihat jelas para guru yang berlalu lalang dengan raut muka tidak senang menuju ke kelas 10 Ipa1. Kemudian siswa dan siswi yang berhamburan keluar dari kelas masing-masing mencoba melihat ke arah kelas 10Ipa 1.
Ada apa dengan kelas 10 Ipa 1?
Qanita meneruskan langkahnya untuk kembali kelas Ipa 5.
Mira menghampiri Putra yang ada di depan kelas. Putra sendiri juga melihat ke arah Ipa 1.
"Ada apa sih Put di Ipa 1? Kenapa rame banget?" kepo Mira, matanya terus melihat kearah Ipa 1.
"Pencurinya dari Ipa 1"
"Hah? pencuri apaan?" Qanita menautkan alisnya.
"Kalung Freya yang hilang dicuri sama anak Ipa 1"
"Whattt?" Mira berteriak tepat di samping telinga Putra, membuat pemuda itu mendelik marah ke arah Mira sambil menggosok tellinganya.
"Gak usah teriak-teriak" Putra menatap Mira datar dan yang ditatap hanya menampilkan cengiran khasnya.
"Gimana ceritanya bisa ketahuan Put?" Qanita pikir tidak akan ada yang tahu anak Ipa 1 yang mencuri dikarenakan Freya Ipa 5 tampaknya mereka tidak saling berhubungan, bagaimana bisa anak Ipa 1 mencuri kalung Freya.
"Tadi Freya udah ngelapor terus guru ngegeledah deh semua tas anak kelas Ipa 1 baru di Ipa 1 langsung ketahuan deh pencurinya" jelas Putra
Kondisi koridor kelas 10 berangsur-angsur lebih tenang, beberapa murid sudah kembali ke kelas masing-masing untuk mengikuti pelajaran. Qanita mendengar bisik-bisik siswa dan siswi yang lewat dihapannya.
"Gak nyangka gue dia nyuri"
"Iya mukanya polos gitu, kayak gak pernah ngelakuin kejahatan"
"Biasa yang polos gitu ngeri ih"
"Memang seharusnya anak beasiswa gak usah diterima"
"Nangis-nangis dia tuh minta maaf sama Freya"
"Gak nyangka gue Nadeefa nyuri"
"Gak bersyukur tu anak"
"Pasti beasiswanya dicabut nih"
Ia menyimpulkan nama siswi yang mencuri kalung Feya adalah Nadeefa dan ditambah lagi gadis itu penerima beasiswa, ia tidak tahu kejadian ini karena tidak pernah di bahas di dalam novel, ini belum masuk waktu dimana novel dimulai.
Freya masuk ke kelas dengan wajah memerah dan tangan mengepal erat, nafasnya masih menggebu-gebu, ia terlalu marah, ia melihat ke arah Qanita yang menatapnya penasaran, menghembuskan nafas dengan keras dan dengan cepat duduk di samping Qanita. Ia tahu bukan hanya Qanita yang menatap penasaran ke arahnya dan ia tak ada niat untuk menjelaskannya kepada teman kelasnya yang lain.
Qanita menoleh ke arah Freya yang dipenuhi oleh emosi, gadis itu tampak sangat emosonal sekarang, kalung itu dipegang terlalu erat hinga buku-buku jarinya memutih. Ia mengelus punggung Freya dengan lembut agar gadis itu lebih tenang.
"Ta gak nyangka gue si Nadeefa yang nyuri kalung gue, muka aja polos tuh anak, akhlaknya gak ada, liat aja gue bakal buat beasiswa dia dicabut" kta Freya menggebu-gebu.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANTAGONIS
Teen FictionDavira tak percaya hal ini terjadi di dunia nyata. Bagaimana mungkin ia menjadi Qanita salah satu karakter antogonis dalam novel berjudul "Simple Love". Qanita yang sempurna tapi tergila-gila pada Damar. Davira bertekad akan menjalani kehidupan yang...