Pagi ini Qanita datang ke sekolah dengan bersemangat, sebelum masuk ke kelas Qanita terlebih dulu mampir ke ruang guru untuk mengambil formulir ekskul. Hatinya lebih tenang sekarang, tadi pagi sebelum berangkat sekolah ia sudah membicarakan keputusannya dengan mama dan papa, kedua orang tuanya memberi semangat juga mendukungnya dan mengatakan semua akan baik-baik saja sekalipun Qanita nanti ingin keluar dari ekskul tersebut bahkan orang tuanya ingin mengunjungi sekolah jika ia tidak berniat mengikuti ekskul.
Setelah mendengar ucapan dari kedua orang tuanya, Qanita semakin merasa tenang dan tidak terbebani, ia bisa berhenti kapan saja. Ini adalah salah satu keuntungan menjadi Qanita.
Qanita melihat papan pengumuman di depan ruang guru dan melihat nama-nama anak ekskul balet, dan menemukan nama Syirin sebagai penanggung jawab ekskul balet, sepertinya kakak kelas 11 dikarenakan kelas 12 saat ini tidak lagi mengikuti ekskul atau klub apapun, dikarenakan persiapan ujian nasional dan juga persiapan ujian masuk universitas.
Pandangannya mengarah pada Mira yang baru saja masuk kelas dan sudah berteriak-teriak dengan heboh. Entah apa yang gadis itu makan hingga selalu terlihat energik.
"Mir" teriak Qanita, sebelum Mira terjerumus ke dalam gosip lebih baik ia gagalkan sejak awal.
"Yoii, kenapa ta ?" tanya Mira, menggeret kursi yang ada dihadapan Qanita dan mengarahkannya ke arah Qanita.
"Kenal kak Syirin gak?"
"Syirin yang mana? Kakak kelas?, anak ipa 4? atau syirin yang mana?"
Sepertinya Mira terlalu supel hingga mengenal seluruh orang yang bernama Syirin di sekolah ini.
"Anak balet"
Mira tampak mengerutkan dahinya "Oh tau gue , kenapa lo mau ikut balet?"
"Iya Mir, dimana gue bisa jumpain kak Syirin?"
"Kak Syirin anak 11 Ipa 2, langsung ke kelasnya ajalah"
"Nanti istirahat gue mau jumpain kak Syirin deh, temenin ya?" Qanita memasang puppy eyes andalannya.
"Ok deh"
--------------
"Lo duluan aja ya ke kantin sama yang lain, gue mau jumpain kak Syirin dulu, mau daftar ekskul, ini juga hari terakhir udah gak mungkin ditunda lagi" jelas Qanita pada Freya. Sepertinya Putra dan Kaivan sudah ke kantin telebih dahulu, Hana yang kini di tinggal menunggu Freya untuk pergi ke kantin bersama.
"Yakin mau ikut balet?" Freya memastikan apakah Qanita sudah yakin dengan pilihnnya.
Qanita mengangguk yakin "Iya, nanti kalau gue gak cocok kan bisa keluar"
"Tapi lo tau kan keluar ekskul itu susah apalagi udah di akhir gini" Freya tau balet adalah salah satu ekskul yang membutuhkan latihan yang lama dan juga bukan sesuatu yang mudah.
"Iya Frey, udah yakin banget ini gue, gue pergi sama Mira dulu, bye" Qanita bergegas keluar kelas dimana Mira sudah menunggunya di depan kelas.
Qanita tahu bahwa Freya mengkhawatirkannya, karena balet bukan sesuatu yang mudah dan kebanyakan anak balet sudah mulai sejak mereka kecil. Tapi Qanita tentu tahu cara menari balet bahkan dia pernah menjadi peran utamaa dalam suatu penampilan, jadi tidak ada yang perlu dikhawatirkan, ia hanya perlu membuat tubuh ini lebih lentur.
"Yuk Mir" ajak Qanita
Di depan kelas 11 Ipa 2 tampak sepi, ada dua siswa di dalam kelas yang sibuk dengan buku pelajaran.
"Permisi kak" Sapa Qanita sopan
"Iya?" jawab gadis berkacamata
"Kak Syirinnya ada kak?"
KAMU SEDANG MEMBACA
ANTAGONIS
Teen FictionDavira tak percaya hal ini terjadi di dunia nyata. Bagaimana mungkin ia menjadi Qanita salah satu karakter antogonis dalam novel berjudul "Simple Love". Qanita yang sempurna tapi tergila-gila pada Damar. Davira bertekad akan menjalani kehidupan yang...