“Kau menyebutku apa? Ulangi sekali lagi jika kau berani,’’ desis Jisoo. ‘’Aku tidak peduli tentang pertemananku dengan Minho, yang jelas anak kecil sepertimu harus diajari sopan santun,’’ lanjutnya.
Tzuyu terkekeh, ia kemudian menatap Jisoo dengan senyuman miring. ‘’Untuk ukuran sampah sepertimu, kau terlalu serakah.’’
Hampir saja tangan Jisoo mendarat di pipi Tzuyu andai Seokjin kalah cepat. Pria itu menahan tangan Jisoo dengan erat, kemudian menoleh pada Tzuyu yang tampak menutup matanya menunggu tamparan itu.
‘’Tunggu aku di luar,’’ ucapnya pada Tzuyu yang langsung perempuan itu turuti.
Selepas kepergian Tzuyu, Jisoo berusaha melepaskan lengannya dari cengkraman tangan Seokjin. Setelah terlepas, matanya menatap nyalang ke arah pria tinggi itu.
‘’Kenapa kau memecatlu secara sepihak?’’ Jisoo kembali pada topik awalnya datang ke kantor Seokjin, ia menatap Seokjin dan menuntut jawaban dari pria itu.
Seokjin menggeleng, bukan jawaban seperti itu yang ingin ia dengar. ‘’Apa yang baru saja ingin kau lakukan pada Tzuyu?’’ desisnya.
Jisoo tersentak, sejak kapan Seokjin peduli dengan perempuan lain selain dirinya? dan kenapa pria itu harus peduli pada Tzuyu? Itu membuatnya jengkel. ‘’Kenapa kau peduli padanya?” tanyanya.
Untuk sesaat Seokjin terdiam, berusaha menimang-nimang jawaban apa yang akan ia berikan. ‘’Aku mencintainya, tentu saja aku peduli padanya.’’
Bak disambar petir, Jisoo tidak bisa percaya dengan apa yang baru saja ia dengar langsung dari mulut Seokjin. Pria itu berbohong kan? tidak mungkin secepat itu ia dilupakan.
‘’Dan kau pikir aku akan percaya?’’
‘’Kau percaya atau tidak, itu bukan hak ku.’’ Seokjin menatap Jisoo, ia berusaha tampak sedingin mungkin. ‘’Yang jelas… aku memberitahumu realita yang sebenarnya saat ini.’’
Jisoo kembali terdiam, ia menghela napasnya sejenak sebelum kembali menatap Seokjin, menatap tepat ke dalam manik mata pria itu. ‘’Apa secepat itu? Kau melupakanku secepat itu?’’ Jisoo menatap dengan sendu ke arah Seokjin, ia berjalan dan mengikis jarak dengan pria itu.
Seokjin seketika mendesis saat merasakan tangan Jisoo menyapu pelan rahangnya, matanya memejam merasakan sensasi aneh dalam tubuhnya. Seokjin benci ini, bagaimana mungkin ia cepat bereaksi hanya dengan sentuhan wanita itu? Apa ini efek kerinduannya pada Jisoo? Tapi ia tidak boleh seperti ini, sudah cukup hatinya disakiti wanita itu terus menerus.
Seokjin kemudian menangkap tangan Jisoo sebelum tangan itu melakukan hal lebih yang bisa membuatnya frustasi dan terlihat lemah. ‘’Kau juga melupakanku secepat itu kan? kau lebih memilih pria lain dibandingkan aku,’’ ujar Seokjin sembari melepaskan tangan Jisoo.
‘’Tapi kenapa? Kenapa harus Tzuyu?’’ Jisoo menggeram, matanya tampak mulai memerah.
‘’Dia yang membuatku nyaman, dia bagaikan obat yang selama ini kucari untuk menyembuhkan lukaku. Luka yang sudah kau torehkan sejak lama,’’ ujar Seokjin dengan nada pelannya, namun penuh dengan penekanan di setiap kata yang ia keluarkan.
Kedua tangan Jisoo terkepal, matanya berkaca-kaca mendengar jawaban Seokjin barusan. Kemudian ia merasa bingung saat sadar bahwa hatinya sakit begitu tahu pria itu telah menemukan perempuan lain. Keraguan kembali menyerangnya, siapa yang dia cintai? Suho atau Seokjin? Yang jelas ia tidak ingin melepas keduanya.
‘’Jangan mencoba membohongiku, Kim Seokjin. Aku tahu kau masih mencintaiku.’’ Nada bicara Jisoo jelas terdengar bergetar, ia berusaha meraih kedua sisi wajah pria tampan itu. Namun dengan mudahnya Seokjin menghindar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love The Painful [SURENE ft. JINSOO]
RomanceIrene awalnya tidak pernah menyangka jika kepulangannya ke Korea akan mengubah banyak hal. Rencana pernikahan Jisoo dan mantan kekasihnya membuat Irene menemui babak baru dalam kehidupannya yang semakin rumit. Ia pikir waktu sudah membawanya berlaya...