Seokjin membuka pintu sebuah kamar, ia langkahkan kakinya perlahan memasuki kamar tersebut sembari membawa nampan berisikan makanan dan beberapa obat. Matanya mengedar kemudian tatapannya terkunci pada sosok wanita yang kini masih tertidur di atas kasur berukuran king size di kamar itu.
Matanya sejenak menoleh ke arah jendela, hujan masih turun dengan sangat lebatnya dan tidak mungkin untuknya membawa Jisoo pulang dengan keadaan seperti ini.
Seokjin kemudian menaruh nampan yang sedari tadi dibawanya di atas sebuah nakas, terletak di samping tempat tidur, kemudian beralih duduk di pinggir kasur. Sejenak pria itu menoleh dan menatap wajah Jisoo yang masih terlelap. Tangannya terulur berniat menyentuh pipi gadis itu, namun perasaan di dalam hatinya kembali bergejolak membuatnya mengurungkan niat. Wajahnya kemudian berpaling, dan memilih menatap kosong ke arah jendela.
Di lain sisi, Jisoo membuka matanya perlahan, ia merasa tubuhnya sangat panas. Sejenak Jisoo berusaha mengumpulkan nyawanya, namun ia tersadar akan sesuatu, hidungnya mencium wangi parfum yang begitu familiar, sesaat kemudian matanya menangkap sosok yang duduk di pinggir kasur tempatnya berbaring di tengah cahaya temaram.
‘’Seokjin?’’ panggil Jisoo lembut.
Seokjin yang merasakan sebuah pergerakan dan mendengar namanya dipanggil lantas menoleh. Untuk beberapa saat ia hanya diam dan sekedar menikmati wajah perempuan yang di depannya, namun kemudian ia tersadar dan berusaha mengendalikan diri.
‘’Oh, kau ternyata sudah bangun. Aku membawakan bubur dan obat untukmu.’’ Seokjin tersenyum tipis ke arah Jisoo, dan kemudian berdiri berniat mengambil nampan yang tadi ia bawa.
‘’Seokjin…’’
Namun panggilan itu menghentikan kegiatannya, beberapa saat kemudian ia merasakan sebuah tangan yang menahan lengannya. Seokjin menoleh dan menemukan Jisoo dalam keadaan duduk sembari menahan lengannya, pandangan gadis itu tampak sendu.
‘’Aku harus pulang,’’ ujar Jisoo.
Seokjin menghela nafasnya dan kembali mendudukkan dirinya di samping Jisoo, ‘’Aku akan mengantarmu besok pagi, di luar sedang hujan lebat dan beberapa jalanan menuju Seoul sedang ditutup.’’
Jisoo kemudian terdiam, Seokjin yang merasa canggung untuk sekedar berada di dekat perempuan itu berniat pergi. Ia perlahan melepaskan genggaman Jisoo pada lengannya namun perempuan itu malah mempererat genggamannya, ia bahkan mendekatkan dirinya pada Seokjin dan bersandar pada punggung pria itu.
‘’Tetaplah di sini, aku mohon.’’ Jisoo melepaskan genggamannya pada lengan Seokjin, kemudian beralih memeluk tubuh pria itu dari belakang.
Seokjin hanya memejamkan matanya, berusaha menahan gejolak dalam dirinya. ada perasaan hangat yang seolah merengkuhnya, namun kenyataan bahwa Jisoo sebentar lagi akan dipersunting orang lain kembali menamparnya dengan keras.
‘’Rasanya masih sama,’’ ujar Jisoo yang membuat mata Seokjin yang sebelumnya terpejam kini terbuka. ‘’Masih hangat dan sangat nyaman.’’ Jisoo menyandarkan kepalanya di punggung Seokjin, dan perlahan memejamkan matanya menikmati kenyamanan yang ada pada pria itu.
‘’Dan punggungmu masih menjadi tempat fevorit bagiku.’’ Suara lembut Jisoo seolah menjadi alunan merdu di telinga Seokjin.
‘’Biar kunyalakan lampunya,’’ ujar Seokjin.
‘’Tidak. biarkan saja seperti ini,’’ balas Jisoo sembari mengeratkan pelukannya.
Seokjin merasa dejavu, kenangan masa lalunya dan Jisoo kembali terbayang dalam ingatannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love The Painful [SURENE ft. JINSOO]
RomanceIrene awalnya tidak pernah menyangka jika kepulangannya ke Korea akan mengubah banyak hal. Rencana pernikahan Jisoo dan mantan kekasihnya membuat Irene menemui babak baru dalam kehidupannya yang semakin rumit. Ia pikir waktu sudah membawanya berlaya...