29. "About taste"

971 127 34
                                    



"Wah! Bukankah ini sangat cantik?" Mata Jisoo berbinar saat melihat gaun yang ditunjukkan Seulgi padanya. Ia kemudian berbalik dan menunjukkannya pada Suho.

"Lihatlah, sangat cantik kan?" tanya Jisoo.

Suho awalnya hanya memandang datar pada gaun itu, namun melihat reaksi Jisoo yang tampak antusias ia pun mencoba mengiyakan dan tersenyum.

"Nona Irene merancangnya khusus dan dibuat sangat istimewa dari gaun-gaun sebelumnya, dia bahkan rela tidur larut untuk mengerjakan setiap detailnya," jelas Seulgi membuat Jisoo tampak tak percaya sekaligus terharu.

"Benarkah? Aku sangat berterima kasih padanya. Tapi, di mana Irene?" tanya Jisoo saat matanya tidak menangkap sosok perempuan itu di sana.

"Oh, Nona Irene punya sedikit urusan. Dia sepertinya tidak datang hari ini, jadi dia menyuruhku untuk menjaga butik sekaligus membimbing beberapa pegawai baru di sini," ujar Seulgi sembari menunjuk beberapa pegawai yang tampak asing di sana.

"Kau tidak tahu dia kemana?" tanya Suho penasaran. Namun tampaknya pertanyaan Suho itu membuat Jisoo menoleh dan memandangnya dengan tatapan yang sulit diartikan.

Seulgi menggeleng, "Nona Irene hanya bilang kalau dia punya urusan lain dan menyuruhku menjaga butik," ujarnya. Ada sedikit kekecewaan dalam hati Suho saat mendengar jawaban Seulgi, namun pria itu memilih mengangguk sebagai responnya.

Mungkin bagi orang lain pertanyaan Suho tadi cukup sederhana, tapi bagi Jisoo tidak. Terlebih mengingat bagaimana masa lalu Suho dan Irene, semuanya tidak sesederhana yang dipikirkan. Jisoo tahu, di dalam pertanyaan Suho tadi ada sebuah perasaan yang terselip di sana.

"Boleh aku mencobanya sekarang?" tanya Jisoo berusaha mengalihkan topik.

"Oh, tentu. Silahkan lewat sini," ujar Seulgi, kemudian menuntun Jisoo ke ruang ganti.

Sementara Suho, dia memilih duduk pada sofa tunggu yang tersedia di sana, dan membuka ponselnya sembari menunggu.

***

"Menurut Oppa gaun mana yang cocok untukku? Yang ini? Atau yang ini?" Tzuyu menunjukkan dua buah gaun yang berada di tangannya pada Seokjin, pria itu tampak melirik dengan tatapan datar.

"Aku tidak tahu selera wanita. Kau pilih sendiri saja," ujar Seokjin sembari mendudukkan dirinya di salah satu sofa yang terletak di sana.

Tzuyu memutar bola matanya malas saat mendengar respon Seokjin. "Tapi setidaknya berikan aku pendapat, Oppa. Kau yang akan menjadi pengantin pria, dan kau juga pasti senang kalau aku tampil dengan gaun yang sangat cantik. Ayolah, menurutmu mana yang bagus?" ucap Tzuyu. Seokjin terdiam sejenak, kemudian menghela napasnya perlahan.

"Yang ini," pilih Seokjin dengan asal.

"Baiklah, aku akan mencobanya." Tzuyu tersenyum manis kepada Seokjin, kemudian melenggang ke ruang ganti. Sembari menunggu Tzuyu, Seokjin mengedarkan pandangannya. Ini butik Irene, Seokjin tidak terkejut karena memang Ibunya yang memilih butik untuk mereka. Tanpa sengaja matanya menangkap seorang pria yang juga duduk tak jauh darinya, namun ia memutuskan untuk kembali sibuk dengan pikirannya.

Seokjin tersenyum nanar, ia ingat beberapa tahun yang lalu. Ia pernah mencoba pakaian pengantin bersama Jisoo, padahal saat itu mereka berdua masih berstatuskan sebagai mahasiswa semester semester dua.

Saat itu mereka berdua berjalan kaki pulang dari kampus, tanpa sengaja menemukan sebuah pakaian pengantin yang sangat indah di sebuah butik dan memutuskan untuk mencobanya. Hanya sekedar mencoba, mengingat saat itu mereka masih sangat muda.

Love The Painful [SURENE ft. JINSOO]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang