Seokjin berdiri menatap gadis di hadapannya, matanya seakan tak ingin melepas kontak dari perempuan cantik itu. Sudah lebih dari 20 menit ia menyaksikan seseorang yang masuk daftar penting dalam hidupnya tengah tenggelam dalam tangisan.
''Maaf,'' entah untuk ke berapa kalinya bibir pria itu melafalkan kata yang serupa.
''Kau jahat! Kenapa kau memyembunyikan ini padaku? Bukankah kau yang paling tahu tentang masa laluku?'' air mata itu masih setia jatuh membasahi wajah Irene, kini ia terduduk lemas di lantai tak tahan dengan kenyataan yang mengantarkannya pada jeritan luka perpisahan masa lalu.
Seokjin sebelumnya tidak tahu apa yang terjadi dengan gadis bermarga Bae itu, yang jelas Irene tadi menelponnya dengan suara serak serta deselahi beberapa kali isak tangis lirih, hal itulah yang mampu membuat Seokjin bergegas ketempat Irene, bukan rumah keluarga Kim Jisoo, namun apartement pribadi Irene yang terlihat siap untuk dihuni kembali.
Bahkan waktu Irene menghubunginya benar-benar tidak tepat di tengah rapat perusahaannya, dengan berat hati pria Kim itu memutuskan menghentikan rapat dan melanjutkannya besok. Bagaimanapun Irene adalah salah satu sosok yang penting dalam hidupnya, kehadiran gadis itu sama seperti Jisoo, ia mencintai Irene seperti adiknya sendiri berbeda dengan cintanya pada Jisoo yang layaknya seorang pria pada wanita.
Seokjin kini lebih mendekat pada Irene, berjongkok di depan Irene untuk menyamakan tingginya dengan gadis yang tengah terduduk lemah itu. Tangannya terangkat menghapus bulir-bulir air yang berasal dari mata indah itu.
''Maafkan aku, ini benar-benar diluar kendaliku. Tapi tolonglah.. tolong berdamailah dengan masa lalumu, kau hanya akan tersiksa jika terus menghindari seseorang yang kau cintai.''
''Tidak segampang itu Seokjin! Kau tahu seberapa terkejut dan sakitnya aku saat tiba-tiba bertemu dengan orang yang paling aku hindari.''
''Akupun begitu Irene, orang yang tersakiti di sini bukan hanya kau. Tapi aku, Suho, bahkan Jisoo, tanpa kau sadari kami semua juga tersakiti dengan awal yang kau timbulkan.'' Seokjin mentap Irene dalam berharap agar gadis itu mengerti, tangannya kini memegang pundak Irene.
''Kau meninggalkan Suho dengan alasan yang tidak jelas, jadi tolong berdamailah, kau tidak punya hak untuk membenci Suho.'' Lanjutnya membuat Irene menatapnya nyalang.
''Apa yang kau tahu Seokjin? Apa hakmu mengatakan hal seperti itu?'' Tanya Irene dengan nada tinggi, tangisannya makin menjadi-jadi.
''Kalau begitu jelaskan kesalahan apa yang Suho lakukan padamu hingga menjadi seperti ini, kau meninggalkannya dengan mengatakan kalau kebahagiaannya bukan bersamamu, lalu apakah kau lihat sekarang dia bahagia tanpamu?'' Tanya Seokjin frustasi dengan sikap keras kepala Irene
''Aku tidak punya alasan lain.'' Jawab Irene pelan.
''berarti kau memang tak memiliki hak untuk menghindarinya.''
Seokjin kemudian menarik tubuh Irene, menyandarkan kepala gadis itu pada dadanya, memeluk tubuh itu dengan erat seolah tak ingin udara dingin menyentuhnya, tangannya terangkat membelai lembut rambut Irene kemudian memejamkan mata saat wangi rambut itu menelusupi indra penciumannya, sekejap Seokjin terlena.. andai Jisoo tak pernah hadir dalam hidupnya maka sudah dapat ia pastikan akan terjerat pesona pemilik wajah bidadari di depannya itu.
***
Jisoo mondar-mandir di apartement Suho sembari menggigit kecil telunjuknya, perasaan kahwatir menghinggapi hati dan pikirannya, matanya kemudian melirik jam dinding yang tak jauh dari sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love The Painful [SURENE ft. JINSOO]
RomanceIrene awalnya tidak pernah menyangka jika kepulangannya ke Korea akan mengubah banyak hal. Rencana pernikahan Jisoo dan mantan kekasihnya membuat Irene menemui babak baru dalam kehidupannya yang semakin rumit. Ia pikir waktu sudah membawanya berlaya...