22. "Don't Want To Let Go"

766 98 23
                                    

Irene menghapus jejak air matanya, pikirannya kacau mengingat insiden di rumah orang tua Jisoo tadi. Ini tengah malam, seharusnya ia sudah tidur beberapa jam yang lalu, tapi pikirannya tidak membiarkan matanya memejam.


Ia berjalan ke dapur dan mengambil segelas air putih. Kemudian, tanpa sengaja ia melihat kotak musiknya yang terletak di samping kabinet. Ia mencoba tersenyum dan mengambilnya.


Irene terduduk di lantai dapur dan mulai memainkan kotak musik itu. Terdengar nada-nada yang mengalun lembut dari sana, Irene terus menatap bagaimana kotak musik itu memainkan nadanya. Tak berselang lama, tiba-tiba ponselnya berbunyi nyaring. Ia berjalan ke meja makan dan melihat nama yang tertera di layar.


Suho


Irene tidak bisa mengangkatnya. Setidaknya tidak untuk sekarang dan mungkin beberapa waktu ke depan, ia memilih mengabaikannya dan terus memainkan kotak musiknya. Suho menelepon lagi, dan terus begitu selama 30 menit.


Lama kelamaan Irene mulai jengah. Akhirnya ia meletakkan kotak musiknya dan meraih ponselnya. Matanya melihat layar yang masih menyala, namun nomor baru yang tertera di layar itu.


Sejenak Irene berpikir dan memutuskan untuk menjawabnya.


''Halo?'' ucapnya


Hening sejenak, tak ada suara di ujung sana.


''Kau belum tidur? Hari sudah larut kan?''


Irene merasakan napasnya tercekat. Suara itu.. suara yang sangat ia kenal


''Kenapa kau meneleponku?'' tanya Irene pelan.


''Aku mengkhawatirkanmu, Irene.''


Irene memijit pelipis kirinya, ia bingung harus menjawab apa.


''Irene...'' Suho memanggilnya lembut. ''Maafkan aku, ini semua salahku.''


Irene menghela napasnya dan terduduk.


Jujur, Irene merasa lemah mendengar nada bicara Suho yang memelas seperti ini.


''Sebaiknya kita akhiri... aku tidak sanggup untuk terus seperti ini, Suho..'' jawabnya lemas, sementara Suho terdiam di sana, ''Tolong mengertilah, pikirkan bagaimana perasaan Jisoo,'' kata Irene.


''Tapi bagaimana dengan kita? Aku mencintaimu, sangat. Tidakkah kau juga mencintaiku?''


Sekarang Irene yang terdiam, lalu seperti sedang berbicara dengan dirinya sendiri ia menjawab, ''Aku tidak bisa...''


Terdengar Suho menghela napasnya di ujung sana. ''Aku yakin semuanya akan berakhir, tapi aku tidak bisa melepasmu. Aku terlalu mencintaimu sampai rasanya cinta ini bisa membunuhku kapan saja. Kau duniaku, Bae Irene.''


Irene merasakan hatinya bergetar, pengakuan Suho membuatnya berada dalam posisi yang tidak seharusnya. Bagaimana mungkin ia masih berpikir untuk meladeni pria itu saat semuanya sudah terungkap?


''Lalu bagaimana denganku, Suho?'' jawabnya bergetar. ''Apakah kau pernah memikirkan perasaanku dan Jisoo secara bersamaan? Kau selalu bertindak egois dan seolah tidak peduli dengan perasaan Jisoo!'' katanya lagi dengan sedikit nada tinggi. Irene menutup wajahnya dengan sebelah tangan, mengusap-usapnya pelan dan mencoba menjernihkan pikirannya. ''Beri aku alasan kenapa kita... masih harus melanjutkan hubungan yang salah ini,'' lanjut Irene. ''Sejujurnya, apa yang kudapatkan selain menyakiti orang lain dengan hubungan ini?''


Love The Painful [SURENE ft. JINSOO]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang