25. "Love That Is Still Intact"

866 117 27
                                    




Irene memandang lemah dinding di depannya, ia mengusap pelan kedua lengannya dan berusaha mengusir rasa dingin yang menjalar, dengan sisa kekuatan yang ada ia berusaha menjaga kesadaran, mencegah kantuk yang dapat membuatnya terlelap.


Sudah lebih dari tiga jam, dan belum ada tanda bahwa operasi selesai dilakukan. Hal yang membuat rasa takut semakin pekat dalam benaknya. Irene mengusir semua pikiran buruk yang mulai berkuasa, ia tak ingin Jisoo mengalami hal buruk bahkan hanya dalam bayangannya sekali pun.


Suara riuh terdengar, Irene kembali terjaga secara penuh. Dengan hati-hati ia kembali mengintip di balik dinding, matanya berkaca-kaca dengan tangan yang membekap mulut saat melihat pintu ruang operasi itu terbuka. Jisoo yang tampak terbaring tak sadarkan diri sedang di dorong oleh beberapa perawat keluar dari ruangan itu.


Kemudian tampak dokter yang menangani operasi Jisoo barusan juga berjalan keluar, sosok itu langsung  dikerumuni dengan orang tua Jisoo di sana.


‘’Dokter ada apa?’’ tanya Ibu Jisoo.


‘’Semuanya baik-baik saja kan, dok?’’ Kini Ibu dari Suho yang tampak khawatir dengan keadaan sang calon menantu.


Tapi dokter tersebut hanya bisa memandang lesu dengan senyum putus asa ke arah kerumunan di sana.


***

Setelah mendengar penjelasan dokter, Suho terdiam dan menatap pantulan cahaya lampu dari lantai rumah sakit. Keadaan Jisoo saat ini seolah membuatnya benar-benar terpukul.


Lemah dan menjijikkan!


Dua kata yang berhasil Suho sematkan pada dirinya sekarang. Langkahnya kembali terhenti dengan tangan yang menyentuh kepalanya, terasa pening yang menjalar di sana. Ia beralih mendudukkan tubuhnya di kursi tunggu yang ada di sana, mengingat bagaimana perlakuan lembut Jisoo padanya selama ini. Semuanya mendorong Suho semakin dalam pada lubang keputusasaan.


Air matanya jatuh, beriringan dengan detik yang setiap saat berlalu. Hingga seseorang berjongkok di hadapannya, mengadahkan kepala dan membuat mata mereka bertatapan dan Suho merasa semakin hampa.


‘’Apa yang terjadi pada Jisoo?’’ lirih Irene dengan sorot mata memohon dan masih mempertahankan posisinya. Suho memejamkan mata, ia hanya semakin lemah melihat tatapan pilu dari gadis itu, tanpa berniat menjawab pertanyaan Irene, Suho memilih berdiri dari duduknya dan melangka pergi membuat gadis itu berusaha mengejarnya. ‘’Suho! Suho jawab aku!’’


Irene terhuyung ke belakang saat Suho menepis kasar tangannya, tapi itu tak mengurungkan niat Irene saat Suho kembali melangkah.


‘’Suho! Kenapa dengan Jisoo?!’’


Gadis itu mengepalkan tangannya saat melihat Suho yang tampak tidak memiliki niat untuk menjawab pertanyaan yang dia ajukan. Irene sudah berlari, berusaha mengejar langkah Suho yang semakin cepat berusaha meninggalkannya, dengan air mata yang berjatuhan Irene menatap nyalang punggung lebar Suho yang terlihat angkuh di hadapannya.


‘’Suho! Jawab aku!’’ Irene semakin mempercepat langkahnya dan menarik lengan lelaki itu cukup keras. ‘’Suho!’’


Keduanya terhenti, saling melempar pandangan tajam dengan kedua tangan yang terkepal erat.


‘’Apa yang terjadi padanya? Jangan lupa bahwa aku juga keluarganya! Aku berhak tahu keadaannya sekarang!’’


Suho memejamkan mata sebelum kembali menatap Irene. ‘’Pulanglah, ini sudah malam.’’ Pria itu kembali membalikkan tubuh, meninggalkan semua rasa tertusuk yang menimpa Irene saat ini.


Love The Painful [SURENE ft. JINSOO]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang