34. "Farewell and Reunion"

966 117 36
                                    


Tzuyu duduk di salah satu kursi ruang tunggu bandara, matanya terpaku pada untaian kalimat dari novel yang dipegangnya. Tatapan orang-orang tak pernah lepas darinya, namun ia berusaha untuk acuh.

Sebentar lagi ia akan meninggalkan Korea, dan meninggalkan kenangannya selama tinggal di Negeri Ginseng tersebut. Sepasang kaki berhenti di hadapannya membuat matanya teralihkan dari novel yang sedari tadi ia baca.

Tampak Choi Minho yang tak lain adalah kakaknya kini berdiri menjulang di hadapannya, pria itu tampak memberikan minuman kaleng pada Tzuyu yang langsung diterima perempuan itu. Kemudian Minho beralih mendudukkan dirinya di samping Tzuyu.

Pada awalnya keduanya hanya terdiam, tampak sibuk dengan kegiatan masing-masing. Tzuyu dengan novelnya, dan Minho dengan ponselnya. Namun, selang beberapa waktu Minho kemudian mamasukkan ponsel tersebut ke dalam saku celananya, dan beralih menatap sang adik dari samping. Tanganya terangkat untuk mengelus surai halus perempuan tersebut.

Tzuyu menoleh saat merasakan sebuah tangan mengelus rambutnya, dan menemukan Minho yang tampak menatapnya dengan sorot mata lembut.

‘’Kau menyesal?’’ tanya Minho.

Tzuyu tahu kemana arah pembicaraan yang Minho tuju, ia sedikit menyunggingkan senyuman di wajahnya, kemudian perlahan menggeleng. ‘’Aku mungkin akan lebih menyesal jika melanjutkan pernikahanku dengan Seokjin Oppa,’’ jawabnya.

Minho hanya mengangguk kecil mendengar jawaban Tzuyu, tangannya masih setia mengelus surai lembut tersebut, bahkan menarik kepala adik perempuannya itu untuk bersandar di bahunya. Tzuyu hanya menurut, sudah lama rasanya ia tidak bersikap manja pada sang kakak.

‘’Oppa,’’ panggil Tzuyu yang hanya di balas dehaman dari Minho.

‘’Apa Ayah akan memaafkan ku?’’ tanyanya tiba-tiba.

Untuk sejenak Minho terdiam, kemudian mengecup puncak kepala Tzuyu. ‘’Ayah hanya butuh waktu untuk membuat semuanya menjadi normal.’’

‘’Tapi Ayah bersikeras menyuruhku meninggalkan Korea.”

‘’Kau tahu Sayang? Ayah melakukan itu agar publik tidak menghujatmu habis-habisan. Kau harus tahu bahwa Ayah sangat menyayangimu.’’ Tzuyu mengangguk pelan mendengarkan penuturan Minho.

Tak lama kemudian suara pengumuman terdengar, mengintruksi kepada semua penumpang pesawat tujuan Spanyol untuk segera bergegas menaiki pesawat.

Tzuyu dan Minho pun kemudian berdiri dari duduk mereka dan bergegas, namun langkahnya tak sengaja terhenti saat seseorang terdengar memanggil mereka.

Saat Tzuyu dan Minho membalikkan tubuh, tampak Seokjin yang berjalan setengah berlari ke arah mereka, pria itu tampak berusaha menormalkan napasnya saat tiba di hadapan Tzuyu dan Minho.

‘’Seokjin?’’ panggil Minho.

‘’Kenapa tidak memberitahuku kalau kalian akan pergi?’’ ujar Seokjin setelah napasnya kembali normal.

Tzuyu dan Minho saling menatap, kemudian tersenyum. ‘’Maafkan aku kawan, aku lupa,’’ ujar Minho dengan enteng membuat Seokjin melongo tak percaya.

‘’Bagaimana mungkin kau bisa melupakan temanmu? Dasar jahat.’’

Ucapan Seokjin mampu membuat Minho dan Tzuyu sedikit terbahak, hal itu membuat Seokjin semakin kesal.

‘’Maaf,’’ ujar Minho sembari menatap Seokjin. ‘’Aku memutuskan menemani Tzuyu untuk kembali ke Spanyol, dan berencana untuk menetap di sana.’’

‘’Kau serius?’’ tanya Seokjin yang dihadiahi anggukan dari Minho.

Seokjin kemudian mengalihkan pandangannya, sekali lagi ia akan kehilangan temannya, nafasnya yang berhembus terdengar seperti orang yang pasrah, kemudian Seokjin kembali menatap kedua orang di hadapannya tersebut.

Love The Painful [SURENE ft. JINSOO]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang