"Aku menolak. Dia kartu as ku, jika kau macam macam pada rencana ini, bisa gawat loh." Kata kisaki saat itu sambil memperingati Osanai di depan anggota Moebius.
"Perempuan sialan itu, satu satunya otak yang paling mudah di manfaatkan kau tau? Jika kau ingin dia hancur, coba saja, aku yakin kau duluan yang hancur loh." Sambung kisaki sambil menyeringai sendiri.
"Pantas saja kisaki itu menolak permintaan osanai untuk menikmati perempuan itu" gumam Hanma sambil menyeringai
"Toh ternyata dia belajar boxing, dan beberapa bela diri lainnya, wajar jika kisaki memperingati nya. Osanai bisa mati di tangan perempuan dan menjadi bahan tawaan sebulan."
***
"Cih tangan ku kram." Gumam [Y/n] sambil meregangkan tangannya.
"Kau tak apa? Tangan mu kelihatan terlalu kaku." Sahut Luna sambil membawa bento miliknya.
"Ah iya, tak apa, hanya keram biasa." Sahut [Y/n] sambil menyipitkan matanya dan melihat mata kanan Luna.
"Oi. Matamu kenapa?" Tanya [Y/n] sambil mendekat ke muka luna.
"[Y/n]... Sudahlah, perhatian mu tak akan membuat mata ku kembali ke semula."
"Tapi uang ku bisa, temui aku di gerbang, jangan anggap ini perhatian dari ku, hanya saja sahabat (baca: pion) ku tak boleh kelihatan cacat." Balas [Y/n] sambil memperlihatkan aura uang nya.
"Kita cek itu apa, bintil, bisul, atau jerawat, jelas aneh kalo terletak di kelopak mata." Kata [Y/n] final.
"Bukankah kau senang. Kau senang penampilan ku begini kan." Kata Luna sambil memandang kesal [Y/n] yang seperti nya sedang memamerkan kekayaan.
"Terserah kau mau apa, tapi sudah ku bilang bukan aku tak suka dengan sahabat (pion) cacat."
"Aneh, ini bukan dirimu yang biasanya. Kau yang biasa pasti akan panik setengah mati tapi mencoba untuk sabar, dan setelah mendengar kata kata ku barusan pasti kau akan menampar ku."
"Kau pengen di tampar luna-chan?" Tanya [Y/n] dengan muka santai nan datar.
"Tidak makasih." Sahut Luna sambil memandang datar ke tempat lain.
Tangan kanan [Y/n] mengelus pucuk kepala luna.
"Kau tau, seseorang yang cacat akan susah di kemudian hari. Kau itu harus sempurna, kau mau bebas dari keluarga mu itu kan? Keluarga yang sama sekali tak peduli, anaknya sakit atau tidak, selama kau hidup itu bukan masalah. itu kan prinsip mereka? Luna."
'Dan aku yang membunuh diriku yang cacat pun selalu menyalahkan mu secara sepihak, hanya karna alasan kaulah penyebab si sialan itu berpaling.' Batin [Y/n] sambil memandang sendu ke arah Luna.
"Aku ga terima kalau kau terlambat turun ya. Setidaknya, kita sembuhkan mata mu itu, akan bahaya kalau ternyata itu katarak. Meski aku ga tau katarak itu bentuknya gimana." Kata [Y/n] sambil menoel noel mata luna.
"Hei! Jangan sentuh, sakit tau!" Larang Luna yang merasa kesakitan.
"Iya iya."
'Kau itu baik (mungkin?), hanya saja iri mu itu yang kebanyakan.' Batin [Y/n] sambil menghela nafas panjang.
'Capek juga lama lama dia harus pura pura begini. Berpura pura baik ke luna itu menyebalkan, aku merasa aku lah antagonis di sini. Hagh aku krisis peran.' Batin nya sambil meregangkan kembali tangan yang keram tadi.
***
Sementara itu di masa depan.
"...."
"...."
KAMU SEDANG MEMBACA
My revenge {Sano Manjirou X Reader}
CasualeSetelah mati karna bunuh diri dan kembali ke 12 tahun yang lalu, kali ini aku akan membalaskan dendamku sekaligus melepas semua yang sudah lu paksa ambil