~7 Sepupu

3.2K 609 190
                                    

Sehabis meminta maaf, [Y/n] membalas pelukan Luna.

Yah ini sama dengan alur masa lalu yang ia ingat, hanya berbeda kondisi saja.

Menyebalkan juga mendengar fakta bahwa Luna bukan antagonis di seluruh sudut pandang dua juga 'korban' dalam beberapa kisah. entah keajaiban macam apa yang di dapat manusia satu ini sampai dirinya di masa depan tak terkena penyakit kelamin karena ulah sang kakak tirinya.

Mungkin ini juga lah yang membuat [Y/n] menemukan celah agar memanfaatkan kondisi tersebut, kejam memang, karna tak mempedulikan seseorang yang jelas dia tahu sudah terkena penyiksaan, dan di masa depan yang entah berapa tahun lagi, perempuan yang memeluknya ini akan di gilir para pria hidung belang karna ulah sang kakak tiri.

'Siapa orang jahat di sini sih.' Batin [Y/n] sambil menghembus nafas pelan mencoba mengabaikan hati nurani nya yang merasa kasihan dan meminta agar tak melanjutkan balas dendam. Sambil membuka pintu dengan perlahan, dan menggandeng tangan Luna yang masih bergetar, [Y/n] pun cuma melirik sebentar mimik wajah Luna yang ketakutan.

Sendal untuk keluar pun di lepas dan langsung memakai sendal khusus di rumah. Manik mata [Y/n] pun memandang ke arah sepatu milik ayahnya yang terkapar dengan berantakan.

"Setidaknya kakak tiri mu tak tau kalau kita temanan, Kan." Tutur [Y/n].

Bukan akting, bukan permainan. Ini kejadian yang tak akan di sukai semua wanita secara normal, siapa sih yang mau di siksa, dan di gilir oleh pria pria hidung belang? Anggap saja ini rasa simpati [Y/n] yang tak pernah di tunjukannya dulu.

"Tunggu di sini, jika merasa ga enak bisa bilang padaku." Ujap [Y/n] sambil berjalan ke arah dapur.

"OKAA-SAN! TEH DI MANA?!" Pekik [Y/n] dengan suara yang menggelegar.
Tentu di sahut dengan suara yang tak kalah nyaring dari lantai atas.
"HA?!"

"TEH DI MANA."

"LEMARI NOMER 2 PALING KIRI BAWAH!" Jawab ibu [Y/n] sampai terdengar suara kasur

"...."
[Y/n] bukan anak polos yang akan ke atas dan tanya emaknya ngapain, jadi dia akan tutup mulut dan telinga soal ini, jelas emak dan bapaknya sedang bercocok tanam di kamar.

Di buka lemari itu dan di ambil teh saset di sana. Sambil membuat teh dengan santai bahkan berjalan ke tempat luna tanpa hambatan kayaknya ada yang kurang ya.

Oh tentu ada dong.

BRAK!

Pintu di dobrak dengan tak ada akhlak oleh seseorang

Memakai kacamata dengan seringai orang jahat, Luna bergidik takut memandang orang itu, dan [Y/n] yang tau reaksi Luna maupun kedatangan sepupunya yang sudah pernah ada di masa lampau pun hanya menatap datar pintu yang rusak.

"Ganti rugi, cepat." Ujar [Y/n] lalu menodong piso buah yang seharusnya di pakai untuk ngupas buah.

"Weh weh santai! Aku datang dengan dama-"

"Damai, damai! jodoh kau mimiperi, ini pintunya rusak! Ganti kau!" Potong [Y/n], kali ini dengan nada ngajak berantem,

"Datang tiap hari kayak jelangkung. Mondar mandir, curhat sana sini, capek aku dengarnya njing, kalo mau minta tips pdkt dengan orang yang berpengalaman napa?! Aku tuh jomblo!" Ujar [Y/n] sambil membongkar nasib ngenesnya.

Yah sulit di akui tapi ayo kita lihat. Inilah sepupu [Y/n]. Yang awalnya memiliki warna rambut hitam malah di cat menjadi kuning, manik mata Biru yang samaan dengan [Y/n], dan kulit sawo matang(?) Atau mungkin lebih baik di sebut kecoklatan saja. Kisaki Tetta lah namanya.

Dari beberapa minggu yang lalu kisaki yang datang dengan alasan ga bisa move on karna tertolak seseorang dan berbagai hal, sampai akhirnya dia malah datang tiap tak di undang ke rumah [Y/n].

Sabar ya [Y/n], anda harus sabar dan tabah dengan hal hal macam ini.

"Nah tarik nafas, dan buka mulut." Titah [Y/n] di turuti saja oleh Kisaki.

[Y/n] memasukan beberapa buah yang di potong potong, jeli kecil, dan susu ah jangan lupa es batu. Jadilah es buah sekali lahap.

Pengennya sih tambah racun tapi dia terlalu dini jika sampai ketahuan dan masuk penjara.

"Nah beres. Pulang kau sana." Usir [Y/n] lagi sambil mendorong Kisaki ke arah pintu keluar.

"Oi [Y/n], jika aku memb-"

"Ogah. Aku tak mau terlibat dengan urusan mu." Tolak [Y/n] sebelum Kisaki menawarkan dirinya masuk ke geng yang di buatnya.

"Lagi pula kalau mau rencana dariku bilang aja sih, atau mau revisi rencana? bayar! untuk harga sepupu diskon 70% dari harga yang awalnya 1.500 yen menjadi 7.600 yen."
Ucap [Y/n] dengan nada mbak mbak sales.

".... Kok harganya malah naik ya." Batin Kisaki sambil memandang curiga sepupunya.

Sedangkan yang di tatap memandang tanpa dosa ke arah sepupunya ini.
Ngeri sih. Apalagi tatapan Kisaki itu kayak om om pedo bagi [Y/n].

Sedangkan di sisi Kisaki, manik matanya itu sendiri tak mungkin berbohong melihat [Y/n] sebagai permata buruk dulunya, entah sejak kapan juga [Y/n] malah menunjukan harga dari permata yang dia anggap buruk dulu.

Tangan lentik [Y/n] memegang kasar dagu Kisaki.

"Ku beri satu tips gratis..... 'Jika orang yang kau targetkan punya mental lemah, targetkan yang ada di sekitarnya'."
Kata kata yang teringat di benak [Y/n], membuat keringat sebesar bulir jagung itu turun dari dahi menuju pipi nya, mulutnya tertutup rapat seolah tak akan mengeluarkan ide itu seperti saat dulu, sembari menelan kasar saliva nya, dirinya pun melaksanakan sebagian hal yang pernah ia lakukan dulu, dengan tatapan tajam dan intimidasi yang menurun dari ayahnya, Kisaki sendiri pun akan tertegun sejenak melihat aura [Y/n] yang berubah.

"Perempuan manapun suka dengan yang dompet tebal."

Kata kata itu berhasil lolos dengan kecanggungan yang juga terasa berat, kisaki menatap dengan speechless dan [Y/n] sedang mengutuk dirinya karna tak sengaja keceplosan fakta.
Dengan mundur beberapa langkah dan mengambil pintu yang di dobrak. [Y/n] pun mulai memasang kembali pintu nya, aneh sih bisa di bongkar pasang pintunya. Tapi tak usah pedulikan hal itu, mungkin author nya terlalu kismin kalo harus sewa tukang pembenar pintu.

Sambil berjalan dengan cepat ke tempat Luna terlihat lah di sana perempuan itu sedang menunduk dengan teh nya yang sudah habis.
"Enak ya jadi kau. Kau tak perlu merasakan hal yang ku alami." Gumam Luna sambil mencengkeram tangan [Y/n].

"... Luna-chan satu hal yang harus kau tau..." kata [Y/n] sambil menahan tangan Luna dengan satu tangannya lagi, tentu tangan kiri luna mencoba menahan tangan satu lagi itu.

Tapi nihil karna mungkin stamina dan kekuatan [Y/n] lebih di atas nya, yang alhasil membuat Luna mencium lantai.

"Kau tak boleh membalas air susu dengan tuba." Lanjut [Y/n] lalu melepaskan tangannya dari tangan Luna.

"Aku bisa saja mengatakan lokasi mu pada orang yang kau takuti itu. Atau menyiksa mu lebih parah dari kakak tiri mu itu." Batin [Y/n] sambil memandang Luna dengan datar, sama seperti tatapan Luna saat melihat dia mati di masa depan.

"Goblok ya. Kita bisa menjadi antagonis di sudut pandang orang lain." Gumam [Y/n] lalu memapah Luna.

"Orang tua mu?"

"Mereka besok baru pulang" jawab Luna datar sembari menatap ke arah tanaman hias.

"Nginap saja di sini. Aku akan menyiapkan kamar tamu untuk mu." Ujar [Y/n] sambil berjalan mengambil kunci kamar tamu.

'Kali ini saja, aku menolong mu sebagai sesama wanita,
di masa lalu aku memaksa mu pulang tapi karna kali ini aku menolong mu, ku harap kau masih bisa balas budi.' Batin [Y/n] lalu melihat ke kamar tamu itu.

Tiap nemu FF tokyo revenger pasti aja si Kisaki ini musuh :v atau engga orang yang di takutin reader. Jadi yaudah lah :v ayo buat terobosan baru //bawa perosotan kolam renang//

My revenge {Sano Manjirou X Reader}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang