~24 sang boneka

695 159 5
                                    

Balik balik setelah menonton tawuran dan bernegosiasi dengan Mikey. Kisaki yang baru aja masuk ke dalam rumah keluarga [L/n] malah melihat pemandangan paling tak menyenangkan, keluarga ini bukan keluarga baik baik seperti image anak tunggal mereka.

Sebuah pemandangan paling menjijikan di antara segala pemandangan, Tak salah kalau dirinya beranggapan untuk memasukkan [Y/n] ke Valhalla dulu sebelum perempuan ini menolak dengan tegas karna tak mau jadi bandel.
"Ah Tetta.... Harusnya kau mengetuk pintu dulu agar tak melihat mayat sampah tak berguna ini yang baru selesai ku jadikan Lego baru." Ucap perempuan berambut hitam sepunggung itu, Manik mata biru yang tak sedang memakai softlens terlihat lebih pekat dari pada biasanya.

Tapi apa peduli Kisaki? Dirinya tak peduli meski lelaki malang yang ada di depannya ini malah menjadi makan malam keluarga [Y/n], asal ia tak di ajak makan daging manusia dia akan diam saja.

"Kenapa bisa ada mayat orang di sini?" Tanya kisaki sembari mendudukkan diri di sofa. Capek dia melihat para monster di sekitarnya, apalagi monster gak bertali padahal jika di tangkap sudah pasti menjadi bidak paling berguna.

"Hmm? Dia bajingan yang ku suruh bermain bersama Luna. Aku sudah membayar mereka dan bilang besok baru datang ke sana eh mereka bandel dan berakhir tewas. Dia masih hidup karna kelalaian wanita kupu kupu di sana, jadi dia mendatangi rumah ini dan hendak membunuh ku. Yah anggap aja ini pembelaan anak kecil." Jelas [Y/n] panjang lebar tak lupa sembari melempar sarung tangan yang ia pakai sebelum memotong motong mayat lelaki itu.

"..... Bakar aja deh." Gumam nya lalu membopong potongan tubuh itu ke halaman belakang untuk di bakar."

Satu kata dari batin Kisaki setelah mendengar penjelasan [Y/n]. Sinting.

Apa benar dia adalah anak kecil yang masih SMP kelas 2? Seingat nya [Y/n] masih kategori manusia normal di dalam rumah ini, sejak kapan pula DNA bapak nya terwaris secara tiba tiba ke perempuan satu ini?!

Menghembuskan nafas perlahan sambil mengusap wajah dengan kasar, ah ayolah dia pindah ke sini juga karna untuk melancarkan dan mengamankan diri andai kata rencana nya gagal dan terbongkar ke pulicing, Masalah keluarga di sini tak ada hubungannya sama dia asal dia tak di usir.

"Keluarga abnormal. Bapak nya eksekutor, emak nya salah satu assasin berkedok dokter, anaknya perancang rencana. Apa jangan jangan nanti [Y/n] bakal jadi perakit bom?! Eh bentar kok kejauhan mikir nya." Gumam kisaki malah ngelantur sendiri, mungkin dia sudah capek dengan keluarga satu ini sampai IQ nya nurun sedikit.

"Oi Tetta. Makan malam ada di kulkas tinggal di panaskan di microwave, oyasumi" Ucap [Y/n] setelah membersihkan diri dan hendak ke kamar tidur nya

"Lah tumben cepat tidur?"_Kisaki

"Yang bilang aku mau bobo siapa?"_[Y/n]

"Lah itu mau ke kamar"

"Mau melanjutkan gambaran indah bagai mahakarya, bye."

Saat pintu di tutup saat itu juga lah seringai [Y/n] tampak membesar. Di depannya sudah ada buku sketsa, pensil, penghapus, pena, dan penggaris.

"Yosh ayo selesaikan dan nikmati kisah ini sendiri!"

.

.

.

Besok nya.

Pagi yang indah melihat sang boneka baru [Y/n] duduk di dekat pagar dengan pandangan datar. Pakaiannya memang rapi tapi tidak dengan mentalnya yang sudah akan hancur.

"Ah Luna! Ayo!" Ajak [Y/n] sambil menarik nya dengan penuh semangat. Tak sabar ingin melihat pertunjukkan boneka nya dengan boneka boneka masyarakat.

Tapi kaki nya malah terhenti ketika melihat diskon makanan di konbini.
"Luna sebentar ya!" Ucap [Y/n] hanya di Sahuti dengan anggukan pelan dari Luna.

Perempuan dengan rambut pendek serta bulu mata lentik itu memang menarik perhatian bagi para buaya yang mau mendekat.

Sayang sekali Luna yang sudah hampir hancur cuma bisa menatap takut bahkan sampai ke arah jijik, Dirinya cuma bisa berteriak membuat orang orang lain menoleh dan menatap jijik ke arah buaya yang menggoda nya.

Di sisi lain [Y/n] Yang melihat hanya menatap datar kejadian itu. Dia lupa satu hal, aspek paling penting. Wajah.

'Wajah imut dan indah begitu layak di hancurkan juga.'_[Y/n]

"Luna?! Ada apa?! Ah kita akan telat.... Tapi beneran deh ini kenapa?" Tanya [Y/n] berpura pura bergegas pergi ke sekolah membuat para masyarakat lain menatap nya dengan tatapan kesal.

'kalau bergegas jangan singgah ke mana mana dong. Kasian teman mu.' itu lah ucapan mereka yang tak di ucapkan langsung membuat [Y/n] yang memasang emosi panik langsung menghapal beberapa seragam kantoran dan wajah orang orang di sana.

"Ayo Luna!"

"Cih jalang sialan. Tau teman mu penakut tapi malah di tinggalkan tadi." Ucap sang buaya tadi langsung membuat [Y/n] naik pitam. Kata jalang adalah kata paling menyebalkan yang dia dengarkan hari ini.

"Paman mengatakan sesuatu?" Ucap [Y/n] sambil membalikkan pandangannya membuat pria tadi tersenyum canggung dan mengambil ponselnya.

'kau pikir aku apa?'

[Y/n] merogoh ponsel nya dan mengetik sesuatu pada seseorang.

"Nah ayo Luna. Aku ada belikan kau puding loh! Kita makan di sekolah nanti!"
"Uhm. Aku tidak ni-"
"Ga boleh gitu maag mu nanti kambuh!"

Gelak tawa dari [Y/n] setelah berucap banyak pun membuat Luna memunculkan senyum kecil nya sembari menatap sebuah puding yang di beli [Y/n] tadi.

Di sisi lain pria tadi mendengus kesal sambil menendang batu kecil. Apes harinya karna di cap jelek karna terlihat seperti sedang menyiksa seseorang.

"Perempuan rambut hitam tadi. Menjijikan."

"Apa yang anda katakan tentang nona saya?" Ucap sosok dengan pakaian minim dan rambut yang di ikat Cepol.

Perempuan yang sekiranya berusia 18 tahun itu menatap sang lelaki dengan tatapan jijik. Tangannya kosong karna tau lelaki satu ini tak layak di hantam dengan senjata.

"Nona? Anda pesuruh siapa lagi? Saya kan sudah membayar hutang saya kemarin!"

"Harumi Akihiro, umur 39 tahun, hobi berjudi, dan berhutang. Hutang di bank Goldiediamond dengan bunga 20% belum anda lunasi. Saya adalah suruhan dari nona muda untuk membereskan anda. Mari ikut saya. Dua ginjal anda akan cukup melunasi hutang anda. Yah kalau kurang organ anda yang lain masih ada." Ucap sang perempuan lalu mendekati sang lelaki buaya itu lalu membuatnya pingsan dengan sekali pukul.

Nona muda [L/n]
|Jangan lepaskan dia. Bikin dia hancur secara fisik. Ah jangan lupa potong lidah dan tangannya agar dia tutup mulut dengan sempurna.

Manik sang pesuruh itu tampak dingin dan mulai menendang tubuh lelaki yang tak sadarkan diri itu.

"Semua ini untuk nona." Gumamnya dan mulai menyeret lelaki itu ke sebuah basement di suatu tempat.

"Kau mengetik untuk siapa?" Pertanyaan dari Luna pun Sentak membuat [Y/n] menutup ponsel lipatnya dan tersenyum kikuk.
"Hm? Rahasia!"

'kan ga lucu kalau aku bilang dia boneka ku yang paling manis.'

My revenge {Sano Manjirou X Reader}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang