~25 50%

602 140 12
                                    

[Y/n] POV

Setidaknya sekarang aku bisa istirahat sejenak. Baiklah ayo kita centang apa yang sudah kulakukan dalam beberapa bulan?

Aku sudah membuat hubungan keluarga sialan itu hancur, Luna juga jadi benar benar ketergantungan pada ku sampai percaya level goblok.

Aku ialah ratu, dan Luna ialah anjing setia. Anggapan nya sih bisa jadi seperti itu, yah sebenarnya aku bisa lepaskan saja anak yang sudah tak gadis ini, dan membiarkan dia hidup bebas. Andai kala waktu itu dia benar benar tak membuat ku naik pitam.

Nikmati waktu mu Luna. Mungkin saja aku akan kelepasan dan membunuh mu dengan sebuah buku matematika, yah itu tak akan terjadi, Tetta akan tetap hidup dan mencegah ku melakukan hal bodoh seperti itu.

Eh? Tetta ya.... Jujur saja aku beneran pengen membunuh nya lebih dulu, tapi apalah aku ini, cuma wanita bodoh yang bahkan membunuh bayi yang belum lahir. Aku tak takut jika kematian datang dan menjemput ku, hukuman yang akan datang untuk sosok wanita pembunuh bayi sendiri. Aku sudah tak takut lagi dengan hal itu.

Asal rencana ini selesai, aku mungkin akan bunuh diri, tapi ada kemungkinan pula aku tetap akan hidup dan mencoba hidup normal. Jika Tetta akan tetap hidup meski aku maupun lelaki kuning norak itu merubah masa ini, maka aku akan pergi ke luar negri dan menetap di sana saja.

Di tempat ini, entah kenapa aku yakin obsesi si cebol manja itu akan mangkin besar dan berubah menjadi yandere suatu saat, aku tak ada bukti banyak, tapi aku takut firasat sialan ini malah menjadi kenyataan. Obsesi nya saat ini masih menghormati ku sebagai wanita, ia tak mengstalk dan menguntit ku kemanapun, tapi bagaimana dengan setahun lagi? Dua tahun lagi? Dan seterusnya?

Perasaan manusia ialah perasaan paling menyebalkan yang dapat berubah kapan pun, aku justru heran dengan lelaki berambut ayam dengan mata sipit itu, masih gamon sama Inui-nee.

Ah sudah lah, untuk apa aku mikirin si maniak uang itu, pada akhirnya dia hancur tapi masih mencoba bangkit demi adik dari Inui-nee. Ah gadis secantik itu sayang sekali malah modar di kebakaran, pelaku nya juga Luna.

Dasar, jika lelaki itu tau mungkin ia akan membunuh Luna dengan tangannya sendiri kali ini, apalagi dia malah menjadi pengurus keuangan black dragon.

Bodo lah, aku tak akan terlibat dengan geng lagi, Valhalla saja ku jauhi apalagi geng seperti Black Dragon.

"[Y/n]..." Panggilan lesu itu datang dari satu orang yang sudah pasti, Luna. Manik nya penuh dengan tatapan hampa, duduk di samping ku begitu saja setelah mengecup punggung tanganku. Ah gila, anjing satu ini memang layak di biarkan hidup sebentar.

Dirinya memandang lesu ke arah langit, sepertinya sedang menyerapahi hidup nya yang kacau, jika dulu kau akan menatap langit dengan mata berkaca kaca karna bahagia. Kali ini sumpahi lah Langit yang membuat mu mendapat nasib seperti ini.

Mendapat sosok musuh yang tau masa depan sungguh membuat mu frustasi bukan? Apa Tetta akan tau si lelaki kuning norak itu adalah Time Leap? Ah udah lah paling juga dia ga sadar, kalau pun sadar ya sudah deh, paling dia akan mati.

"[Y/n]-chan!" Panggilan lain datang dengan nada yang berbeda membuat ku menoleh dan melihat sosok gadis subur dengan senyuman indah nya.

Sano Emma. Aku tak tau harus menganggap dia musuh, kawan, atau orang netral. Akrab dengannya adalah cara ku sekarang, kalau dia ternyata musuh tak ada cara lain selain menghancurkannya juga.

Perempuan itu menatap ku dengan energi yang membara membuat ku sedikit tertekan karna hal itu, hingga pandangannya terkunci pada Luna yang menatap dirinya dengan kesal.

My revenge {Sano Manjirou X Reader}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang