~26

479 116 12
                                    

Menghela nafas gusar, dan mulai melipat pakaian yang ia kenakan untuk mengunjungi pemakaman sosok yang menjadi korban kebakaran.

Pakaian tidur ia kenakan lebih cepat, lalu mulai kembali menulis beberapa hal yang perlu di ingat sebelum melancarkan rencana berikutnya.

Netra biru itu memandang sekitar, sedikit merasa janggal karna seperti di lihat membuatnya sedikit merinding. Dia ingat keamanan rumah sudah setara keamanan bandara, tapi kenapa ini? Bahkan dirinya merasa sangat merinding.

Ah ayo positif tungking. Ada kamera tersembunyi di sekitar kamar.

Sontak dirinya berdiri, mengungsikan semua buku buku sekolah dan buku mencatat peristiwa yang ia akan pakai untuk menyelesaikan aksi dendam nya ini. Berjalan mendekati ruang khusus perkakas, dan mulai mengabsen mana palu yang paling bagus untuk menghancurkan kamar.

"Yosh..." Gumam [Y/n] lalu masuk ke kamar dan membiarkan insting nya saja yang menggerakkan tubuh.

Arah Timur laut. Sontak badannya langsung otomatis bergerak dan menghancurkan barang barang sampai hancur. Insting di arah sana pun menghilang begitu saja dan berubah ke arah Barat daya.

Sontak kasur yang tak salah apa apa itu pun di hancurkan dengan tak bermoral hingga terbelah dua, karna masih merasa ada yang janggal dirinya pun menghancurkan dinding bagian atas di sana dan melihat satu kamera yang sudah hancur tergeletak di sana.

"ASTAGA [Y/n]! ITU KAMERA UJI COBA! JANGAN SAMPA-" telat yang punya kamera langsung pingsan setelah melihat kamera uji coba itu pecah berkeping keping.

Siapa lagi kalau bukan ibu nya sendiri, sempat ingin mencoba kejernihan kamera, tapi karna kamarnya maupun kamar yang di tempati keponakannya memiliki red flag. Maka kamar [Y/n] lah yang jadi korban.

Sudah selesai di pakai dan bahkan di matikan, tapi sayang karna faktor usia si ibu satu ini lupa mengambil kamera tadi, dan memutuskan untuk tetap melupakannya sampai ia sadar sang anak perempuannya ini lumayan LAKIK.

"YA KAA-SAN GA ADA BILANG!" sahut si [Y/n] ga mau salah. Ya emang dia ga salah sih, siapapun pasti bakal takut kalo ada kamera pengawas di kamar yang sudah kategori privasi.

Tapi apa gunanya [Y/n] teriak? Toh emak nya sedang pingsan karna tu kamera pasti mahal.

Sementara Kisaki yang baru balik dengan muka sedikit bonyok akibat dihantam Takemichi di acara penobatannya sebagai kapten divisi ketiga itu pun memandang bingung dengan dua manusia sama gender yang memperlihatkan kondisi ambigu dalam maksud lain.

Yang satu pingsan tapi kelihatan seperti orang modar, dan satu lagi berdiri dengan memegang palu yang bahkan lumayan besar.

"..... Kau jadi anak durhaka?"

"TETTA KALO GA TAU APA APA DIAM SAJA DAN SKINCARE-AN SANA!" Usir [Y/n] sambil mulai melempar palu nya ke sembarang arah.

Tak peduli lemparannya memecahkan kaca kamarnya sendiri dan bahkan sampai membangunkan sosok kucing oyen yang lagi bobo malam malam.

'..... Sabar sabar. Kalo bukan karna simbiosis mutualisme, ku pasti sudah minggat dari sini.' Batin Kisaki sambil tersenyum pahit. Capek lama lama dirinya melihat kesintingan yang terjadi di rumah ini.

Netra nya tak sengaja melihat sebuah buku, ah itu buku desain biasa. Dirinya meraih buku itu dan mulai melihat lembaran pertama...

Puk.

"Jancok."

Umpatan mulus keluar begitu saja dari mulutnya, kesal karna melihat sosok karakter yang agak mirip dengan dirinya. Yang sedang di peluk oleh sosok tiang dengan rambut mirip sama babu nya.

Urat urat yang membentuk perempatan itu pun mangkin tercetak kala melihat kertas yang jatuh dari buku itu. Adegan paling vulgar di antara yang paling vulgar.

Mana ada kata ctakkk, ah, dan kyah. Cukup mental kisaki tidak kuad melihat hal tadi dan memutuskan untuk mencari si bapak dari manusia meresahkan yang membuat gambar tak senonoh ini.

"PAMAN ANAK MU PERLU DI LEMPAR KE TES OTAK SEKARANG! DIA MERESAHKAN!"

[Y/n] yang otomatis mendengar hal itu langsung membuka pintu kamar dengan wajah pucat, apa yang di lihat, apa yang ditemukan? Apa yang di baca oleh sepupu nya?

'GAWAT DIA BACA EPS 6 'Hankisa' yang ku buat setengah hati.' batin [Y/n] dengan senyum pucat lalu hendak mengambil korek dan membakar bukti ini.

Tapi dia terlalu sayang, mana itu lagi adegan hot hot, yakali dibakar, nanti beneran hot hot kan ga lucu. Maka dari itu [Y/n] memutuskan untuk memasukkan semua bukunya kedalam kamar dan menyembunyikan seluruh buku berisi hal hal gituan di ruang rahasia.

Jangan lupa buku yang mengisahkan alur kedepannya juga ia taruh di sana agar tak dibaca oleh orang lain. Saat keluar dari kamar ia malah sudah di hadang oleh bapak dan sepupu nya begitu saja.

"Apa sih?"

"Kata Tetta kamu meresahkan akhir akhir ini"

"Tou-san... Tetta ngehalu! Dia cuma iri karna di diary ku aku udah dapat babu baru!"

.

.

.

.

Esoknya di sekolah, waktu makan siang.

Panggilan dari speaker sekolah benar benar hal yang menyebalkan, [Y/n] menghela nafas gusar di saat Luna di panggil karna tak membayar SPP nya lagi.

Dia jadi sendirian di waktu makan siang deh, niat hati mencari Emma tapi nanti malah agak parah kalau sampai bertemu Mikey, gadis ini masih mengerti untuk menjauh dan tak berdekatan dengan Mikey.

Harapan lebih untuk lelaki itu bisa menjadi red flag yang berbahaya nantinya. merinding tubuhnya seolah olah memiliki memori tubuh di timeline masa depan, membuat gadis itu berfikir kembali, jika ia selesai balas dendam perlukah dia hidup bahagia atau mati agar tak menambah masalah lagi?

'menyebalkan untuk di akui, tapi aku selalu bergerak mengikuti arahan orang lain, tak heran di saat Tetta melepas ku aku menjadi orang tolol.' batin nya lalu mulai melihat lihat kontak di ponsel nya.

Tertera nama anak keluarga Inui yang masih selamat, telepon? Atau tidak? Berfikir sejenak gadis itu tak melihat dan was was dengan sekeliling sampai akhirnya dipeluk sekuat tenaga oleh sosok misterius.

"DORAYAKICCHI!" Pekik lelaki pirang itu sambil mengangkat [Y/n] sedikit, membuat si korban tampak kaget dan berteriak kecil sebelum menyikut muka pelaku dengan siku tangan kanan nya.

"ACKKKKK hidoiii ku aduin kenchin nih!" Ancam Mikey sambil mengelus hidung nya yang terkena siku mematikan itu.

"Lagi pula, salah mu bukan? Kau mengagetkan ku." Balas [Y/n] sambil melempar sekantong dorayaki,

sudahlah gadis itu mengerti sekarang harga diri Mikey sebanding dengan dorayaki, di sogok sedikit dia langsung tutup mulut soal kejadian siku yang menghantam wajah nya.

"[Y/n]?"

My revenge {Sano Manjirou X Reader}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang