Bullying | 28

1.4K 227 13
                                    

Makin ngebosenin ya ceritanya?

"Jadi gitu, pak" akhir Jihoon menjelaskan secara singkat kejadian yang terjadi, tanpa ada yang dilebih-lebihkan ataupun di kurang-kurangkan.

Pak Kyung-soo memasang ekspresi sedatar-datarnya, beliau nampak sangat kesal sekarang, entah karena Jihoon atau masalah tadi. Semuanya terjadi begitu saja.

Sementara itu, yang lainnya hanya terdiam menunggu pak Kyung-soo berbicara.

Pak Kyung-soo menepuk dahinya frustasi, "astaga Jihoon.. ga habis pikir ya bapak sama kamu." ucapnya frustasi.

"Gini, sekarang juga panggil orang tua kalian, kedua orang tua jangan ada yang di walikan. Suruh orang tua kalian datang  ke ruang kepala sekolah. Tidak terkecuali dua anak yang masuk ruang kesehatan tadi." putus pak Kyung-soo.

Karina melotot, ia terkejut, bagaimana sekarang? Semuanya akan tau latar belakang Karina setelah ini? Apa benar-benar tidak boleh di wakilkan? Jika diperbolehkan maka ia akan meminta tolong salah satu ajudan dan bibi di rumahnya. Tapi sekarang bagaimana?

Wajah Karina saat ini nampak pucat, banyak tanda gusar dan kekhawatiran yang tergambar jelas di wajah cantiknya itu.

—bahkan semua orang kecuali pak Kyung-soo menyadarinya. Karena sesungguhnya, kulit tubuh Karina memang putih dan akan menjadi lebih putih bahkan condong ke pucat pasi saat Karina sedang dalam suasana hati yang tidak baik. Seperti saat ini.

Setelah mengatakan hal tersebut, pak Kyung-soo keluar dari ruangan meninggalkan anak muridnya dengan perasaan campur aduk.

"Eh? Kak Karin kenapa? Sakit, ya kak? Apa karena kak Yeji tadi?" Tanya Winter membuka pembicaraan. Dan kebetulan, Winter duduk tepat di sebelah Karina, ia duduk ditengah-tengah Giselle dan Karina.

Jihoon melipat kedua tangannya kedepan dada, duduknya ia rapatkan ke senderan kursinya, kakinya ia naikkan keatas meja dengan tidak sopannya lalu ia berucap dengan santai, "udah, mungkin udah saatnya. Bikin mereka kapok atau saudara Lo yang bakal bergerak."

"Gue tau, setelah kejadian ini, adek kesayangan Lo itu ga bakalan ngasih ampun." Sambung Jihoon lagi.

Jeno melirik Jihoon yang sepertinya tidak tahu tata krama itu, ia lalu melirik satu-persatu teman-temannya yang nampak bingung dan mencerna ucapan Jihoon barusan.

'si anjing bikin masalah mulu' umpat Jeno dalam hati. Ia mengusak kasar rambutnya nampak sudah cukup frustasi dengan mantan dari kekasihnya itu.

"Udah, mending kalian hubungi orang tua kalian, suruh dateng ke sekolahan sebelum kalian dihukum seberat-beratnya sama pak kepsek" titah Jaemin.

Setelah mendengar ucapan Jaemin, Jihoon memelototkan matanya lebar-lebar. "Si anying! Gue lupa kalo gue kabur kesini dan ninggalin bonyok gue di London" ucapnya frustasi.

"Hah? Kabur??" Tanya yang lain terkejut, kecuali Karina tentu saja.

Jihoon mengerjakan matanya beberapa kali saat ia tersadar dengan apa yang baru saja ia ucapkan tadi, "ya" jawabnya singkat.

"Lah, ngapain kabur?" Tanya Eric bingung.

"Buat nemuin Karina lah, buat apa lagi." balas Jihoon sedikit sinis.

Jeno yang mendengarnya hanya mendengus kesal, 'udah jadi mantan aja repotnya minta ampun, pake obsesi obsesi segala' dumalnya dalam hati.

"He? Bukannya Karina pacarnya Jeno sekarang?" Tanya Bomin polos.

Jihoon mendecak kesal, "si bego, ga usah di ingetin gue juga udah tau! Dahlah gue mau calling calling dulu" ucapnya sebelum beranjak pergi keluar ruangan.

"Huft, aku juga mau terlfon mama papa ku dulu ya" pamit Giselle sebelum ia turut pergi meninggalkan ruangan.

"Mm.. kak Karina ga mau nelfon juga? Atau hp nya ketinggalan? Boleh pinjem hp nya Winter kok" tawar Winter.

Karina menggeleng pelan, ia menggerakkan tangannya seolah meminta Winter untuk pergi, "gausah, aku bawa kok, kamu duluan aja" ucapnya.

Winter tampak ragu, "yakin, kak?" Tanya nya memastikan.

Karina mengangguk meyakinkan, ia tersenyum tipis dengan wajahnya yang masih pucat, "iya, sana pergi"

Winter lalu bangkit dari duduknya, "yaudah Winter duluan ya. Kalau ada apa-apa kakak kabarin Winter aja! Teriak yang keras nanti 5 menit Winter langsung nyampe!" Ucap Winter serius, namun itu membuatnya terlihat lucu hingga Karina pun terkekeh kecil melihatnya.

"Iya, nanti dikabarin" setelah Karina mengatakan itu, Winter benar-benar pergi meninggalkan Karina diruangan bersama dengan Jaemin, Jeno, Eric dan Bomin.

Jeno bangkit dari duduknya, ia mengambil duduk tepat di sebelah Karina, menggantikan kursi yang diduduki oleh Winter. Ia mengusap lembut kepala Karina hingga merasa bahwa kekasihnya itu sedikit lebih baik.

"Mau aku telfonin Mama papa kamu?" Tanya Jeno.

Karina mengangguk pelan, "hp ku ada di tas" balasnya.

Jeno mengangguk, ia memeluk badan Karina dengan satu tangannya, sedangkan tangannya yang lain sibuk menekan layar ponselnya.

"Halo?" Sapa Jeno dengan senyum manisnya.

"Om sama Tante bisa datang ke sekolahan hari ini?" Tanya Jeno lagi.

"Iya Tante, secepatnya, kalau bisa sekarang juga" balas Jeno.

"Ada sesuatu hal yang sangat penting yang wali kelas Karina ingin sampaikan" balas Jeno lagi.

"Iya Tante, maaf ngerepotin" ucap Jeno sungkan.

"Iyaa~, hati-hati dijalan om Tante... dan Sunghoon." ucap Jeno sebelum sambungan terputus.

Karina bersandar dengan nyaman di bahu kanan Jeno, ia memejamkan matanya kuat-kuat hingga terlalu takut untuk membukanya.

"eh? Sunghoon?" tanya Jaemin bingung

Jeno tidak menjawabnya.  ia hanya memberikan senyum penuh arti kepada Jaemin.

[1] Bullying | Karina✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang