Bullying | 14

1.8K 273 2
                                    

Belakangan ini Karina risih sendiri, ia jadi tidak nyaman tinggal di mansion megahnya.

Alasannya karena satu, popularitas mamanya- Irene meningkat.

Itu menyebabkan banyaknya paparazi dan sasaengfans disekitar mansionnya.

Bukannya apa, kalau sampai paparazi tau kalau dia anak sulung dari pasangan Suho dan Irene ini, rahasianya akan terbongkar.

Dunia jadi heboh sendiri.

Sejak kecil Karina memang tidak suka dengan dunia permodelan keluarganya.

Kalau bisnis ia masih bisa mengatasi, toh, dia juga bakalan jadi penerus perusahaan milik Suho.

Tapi kalau model, dia tidak bisa, dia tidak bisa berhadapan dengan wartawan dan public.

Membayangkannya saja sudah membuat Karina bergidik ngeri.

Karina memakai kostum penyamarannya- memakai baju pelayan dilapisi dengan jaket panjang diluarnya.

Ia lalu segera pergi menuju toilet umum yang letaknya tak jauh dari halte bis.

Merepotkan saja, begitu pikir Karina.

Yah, setiap paginya Karina selalu seperti ini, dimulai dari beberapa hari yang lalu saat Irene- mamanya memenangkan taruhan dengan model lainnya yang setara dengan Irene.

Taruhannya popularitas, maka dari itu, mulai saat itu Irene selalu menjadi perbincangan dan sorotan public.

Kalo aku jadi Karina, mungkin udah depresot :')

















































Sesampainya Karina di sekolah, para siswa-siswi, guru, bahkan penjaga kantin menjadikan Irene sebagai topik pembicaraan.

Banyak yang kagum dan merasa bangga, banyak juga yang menyudutkannya dan membuat fakta yang tidak benar.

Rasanya kepala Karina mau pecah saja.

Semua yang ia temui bahkan membahas tentang hal yang sama.

Bosan rasanya.

Karina sampai dikelasnya, sebagian besar dari penduduknya memilih memojok dengan majalah dipegangan mereka- majalah yang di modeli oleh Irene.

Karina menghampiri Soobin yang sudah datang lebih dulu, ia duduk disampingnya.

Wajahnya nampak tak bersemangat.

Ia meletakkan kepalanya diatas meja, berbantal lengannya.

Ingin tidur, tapi sayangnya Soobin tak membiarkan itu terjadi.

"Lo kenapa dah?" tanya Soobin.

Karina menoleh kesamping- masih dalam keadaan kepala di atas meja.

"Lo masih nanya?" tanya Karina balik.

Soobin mengedikkan bahunya acuh, ia sedikit mendekat tubuhnya kearah Karina.

"Harusnya lo bangga punya mama kaya tante Rene" ucap Soobin berbisik.

Karina menghela nafas, "Tapi gue ga suka Bin" balas Karina berbisik.

"Bukan gue ga suka sama job mama, tapi karena kepopularitasan mama itu menghambat gue buat ngelakuin sesuatu yang gue suka. Banyak paparazi disekeliling mansion, lo tau itu. Bahkan belakangan gue gaada waktu ngomong sama papa, Sunghoon, bahkan mama. Gue kesel" ucap Karina panjang lebar.

Soobin mengangguk maklum.

Karina menarip nafas lagi sebelum kembali berbicara, "Gue gatau kenapa mama milih job model, papa udah kaya, kenapa mama masih kerja? Mereka udah tua bukannya menikmati hidup malah kerja rodi"

Soobin terkekeh pelan saat mendengar omelan Karina.

"Terus sekarang gimana? Lo mau tante Irene berhenti nge-job gitu?" tanya Soobin.

Karina mengangguk ragu, "Tapi ga yakin mama mau" ucap Karina lesu.

Ia menenggelamkan kepalanya ke lipatan lengannya.

"Kalau ada guru bangunin ya" gumam Karina.

Soobin mengangguk, ia menepuk pelan kepala Karina.

"Yang sabar ya" ucap Soobin akhirnya.

TBC?

Pendek banget😭😭

Btw, aku triple-up🙂, ada yang berhasil nebak sosok "TUAN", satunya lagi buat ngerayain 2K readers~ yuhuuu

Makasih banyak udah mau baca cerita ini, ga nyangka bisa sejauh ini dengan cepet😔💔

[1] Bullying | Karina✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang