Bullying | 36 - END

2K 154 51
                                    

7 Tahun kemudian

"Kiw, yang udah nikah. Kapan mau punya anak?" Goda Haechan.

"Lo dulu lah, lo kan sesepuh" balas Jeno acuh.

Haechan tersenyum jahil, "gue udah, kok! Tuh di rahimnya Somi" balasnya dengan Bangga.

Sontak semua orang yang ada diruangan itupun terkejut, mereka semua menatap Somi dengan pandangan bertanya.

Somi cengengesan, "hehe, kemarin baru periksa nih, kak. Kata dokternya udah jalan seminggu" balasnya.

"Gimana gimana? Masa lo pada ga ada niatan mau punya bayi? Enak nih kalo misalnya buntingnya barengan. Ntar lahirannya barengan, sekolahnya barengan, gedenya juga barengan. Iya ga, Bin?" Tanya Haechan pada Soobin yang sedari tadi tak berhenti ndusel Arin.

"Hm" balas Soobin acuh. Arin tertawa dibuatnya, dasar tsundere! Dulu aja malu-malu, sekarang bucinnya nauzubillah.

Ngomong-ngomong, Arin juga lagi isi perutnya, baru sebulan. Kalau biasanya yang ngidam itu ibu dari calon bayinya, kalo ini beda. Soobin yang ngerasain apa yang dirasain sama ibu hamil. Kaya morning sickness, ngidam, rewel, susah makan.

Arin-nya puji syukur bahagia banget ga ikut ngerasain rewelnya ibu hamil. Maka dari  itu dia ketawa-ketawa aja pas Soobin lagi manja-manjanya kaya gini.

"Soobin dih, najis" gumam Karina.

Haechan berdecih melihat kelakuan temannya itu, eh bukan temennya juga sih, lebih tepatnya sepupu dari istri temennya. Hah? Gimana gimana? Pusing ieuh.

"Ini kang Jihoon gimana kabarnya, kang? Kapan bikinnya?" Tanya Haechan sembari menyodorkan tangannya yang terkepal, dibuat ala-ala jadi mic.

Jihoon menatap Yeji yang sekarang sudah berstatus sebagai istrinya. Entah bagaimana bisa Jihoon menikahi orang yang dulunya ia sakiti fisiknya itu.

Biarkan Jihoon dan Tuhan saja yang tau, kita cukup menjadi pembaca yang bijak.

"Terserah dia, deh" balas Jihoon acuh, ia langsung melihat layar ponselnya yang sedari tadi tiada hentinya berbunyi. Banyak notifikasi yang masuk. Maklum lah, Tuan Muda kaya raya. Bisnisnya banyak.

Haechan merotasikan bola matanya malas melihat Jihoon yang tidak pernah berubah. Ia lalu menyodorkan tangannya kedepan wajah Yeji. Tidak dekat kok, nanti kepentok mampus banget dimarahin pakji.

"Mmm.." Yeji bergumam pelan, ia bingung akan memberi jawaban apa.

"Terserah Jihoon aja deh" ucap Yeji pada akhirnya.

Haechan menghela nafas panjang, "ealah podo wae" dengusnya.

Tangan Haechan beralih pada Jaemin dan Winter yang tengah asik memakan popcorn buatan Lia— istrinya Renjun.

Kalau kalian lupa, Lia itu orang yang sama dengan anggota OSIS yang pernah marahin Renjun sama Karina pas mereka berdua terlambat datang ke sekolah.

"Akang Dilan!" Pekik Haechan.

Jaemin melemparkan beberapa popcorn kearah Haechan, membuat Haechan mencebik kesal.

"Ini akang sama si adek kapan mau bikin dedek bayi naa??" Tanya Haechan dengan nada yang dibuat seimut mungkin— yang membuat Jaemin jijik setengah mati.

"Winter baru lahiran, bodoh!" Maki Jaemin.

Bibir Haechan mengerucut, mukanya keliatan pengen dikasihani. "Ini teh yang ngajarin akang Dylan gue jadi toxic siapa anying ah! Sebel gue mah, cakepan akang Dylan gue yang dulu ih, yang suka maen diselokan nangkep ikan bareng gue ma Jeno" ungkapnya Sedih.

[1] Bullying | Karina✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang