Bullying | O5

2.9K 358 10
                                    

Selamat membaca~

"Renjun?"

Renjun menatap malas, ia lalu mendekatkan wajahnya ke telinga Karina, membisikkan sesuatu disana.

"Gue males ketemu dia, dia itu musuh gue" bisik Renjun dengan tatapan mata memelas

•••

"Kenapa kalian terlambat?" tanya Jaemin, selaku ketua OSIS.

Karina yang ingin membuka mulut terhenti ketika mendengar 'orang gila' disampingnya ini menjawab-

"Nongkrong, males upacara, panas" balas Renjun santai.

Jaemin mendengus dibuatnya, "Jangan mentang-mentang kamu anak kepala sekolah, kamu bisa seenaknya datang terlambat begini" tuturnya sabar.

Ya, seorang Jaemin, ketua OSIS yang satu ini memang terbilang orang yang penyabar, walau terkadang suka emosi juga.

Tapi daripada Haechan- teman sekelas Renjun, Jaemin jauh lebih baik.

And, satu lagi, Jaemin itu bahasanya lumayan baku- didikan bunda nya yang memang lemah lembut

Jodohnya mana sih...

"Serah gue lah, lu siapa gue, gue tanya" balas Renjun acuh.

Jaemin tersenyum tipis, "bersihin semua toilet, sekalian siram tanaman belakang aula"

Renjun mendelik, "Dih, ogah. Males banget"

Jaemin menghela nafas pasrah, ia memijat pelipisnya yang terasa pusing, "Gamau yaudah gampang, aku bilangin ke papa kamu. Beres"

Setelah berucap Jaemin pergi meninggalkan Renjun dan juga Karina yang masih berdiri disana.

"Jadi lu anak kepsek?" tanya Karina ditengah-tengah keheningan mereka.

Renjun menoleh, mentap Karina, "Iya kenapa? Lu mau temenan sama gue karna gue anak kepsek? atau lu mau morotin gue?" tuduh Renjun.

Karina merotasikan bola matanya malas, "Ga nafsu sama duit lu"

Setelahnya ia pergi meninggalkan Renjun yang otaknya masih ngebug.

"Lagian masih kaya-an gue daripada elu" sambung Karina dalam hati.

•••

BRUKK!!

"AW!! Pantat guee!!"

Renjun yang terdampar di lantai kamar mandi itu memekik kesakitan.

Ah- pantatnya baru saja mencium lantai yang dingin itu karena permukaannya yang licin.

Sebenarnya itu salah Renjun juga.

Seharusnya saat mengepel, alat pelnya dicelupkan ke air yang dicampur dengan sabun lantai lalu diperas

Namun Renjun justru melakukan hal yang WOW sekali.

Renjun menumpahkan air yang ada di ember tadi ke lantai, lalu mengepelnya-

Karina yang melihatnya jadi frustasi

Kasihan, mana masih muda..

Karina sih bodo amat sama Renjun, ia tetap melanjutkan aktifitas membersihkan kamar mandinya tanpa memperdulikan Renjun yang sibuk mengomel.

"Woiy!! Bantuin gue kek!" seru Renjun kesal.

"Masa bodoh" gumam Karina.

"Tck! Lu tuh-!! Pengen tak HIIIIHHHH!!!" kesal Renjun dengan mengepalkan tangannya hingga memutih.

"Cepet dikit bisa ga? Bentar lagi bel istirahat" decak Karina.

"Kok jadi lu yang marah?!" sewot Renjun setelah berhasil berdiri.

Karina mendecak kesal, "Terserah lu"

Setelah selesai berdebat, mereka berdua pun damai dan kembali menjalankan 'hukuman' mereka.

Setelah selesai dengan urusan kamar mandi, mereka berdua langsung pergi ke taman belakang aula untuk menyirami tanaman.

"Kar, kita pernah ketemu ga sih?" tanya Renjun disela-sela kegiatan menyiram tanaman.

Karina menoleh pada Renjun yang berdiri membelakanginya, "Emangnya kenapa sih?" tanya Karina balik.

Renjun mengangkat bahunya acuh, "Gatau, gue kek ngerasa aja pernah ketemu sama lu, tapi gatau dimana"

Karina mengangguk mengerti, "Gausah dipikirin lagi" balas Karina lalu memalingkan pandangannya pada tanaman mawar didepannya.

Kini bergantian Renjun yang menoleh ke arah Karina, "Emangnya kenapa?" tanya nya polos.

Karina menghela, "ga penting juga kan?" acuh Karina.

Renjun mengangguk, lalu keheningan melanda mereka.

Hingga-

KRING!! KRING!!

-bel istirahat berbunyi, mereka pun masih diam tak berbicara.

Sampai..

BYUURRR!!!

"AKTH!!"

"SOMI?!!"

•••

TBC?



[1] Bullying | Karina✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang