Bullying | 13

2K 298 7
                                    

Mau spoiler~






























Akan ada book kedua bullyng setelah Bullyng tamat~




































Satu hal yang harus kalian tau, Karina memang sering di bully. Tapi itu tidak berlaku di kelasnya.

Kelas 11-IPA kelas baik-baik, walaupun ada beberapa yang saling tak suka, itu tidak akan sampai ke tahap pembullyan.

Saat ini Karina sedang meletakkan kepalanya diatas meja, ingin tidur tapi tidak bisa.

Tidak tau kenapa.

Oh iya, ngomong-ngomong tentang Soobin, anak itu sedang membolos pelajaran terakhir ini- kelas matematika.

Sudah dibilang bukan, Soobin ga mau jadi anak yang sok rajin...

Bukan tipe nya.

Nah, berhubung pak Kyungsoo- guru matematika -sedang tidak ada didalam kelas, satu kelas menjadi kacau.

Tidak kacau seperti kelas kalian yang akan membuat onar~

Hanya saja.. semuanya terbagi menjadi beberapa kelompok; kelompok gosip, kelompok game, kelompok tidur, kelompok yang membolos dan kelompok rajin.

Saat ini Karina masuk kedalam kelompok tiga.

Terlalu malas untuk melakukan sesuatu.

Karina menyesal menolak ajakan Soobin tadi yang mengajaknya untuk membolos.

Penyesalan memang selalu datang terakhir, kenapa?

"Karina" panggil salah satu teman sekelas Karina.

Karina mengangkat kepalanya, dengan mata berat ia memandang temannya- Heejin.

"Ada kak Jeno didepan, nyariin kamu" ucap Heejin melanjutkan.

Heejin orangnya terlalu peka, ia tau jika saat ini Karina sedang tidak ingin diganggu dan malas untuk berbicara.

Namun mau bagaimana lagi? Yang mencarinya itu WAKETOS, bisa-bisa dia dipecat jadi anggota OSIS karna Jeno.

Karina beranjak dari duduknya dengan malas, ia pergi keluar kelas dan mendapati seorang Jeno Lee sedang bersandar pada dinding depan kelas Karina.

"Kenapa?" tanya Karina cuek.

Jeno mengernyit samar, bingung.

'Kemarin senyum, sekarang cuek, dia ini punya kepribadian ganda apa gimana sih?' kurang lebih Jeno sedang berpikir begitu.

"Bisa bicara sebentar?" tanya Jeno ragu.

Mukanya Karina galak soalnya.

"Hm" gumam Karina sembari mengangguk lemas.

"Tidak disini, ayo ikut saya" Titah Jeno sebelum berjalan meninggalkan kelas Karina.

Tolong maklumi Jeno karna bicara formal, mereka baru ketiga kalinya ini ketemu.

Mana pertemuan sebelumnya pahit banget~









Jeno mengajak Karina ke taman yang sama dimana Karina dihukum bersama Renjun untuk menyiram tanaman yang ada ditaman.

Mereka berdua duduk disalah satu bangku yang ada disana.

Setelahnya hening.

Karina yang tidak mood untuk melakukan apapun dan Jeno yang sedang bergelut dengan pikirannya sendiri.














"Saya minta maaf" ucap Jeno memecah keheningan diantara mereka berdua.

Karina menoleh, cukup terkejut dengan apa yang diucapkan oleh Jeno.

"Untuk apa?" tanya Karina.

"Soal yang kemarin.." Jeno menggantung ucapannya.

"Bukan salah kakak, gapapa" balas Karina cepat.

Lalu dengan cepat Karina memalingkan wajahnya, menatap lurus kedepan

Kini giliran Jeno yang menatap Karina dari samping, menikmati pahatan manusia yang indah yang Tuhan berikan untuk bumi ini.

"Saya tetap harus minta maaf, semua ini terjadi juga karena saya" balas Jeno.

Karina menoleh kearah Jeno yang masih menghadapnya.

"Ga perlu" balas Karina acuh, ia kembali memalingkan wajahnya.

"T-tapi-"

"Cukup kak, ga ada yang perlu dimaafin dan minta maaf. Semuanya udah terjadi, biarin aja, gue juga udah lupain semuanya" kesal Karina.

Karina bangkit dari duduknya, "Duluan ya kak" ucapnya sebelum pergi meninggalkan Jeno sendiri disana.

"Tapi... gue ga bisa lupain itu.." gumam Jeno sembari mengusap wajahnya frustasi
























Dubai, Brujh Khalifah.

"Tuan muda, semuanya sudah selesai"

Salah satu bodyguard menghampiri tuannya yang sedang santai di ruangan pribadinya dengan secangkir teh ditangannya.

Bodyguard itu datang untuk melaporkan sesuatu.

Tuannya tersebut meletakkan gelas teh diatas meja, ia menurunkan kakinya yang sedaritadi bertopang pada meja didepannya.

"Bagus, kapan pesawat saya akan terbang?" tanya tuannya.

"Tepat pukul dua dini hari tuan" ucap sang bodyguard ragu-ragu.

Tuannya itu mengangguk beberapa kali.

"Tidak masalah asal saya bertemu dia" ucapnya senang.

Senyum bahagia terukir diwajahnya, bahagia setelah lama tak berjumpa dengan seseorang yang sangat ia sayangi dan cintai.

Ia memandangi sebuah bingkai foto, dimana didalamnya ada foto masa smp nya bersama kekasih kecilnya.

"Aku tidak sabar untuk bertemu dengamu" gumamnya tanpa sadar.

Ia terkekeh pelan, "Aku akan menemuimu. Ah, gila rasanya tidak ada dirimu di sisi ku" gumamnya lagi.

Mungkin kalian berfikir bahwa dia gila.

Tapi sebenarnya dia memang gila.

Gila cinta.

Ah, lebih tepatnya obsesi.

Benar bukan?

Dia terlalu mencintai gadis itu, hingga cinta yang besar itu dinamakan obsesi oleh orang lain.







TBC?

Huhu, insomnia ku kambuh lagi😭

Btw, ada yang bisa nebak siapa sosok 'TUAN' disini?

Kalo ada yang bener, minimal satu, aku bakalan double up besok~

Clue : kelahiran 00🙂

[1] Bullying | Karina✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang