Bullying | 31

1.3K 193 8
                                    

Partnya panjang, cius deh. Yaa ga panjang panjang banget sih, belum tuntas juga part diruang kepala sekolahnya, hehe. Semoga kalian puas deh ya sama part kali ini.

Oh ya, mau bilangin sekali lagi. Jangan sekali-sekali ngelakuin tindak penindasan ya ges, ga baik, bener bener ga baik dan bukan hal yang patut untuk dibanggakan. Mending nyeblak, ygy ƪ(˘⌣˘)ʃ

JANGAN LUPA VOTE DAN SPAM KOMEN GUYS!! THANK U LUV (. ❛ ᴗ ❛.)


—oOo—


"yang mencari masalah dengan kakak saya, hadapi saya."

Seluruh ruangan hening mendengar ucapan Sunghoon, entah apa yang mereka semua pikirkan saat ini.

"O-oh.. jadi.." Eric yang sedari tadi menempel di lengan Jeno seperti cicak itu bergumam pelan. Ruangan kepala sekolah sangat hening sampai-sampai gumaman Eric itu dapat didengar dengan jelas, padahal Eric sudah berusaha semaksimal mungkin untuk bersuara pelan. Namun apalah dayanya.

Mendengarnya, tubuh semua orang yang ada di ruangan itu menjadi kaku, sangat tegang.

Seharusnya mereka nurut saja apa kata Jihoon yang menyuruh untuk tidak mengganggu Karina. Tapi sayangnya mereka tetap melakukannya, sekarang salah siapa?

Mr. Willgas berdehem, tampak sekali kerutan yang ada di dahi ayahnya Renjun itu. Sedangkan Renjun sendiri, ia termenung. Mungkin ia berfikir apakah dia ada salah atau tidak kepada Karina, kalau ada kan bahaya. Masih kemungkinan terbesar, sebab kita tidak tau apa yang dia pikirkan.

"Baik, saya mengerti" ucap Mr. Willgas dengan senyum ramahnya, seperti biasanya.

"Kalau begitu, agar tidak membuat kalian menunggu, kita mulai saja ya. Apa yang terjadi saat jam istirahat tadi? Kenapa Somi dan Yeji perutnya sampai terluka seperti itu? Apa juga yang membuat pak Kyung-soo sangat marah kepada kalian?" Tanya Mr. Willgas bertubi-tubi.

"Saya kan tadi sudah bilang, pak" Jihoon menghela nafas panjang. Jihoon daritadi udah bicara panjang lebar, rela ngeluarin tatapan mautnya buat Yeji eh malah ga di pahami bener-bener sama semua orang. Tuan muda kan jadi kesel.

"Jihoon tenang dulu ya, nak. Kita dengerin dulu ucapan dari temen-temen kamu" balas Mr. Willgas lembut, sedangkan Jihoon memutar bola matanya malas.

"Serah, intinya nanti kalo ada drama-drama saya keluar" ucap Jihoon final.

"Yeji dan Somi? Bisa tolong ceritakan apa yang terjadi sampai kalian terluka seperti ini?" Tanya Mr. Willgas.

"K-kak J-jihoon.." gumam Somi dengan wajah pucatnya, pandangannya terus melihat kebawah.

Jihoon yang mendengar namanya disebut melotot tidak terima. Masih bisa nyebut namanya walaupun udah dikasih pelajaran beberapa kali? Wah, kuat juga nyalinya.

Begitu kali ya pikir Jihoon.

Lain halnya dengan Jihoon, Mr. Willgas dan pak Kyung-soo mengernyitkan dahinya.

'punya murid gini amat, yang satu bandel, gatau diri, omongannya nyelekit. Yang satunya lagi bikin orang naik darah, masa ngomong cuma dua kata doang?' pak Kyung-soo mendumel dalam hati sucinya.

"Jihoon kenapa, emangnya? Coba jelasin lebih detail lagi" ucap Mr. Willgas.

Somi menggeleng ribut, ia segera memeluk ibunya dengan erat, "t-tendang.. t-tadi perut Somi ditendang k-kak Jihoon" ucapnya terbata-bata.

[1] Bullying | Karina✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang