Happy Reading
Seketika ruang bersantai yang terdapat di kediaman keluarga Namikaze tersebut terasa mencekam semenjak kedatangan Sakura.
Naruto menunduk, tidak berani menatap wajah sang kekasih yang berdiri di hadapannya.
Ditambah lagi setelah mendengar Sakura mengatainya pembohong. Itu artinya, kekasihnya memang sudah mengetahui perkelahian antara dirinya dan Sasuke.
Sedangkan Menma dan Naruko hanya menatap kearah sepasang kekasih tersebut dengan ekspresi yang sulit diartikan.
"Kenapa? Kenapa kamu seperti ini Naru? Apakah berkelahi dengan Sasuke jauh lebih penting daripada kencan kita?" Sakura benar-benar tidak menyangka akan tindakan Naruto.
Naruto masih diam, bahkan ia masih menunduk. Rasanya ia benar-benar menyesal sekarang.
"Maaf Sakura. Maafkan aku." pada akhirnya hanya kalimat tersebut yang mampu Naruto ucapkan. Toh percuma saja ia mengelak, kekasihnya sudah tau semuanya.
Sakura tersenyum miris, ia merasa dadanya sesak, hatinya benar-benar perih.
Kecewa. Itulah yang saat ini ia rasakan. Ia benar-benar kecewa terhadap Naruto. Ia tidak menyangka, sosok kekasih yang selama ini ia bangga-banggakan telah membohonginya.
Ia tidak peduli meski dibilang kekakanan, karena jujur saja hatinya benar-benar sakit saat ini. Dan tentu saja, ia tidak terima akan tindakan Naruto.
Selama ini ia selalu jujur kepada Naruto. Bahkan ia selalu izin jika ingin bepergian, entah bersama siapa, kemana, ataupun berapa lama ia akan berpergian.
Tapi lihat apa yang telah Naruto lakukan kepadanya. Dengan seenak jidat nya pemuda tersebut membohonginya, bahkan sampai membatalkan acara kencannya.
Namun bukan hanya karena dibohongi serta batal kencan yang membuat ia kecewa terhadap Naruto, yang paling membuat nya kecewa bahkan marah kepada Naruto adalah tindakan yang Naruto pilih.
Bayangkan saja, ia sampai uring-uringan karena kepikiran Naruto. Bahkan ia sampai repot-repot menanyakan keberadaan kekasihnya itu kepada Naruko.
Karena apa? Karena ia benar-benar khawatir terhadap Naruto kala firasat buruknya menghantuinya.
Tapi apa, yang dikhawatirkan malah melakukan tindakan yang bisa saja membahayakan keselamatannya sendiri.
Maka dari itu, ia pikir ia berhak marah kepada Naruto.
Namun tanpa sadar, air matanya jatuh. Ia tak kuat lagi, sakit dihatinya benar-benar perih.
Perasaannya campur aduk, antara kecewa dan khawatir disaat yang bersamaan.
"Hiks kamu hiks jahat. Kamu hiks jahat Naru. Aku hiks kecewa sama hiks kamu."
Naruto tersentak. Spontan ia pun menatap Sakura. Dan untuk pertama kalinya ia melihat kekasihnya menangis seperti ini.
Entah kenapa, hatinya terasa perih. Penyesalan nya kian bertambah kala melihat Sakura menangis pilu. Parahnya lagi, tangisan pilu kekasihnya itu disebabkan olehnya.
Rasanya ia benar-benar membenci dirinya sendiri saat ini. Dulu ia pernah berjanji akan selalu membuat Sakura bahagia, namun dengan bodohnya ia malah mengingkari janjinya sendiri.
Tak kuasa melihat Sakura yang menangis semakin jadi, ia pun menghampiri Sakura. Lalu dipeluknya tubuh mungil Sakura yang bergetar karena sesenggukan.
"Maafin aku Sakura, aku menyesal." ujar Naruto lemah sembari mengeratkan pelukannya terhadap Sakura.
Namun di sisi lain Sakura memberontak, ia berusaha melepas pelukan Naruto.