Happy Reading
"Hoamm." Naruko menguap pelan, sembari mengucek kedua matanya yang sedikit silau akibat paparan sinar mentari yang masuk menerobos celah gorden.
Gadis cantik itu sesekali menggeliat kecil, meregangkan badannya yang sedikit kaku sebelum akhirnya memutuskan bangkit dari posisi rebahan nya.
Ia terduduk bersandarkan kepala ranjang, nampaknya kesadarannya belum sepenuhnya terkumpul.
Meraih benda pipih yang terletak disampingnya, lantas ia mendapati jam yang menunjuk pukul enam pagi.
Merasa kesadarannya sudah terkumpul, ia memutuskan beranjak dari kasur empuk yang telah menemani tidurnya semalam.
Ia berjalan menuju kamar mandi yang terletak di sudut ruangan, melakukan ritual pagi walau hanya cuci muka serta gosok gigi.
Bukannya ia jarang mandi pagi, hanya saja ia masih malas karena hari ini jadwalnya libur. Lagipula ia tidak membawa perlengkapan mandi serta make up nya karena kemarin ia bertamu ke rumah ini secara dadakan.
Jadi ia memutuskan untuk mandi di rumahnya saja setelah pulang dari kediaman sang kakak.
Beberapa menit berlalu, Naruko pun selesai dengan ritual paginya. Penampilannya sudah sedikit rapi daripada sebelumnya.
Dan yang paling penting, gadis pirang itu sudah terlihat cantik.
Mengingat dirinya yang bisa dikatakan menumpang, ia memutuskan untuk ke dapur.
Ia yakin, pasti kakak iparnya sudah stand by di tempat itu karena kewajibannya sebagai istri.
Naas baginya, pemikirannya ternyata meleset. Sebenarnya tidak sepenuhnya meleset sih, sebab ia memang menemukan Sakura yang tengah sibuk memasak.
Hanya saja, terdapat seorang pria yang tengah memeluk Sakura dari belakang sehingga membuat dirinya mencebikkan bibir.
Ia sedikit kesal karena sudah di suguhi pemandangan yang membuatnya iri, padahal ini masih pagi.
Sepersekian waktu berlalu ia masih menatap pasutri tersebut dalam diam, entah kenapa bibirnya malah membentuk lengkungan indah meski pada awalnya ia merasa iri akan ke romantisan pasutri tersebut.
"Emang yang semalam masih belum cukup ya?"
Sontak kedua pasutri tersebut tersentak setelah mendengar suara Naruko.
Terlihat Naruto sudah mundur beberapa langkah setelah melepaskan rengkuhannya dari badan ramping Sakura.
Sedangkan Sakura memilih menyibukkan dirinya dengan kegiatannya karena merasa malu, sebab adik iparnya itu telah memergoki dirinya yang dalam keadaan sedikit intim dengan suaminya.