Happy Reading
Hiruzen Sarutobi. Seorang pria tua yang pernah menjadi kebanggaan Jepang di masa mudanya. Pria yang mempersembahkan medali emas dalam ajang Olimpiade kelas dunia yang di gelar di Amerika.
Dan saat ini, pria tua tersebut telah menjelma sebagai pria sukses. Yap, ia berhasil menyandang gelar Profesor sekaligus pemilik rumah sakit yang bernama Tokyo Hospital.
Meski dikenal sebagai dokter jenius, ia sangat suka sekali merokok, padahal ia sudah tau bahwa benda tersebut mengandung racun yang cukup berbahaya bagi tubuh.
Seperti saat ini, dimana ia dengan santai nya menyesap benda itu sembari menatap muda-mudi yang duduk di hadapannya.
"Sangat di sayangkan ya Sakura. Tapi aku tidak bisa menentang keputusanmu. Terima kasih sudah pernah menjadi bagian dari Tokyo Hospital." Hiruzen menatap salah satu dokter kebanggaan nya dengan senyum yang merekah di wajah tuanya.
Ada rasa sedikit tak rela kala ia harus melepas gadis itu, gadis yang menurutnya sangat jenius dalam ilmu kedokteran.
"Sama-sama Pak. Saya sangat senang pernah menjadi bagian dari rumah sakit ini." jawab Sakura balas mengukir senyum kepada Hiruzen.
Hiruzen mengangguk sekilas, kemudian ia menatap ke samping Sakura. Tepatnya ia menatap pemuda yang merupakan calon suami Sakura yakni Namikaze Naruto.
Selang beberapa detik, Hiruzen kembali tersenyum. Ia menatap Naruto dengan tatapan bangga, padahal ini adalah kali pertamanya ia bertatap muka dengan pemuda tersebut.
Lagipula siapa sih yang tidak kenal dengan Namikaze Naruto, CEO Namikaze Corp yang diberkahi dengan otak jenius juga wajah yang rupawan. Jadi sangat wajar jika pemuda itu sangat famous, terutama dikalangan para gadis yang selalu histeris kala melihat senyumannya.
Sementara itu Naruto juga melempar senyum sembari sedikit menunduk kearah Hiruzen. Seperti biasa, ia memang sangat menghormati orang yang lebih tua darinya.
"Kalau gak sibuk main-main ke sini ya Sakura, aku yakin anak buah mu pasti merindukanmu." Hiruzen kembali membuka suara dengan tatapan yang kembali terarah kepada Sakura.
"Pasti Pak, saya akan sering-sering main ke sini." jawab Sakura semangat.
"Baiklah kalau begitu. Selamat ya untuk kalian berdua, semoga acaranya berjalan lancar." tandas Hiruzen dengan senyum yang kian mengembang di wajah tuanya.
"Terima kasih Pak." bukan Sakura yang menjawab, melainkan Naruto yang membalas ucapan Hiruzen.
Tak lama setelah itu, Sakura dan Naruto memutuskan untuk pamit.
Ketika tiba di lobby rumah sakit, netra Sakura tak sengaja menangkap seorang gadis yang sangat dikenalinya. Ia menatap gadis itu dengan tatapan yang sulit diartikan, antara terkejut dan juga bingung di saat yang bersamaan.
"Erza!" panggilnya cukup kencang.
Bahkan ia langsung bergegas menghampiri gadis tersebut, meninggalkan Naruto yang mengernyitkan alis sembari menatap punggung ramping nya.
Yang dipanggil pun menoleh, Erza tertawa kecil kala melihat Sakura menghampirinya.