Happy Reading
London, 17.00
Sudah sepuluh menit Sasuke melakukan panggilan video dengan Naruto, dan selama sepuluh menit tersebut senyum menawan setia terpampang di wajahnya.
Bahagia? Tentu saja. Sangat malah.
Sudah lama ia menunggu momen seperti ini, menurutnya penantiannya tidak lah sia-sia.
"Makin kece aja lo Dobe." Sasuke berujar demikian sembari tersenyum. Bahkan ia sudah berani memanggil Naruto dengan panggilan yang sering ia gunakan ketika kecil dulu.
"Baru nyadar lo, gue kan udah cakep dari lahir. Makanya lo suka iri."
Sontak Sasuke pun tertawa, meski Naruto terkesan mengatainya, tapi itu memang benar.
"Kapan balik ke Jepang lo? Betah amat di negeri orang, kek gak punya rumah aja."
Seketika tawa Sasuke sirna. Ia menatap teduh ke layar ponselnya, yang mana layar ponselnya itu tengah menunjukkan senyuman sinis dari Naruto.
Sedetik kemudian ia mengumbar senyum, kemudian menarik nafas sejenak sembari berujar
"Kerjaan gue banyak, gue gak bisa pulang dalam waktu dekat." ujarnya disertai senyuman.
"Dih masih megang cabang perusahaan aja udah sok sibuk, lagian cuma jadi wakil kak Itachi juga kan."
"What the hell men?" jelas saja Sasuke kesal akan ucapan Naruto, namun anehnya ia malah nyengir lebar.
Ia sudah hapal dengan sifat Naruto, sahabatnya itu memang suka blak-blakan dan terkesan sombong.
Dan dirinya adalah salah satu korban kesombongan Naruto.
"Gue gak mau tau, pokoknya di hari pernikahan gue lu harus pulang. Awas aja lo kalo gak pulang, gue janji bakalan kirim lo ke RS untuk ketiga kalinya."
"Ternyata lo masih sama ya, selain sombong lo juga masih seenaknya sendiri. Heran deh, kok bisa sih orang modelan kek lo bisa jadi CEO."
"Gue kan jenius."
Secara spontan baik Sasuke maupun Naruto tertawa terbahak-bahak.
Bagi Sasuke, bisa dibilang ini adalah suatu keajaiban. Ia benar-benar bersyukur karena pada akhirnya ia bisa melihat Naruto kembali seperti semula.
Meskipun ia berada di London, ia cukup sering mendapatkan kabar tentang Naruto. Dan banyak yang bilang, Naruto itu cuek dan terkesan tak peduli akan sekitar. Bahkan ada juga yang bilang Naruto itu super dingin layaknya kulkas berjalan.
Penilaian tersebut memang tak sepenuhnya salah. Ia tau betul akan sifat Naruto. Sahabatnya itu memang cuek, sangat berbanding terbalik dengan Menma dan Naruko yang hiperaktif.
Namun mereka belum mengenal terlalu dalam karakter Naruto seperti apa.
Namun di sisi lain ia juga merasa bersalah, entahlah untuk yang kesekian kalinya ia merasakan hal tersebut. Ia dengar, Naruto jadi semakin dingin setelah di khianati olehnya.
"Yaudah deh, karena itu adalah hari paling berharga lo, gue bakalan pulang pas lo nikah. Gue juga gak mau diomelin Mama dan Tante Kushina." Sasuke berujar sembari mengedipkan sebelah matanya. Namun setelahnya ia kembali ngakak ketika melihat Naruto memasang ekspresi jijik.
Yap, ia memutuskan untuk pulang di hari pernikahan Naruto. Selain untuk menebus kesalahan nya, ia juga ingin mengucapkan selamat secara langsung kepada Naruto.