Hari-hari pun berlalu. Hubungan antara Tristan dan Dara semakin dekat.
Dara yang awalnya tidak suka dengan Tristan, sekarang mulai menyukai Tristan. Dan Tristan, berkat Dara ia sekarang sudah jarang bolos.
Mereka sering belajar bersama sepulang sekolah di perpustakaan, tepatnya di tempat biasa Tristan dan teman-temannya nongkrong.
Ya, tempat pertama mereka melakukan kontak.
Hingga pada akhirnya, tanggal 17 Februari, mereka pun jadian.
Tristan 'menembak' Dara di dalam lift setelah mereka belajar bersama di perpustakaan.Pintu lift terbuka, mereka berdua pun masuk. Tristan menekan tombol 1.
"Dar." panggil Tristan.
"Kenapa?" tanya Dara.
"Setelah bertaun-taun aku gapernah senyaman ini sama cewe, sekarang aku baru ngerasa nyaman banget sama kamu." kata Tristan."Aneh, kata-kata dia barusan bikin pengen senyum. Mungkin ini yang katanya cinta?" kata Dara dalam hati.
"Kamu.. mau jadi pacar aku ga?" tanya Tristan sambil menyodorkan sebatang coklat bertuliskan "Terima ya."
"P-pacar? M-..." kata Dara sambil menerima coklat dari Tristan.
Dara menghentikan perkataannya karena lift berhenti di lantai 3.Pak Jaka pun masuk ke dalam lift.
"Deja vu." bisik Dara kepada Tristan.
"Eh Tristan, Dara, belum pulang? Pacaran terus ya kalian sekarang." kata Pak Jaka.
Tristan dan Dara pun bersalaman dengan Pak Jaka.
"Hehe, iya pak." balas Tristan.
"Tapi bagus loh, semenjak kamu pacaran sama Dara, kamu jadi jarang bolos." kata Pak Jaka.
"Ah bapak, bisa aja." kata Dara."Belum pacaran pak ih masih otw." kata Dara dalam hati.
Lift pun berhenti, Pak Jaka pun berpamitan.
"Jadi gimana?" tanya Tristan.
Dara pun tersenyum sambil mengangguk.
"Yes, this girl belongs to me!" teriak Tristan.
"Eh diem." kata Dara sambil tertawa.Mereka pun berjalan bersama ke parkiran motor.
"Sekarang gimana?" tanya Tristan.
"Gimana apanya?" tanya Dara.
"Mau jalan dulu gak?" tanya Tristan.
"Kayanya besok aja deh, besok aku ada ulangan mat sama biologi, yang tadi diajarin kamu loh." jawab Dara.
"Oh iya lupa, yaudah besok lagi aja ya. Good luck ulangannya, semangat!" kata Tristan.
"Makasih Tris, sorry ya gabisa jalan. Aku pulang dulu, bye." kata Dara.
"Gapapa kok, bye, hati-hati." kata Tristan.Dara pun sampai di rumahnya.
Ia pun mandi dan belajar matematika.
Tiba-tiba, notif dari ponsel khususnya berbunyi."Dara, tempat biasa, 1 jam lagi." kata Mr. Adam.
"Sial, aku baru ingat misi belum selesai." kata Dara dalam hati.
Satu jam kemudian.
Mr. Adam: Duduk.
Mr. Adam: Tadi, kamu jadian sama Tristan ya?
Dara: K-kok tahu?
Mr. Adam: Dara, sepertinya saya lupa memberitahu bahwa ponsel khusus itu merekam segala suara dan rekaman suara tersebut bisa didengarkan bahkan diputar ulang.
Dara: Hah? Berarti waktu ngobrol sama Pak Jaka, kau bisa dengar?
Mr. Adam: Bisa.
Dara: Lalu, kenapa kau menyuruhku ke tempat biasa?
Mr. Adam: Saya ingin memberi selamat kepadamu secara langsung dan personal, Dara.
Dara: Ah begitu ceritanya.
Mr. Adam: Mumpung sekarang kamu pacar Tristan, bisa tidak kamu mencari informasi tentang Pak Aldi? Ya, ajak dia ngobrol atau apa, kamu lebih tahu caranya.
Dara: Bisa sih.
Mr. Adam: Bagus. Ngomong-ngomong, yang diceritakan Pak Jaka adalah suatu kejujuran. Dia memang pemilik sekolahmu, dan tanahnya berdiri di tanah milik pemerintah.
Mr. Adam: Oh iya, kamu boleh pacaran. Asal itu tidak mengganggu kegiatan penyelidikanmu.
Mr. Adam: Jangan bodoh juga, seringkali orang menjadi bodoh karena cinta.
Dara: Terimakasih atas nasihatnya.
Dara: Saya mau pulang dulu ya, soalnya besok ada dua ulangan.
Mr. Adam: Oh iya, selamat belajar, sampai bertemu di lain hari.
Dara: Terimakasih, sampai jumpa.Hai semuanya. Maaf kalo ceritanya aneh:( Jangan lupa votenya. Terimakasih semua.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dara (END!)
ActionDara adalah seorang intel muda perempuan yang sedang bersekolah sekaligus menjalankan misi. Akankah misinya berjalan mulus? Atau ada hambatan-hambatan yang menyulitkannya?