30

25 4 0
                                    

Dara pun mulai mencari Pak Jaka, ia pergi ke ruangan Pak Jaka terlebih dahulu. Ia membawa Keisya kemana-mana.

Saat hendak ke ruangan Pak Jaka, seorang pengawal alias bodyguard Pak Jaka muncul di hadapan Dara.

Dara menyuruh Keisya untuk diam di tempat, sedangkan Dara akan bertarung dengan bodyguard Pak Jaka.

Mereka bertarung dengan tangan kosong. Bodyguard Pak Jaka memulai serangan, ia meninju wajah Dara namun Dara berhasil menangkisnya. Bodyguard pun mencoba menyerang lagi dengan mengarahkan pukulan ke ulu hati, namun berhasil ditangkis oleh Dara. Serangan demi serangan berhasil ditangkis Dara karena pola penyerangan bodyguard tersebut sudah terbaca oleh Dara. Saat mendapat celah, Dara langsung meninju wajah bodyguard tersebut beberapa kali lalu mematahkan lehernya. Bodyguard tersebut pun terbaring di lantai, entah pingsan atau tewas.

Keisya: Dar!
Keisya: Gila ini pertama kalinya aku liat beginian secara live.
Keisya: Kamu jago banget!
Keisya: By the way, kamu gapapa kan?
Dara: Aman kok, ayo kita cari Pak Jaka lagi.
Keisya: Ayo!

Mereka pun melanjutkan pencarian. Saat naik ke lantai dua, ada bodyguard lain yang menghadang Dara. Dara pun bersiap-siap untuk bertarung. Tidak pakai lama, bodyguard tersebut sudah tumbang.

Mereka melanjutkan pencarian, tiba-tiba ada bodyguard lagi yang menghampiri Dara. Bodyguard ini terlihat lebih senior daripada yang lain. Bodyguard tersebut memulai pertarungan dengan tendangan yang keras dan mengenai perut Dara. Tendangan tersebut tidak sempat diantisipasi. Dara pun terjatuh
lalu memegangi perutnya sebentar. Setelah itu, dia bangkit dan membalas serangan bodyguard tersebut. Bodyguard tersebut sedikit kesakitan dengan balasan Dara. Lalu, mereka bertukar pukulan lagi. Bodyguard tersebut mulai merasa terancam, ia mengeluarkan pisau lipat dari sakunya. Kemudian, ia mulai menyerang Dara menggunakan pisau lipat. Namun, Dara dapat menangkis semua serangan. Saat Dara lengah, Bodyguard tersebut berhasil melukai lengan kanan Dara dengan pisau.

Dara: Aduhhhh!
Dara: Heh, gitu doang?
Dara: Gue juga bisa kali.

Dara pun langsung menyerang bodyguard tersebut dengan pukulan bertubi-tubi, hingga pisau yang dipegang bodyguard tersebut lepas dari tangannya. Kemudian, Dara mencekik bodyguard tersebut hingga mati.

Dara: Aduh aw sakit juga.
Keisya: Dar, kamu gapapa?
Dara: Gapapa, gini doang tapi sakit juga sih.
Keisya: Mana liat.
Dara: Nih.
Keisya: Dar, serem banget.
Dara: Ngga gini mah udah biasa.
Keisya: Ngga Dar, ini mah ga biasa.
Keisya: Itu lengan kanan kamu robek loh kena pisau.
Dara: Ah kecil segini mah.
Keisya: Tetep aja Dar.
Dara: Ngga ah udah yuk cari mereka lagi.
Keisya: Beneran gapapa?
Dara: Ngga kok, yuk!

Mereka pun melanjutkan pencarian. Keisya sangat khawatir dengan Dara karena ini adalah pertama kalinya ia melihat luka seperti itu.

Saat hendak naik ke lantai tiga, Keisya pun memberhentikan langkahnya.
Keisya: Dar, udah yuk nyarinya itu luka kamu kaya gitu.
Keisya: Mending kita panggil intel lain aja pake smart watch kamu.
Dara: Ngga Sya, ini aku udah biasa kaya gini.
Dara: Aku pernah kena tusuk di perut.
Dara: Buktinya sekarang aku masih hidup kan.
Dara: Beneran gapapa kok ini mah kecil.
Keisya: Hah kamu pernah kena tusuk di perut?
Keisya: Ya ampun, ngeri banget.
Keisya: Rasanya kaya gimana waktu itu?
Dara: Gimana ya?
Dara: Pedih sih iya, gatau deh sisanya aku ga sadar, HAHAHA.
Keisya: Ya ampun
Keisya: Yaudah.
Keisya: Tapi plis, kalo gakuat jangan dipaksain ya?
Keisya: Janji dulu sama aku.
Keisya: Aku gabisa liat kamu gini, Dar.
Dara: Iya-iya janji.
Dara: Udah ah yuk naik ke lantai tiga.

Mereka pun naik ke lantai tiga. Dara melihat sebuah ruangan kelas yang sedikit terbuka. Dara pun curiga bahwa ada orang di sana. Ia menyuruh Keisya untuk bersembunyi di bawah meja piket yang cukup dekat dengan kelas tersebut. Lalu, Dara pun berkata, "Apapun yang terjadi, jangan keluar dari meja piket ini. Kamu boleh mantau aku tapi jangan keluar dari meja piket."

Dara pun berjalan ke arah kelas tersebut. Saat hendak masuk, tiba-tiba kepala belakangnya dipukul dengan keras oleh bet (pemukul bola) kasti. Ia pun langsung jatuh dan memegangi kepalanya. Pandangannya kabur.
Samar-samar ia melihat ada dua orang bodyguard di depannya. Ia hendak berdiri dan melepaskan pukulan kepada mereka. Namun saat ia mencoba berdiri, punggung Dara dipukul beberapa kali menggunakan bet dari belakang. Ia pun terjatuh lagi. Saat menengok ke arah pukulan, ternyata orang yang memukulnya adalah Pak Suryo.

Pak Suryo: Hai bocil.
Dara: S-Suryo... anjing!
Pak Suryo: Kalian, ikat tangan dan kakinya lalu bawa dia ke truk yang sebentar lagi datang!
Bodyguard 1 dan 2: Siap kapten!
*Dara pun pasrah karena sudah tidak memiliki tenaga untuk melawan mereka.*

Keisya yang tidak tahan melihat adiknya seperti itu pun tiba-tiba berteriak, "Daraaaa!!!!!"

Kedua bodyguard dan Pak Suryo pun menoleh ke arah meja piket. Pak Suryo pun menghampiri meja piket dan menarik Keisya untuk keluar.

Pak Suryo: Jackpot Dar, aku berhasil mendapatkan kalian berdua. Adam pasti akan sangat sedih karena aku mendapatkan anak satu-satunya dan murid kesayangannya.
Dara: Bangsat! Tunggu saja pembalasanku!
Pak Suryo: Mau bales gimana? Gini aja kamu udah tumbang, dasar bocil.
Dara: Ga imbang goblok gue cuma sendiri. Kalo gue nyerang juga udah pasti gue kalah.
Pak Suryo: HAHAHAHA.
Dara: Sya, sya. Lu juga ngapain teriak segala anjir?!
Pak Suryo: Memang dasarnya kalian berdua itu bodoh.

Pak Suryo pun mengikat tangan Keisya lalu ia membawa mereka berdua ke dalam truk kontainer yang baru saja datang. Mereka ditempatkan di dalam kontainer gelap, sedangkan Pak Suryo dan bodyguardnya menyetir di depan.

Merasa aman, Dara membuka percakapan.
Dara: Sya. Kamu bisa liat aku ga?
Keisya: Gabisa Dar, gelap banget.
Dara: Oke-oke, aku akan meraba-raba sampe aku dapet posisi kamu di mana. Coba kamu bilang Aaaaaaaa gitu sampe aku dapet posisi kamu.
Keisya: Aaaaaaaaaaaaa.

Dara pun mengikuti arah suara dan akhirnya berhasil menyentuh Keisya.

Keisya: Nah-nah udah kerasa nih sentuhannya.
Dara: Yes, ternyata kontainernya gede juga ya.
Keisya: Iya aih padahal isinya cuma kita berdua.
Dara: Sya, kamu coba raba tangan aku, kerasa smart watchnya ga?
Keisya: Bentar aku cobain dulu.
Keisya: Nah ini kan ya?
Dara: Iya-iya, coba kamu raba tombol smart watch yang buat manggil intel yang lain.
Dara: Semoga Jean dan para intel ngebaca notifnya kalo kita lagi dalam bahaya.
Keisya: Udah aku pencet 5 kali.
Dara: Oke-oke makasih.
Dara: Halo semua intel yang mendengar ini, saya dan anak Mr. Adam sekarang berada di dalam truk kontainer. Kami tidak tahu akan dibawa ke mana. Kalian bisa melacak posisi kami kan? Kalau begitu, tolong kami secepatnya. Terima kasih.

.
halo... hehe... semoga aku ga males ngelanjutin ini yaaa:)))
terima kasih sudah membaca, semoga sukaaa:)

Dara (END!)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang