Dara POV:
Lumayan nih informasinya, secara aku adalah intel pertama yang berhasil mengobrol langsung dengan Pak Jaka.Saat hendak ke parkiran motor dan tidak sengaja melewati kelas 11B, Dara melihat Keisya yang baru saja keluar dari kelas. Begitupun Keisya, ia juga melihat Dara. Keisya pun memanggil Dara.
Keisya: Dara, sini bentar!
Dara: Eh, Keisya! Ada apa?
Keisya: Selamat ya atas prestasinya!
Dara: Makasih banyak Keisya.Tiba-tiba Mr. Adam keluar dari kelas.
Mr. Adam: Keisya, nilai rapormu memuaskan. Kamu mendapat peringkat ketiga di kelas. Selamat ya.
Keisya: Wah benar pah? Alhamdulillah, akhirnya bisa dapet nilai yang memuaskan.
Mr. Adam: Papa bangga sekali denganmu.
Mereka pun berpelukan."Ah, andai aku punya orangtua." gumam Dara dalam hati.
Keisya: Oh iya Dar, ini papa aku, namanya Adam. Ini yang kamu bilang keren waktu itu.
Keisya: Dan pah, ini adalah Dara. Adik kelas yang aku sering ceritakan.Mr. Adam pun menatap Dara. Dara menatap balik Mr. Adam. Terjadi keheningan sesaat. *awkward silence*.
Dara: Oh iya O-Om Adam. Nama saya Dara.
Mr. Adam: Dara, saya dengar banyak cerita tentangmu. Barusan saya juga dengar bahwa kamu meraih nilai tertinggi di angkatan ya? Selamat!
Dara: Terimakasih Om.
Mr. Adam: Keisya juga katanya jadi rajin belajar karena kamu.
Dara: Oh iya?
Mr. Adam: Iya. Ya sudah, saya dan Keisya pamit dulu ya. Sampai ketemu di lain waktu.
Dara: Baik Om. Saya juga pamit. Dadah Keisya!
Keisya: Bye Dar!"Ngakak, ganyangka ketemu Mr. Adam." kata Dara.
Dara pun pulang ke rumah.
Sesampainya di rumah, ia pun masuk ke ruang kerjanya. Ia menaruh sertifikat nilai tertinggi di angkatan ke dalam pigura dan memajangnya di ruang kerjanya. Ia merasa bangga.
Dara memandangi sertifikat-sertifikat yang ada di ruang kerjanya. Sertifikat keikutsertaan dalam kegiatan latihan menembak, latihan berkuda, sertifikat juara lomba menembak, lomba renang, lomba lari, sertifikat keberhasilan misi, dan masih banyak lagi.
"Semua orang sudah ditakdirkan untuk memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Mungkin aku tidak punya orangtua. Tapi jika aku terpuruk karena hal itu, aku tidak akan berhasil dalam meraih apa yang aku inginkan.
Karena, kunci dari keberhasilan seseorang adalah usaha dan doa yang besar, serta sifat pantang menyerah." gumam Dara pelan.Tiba-tiba, notifikasi dari ponsel khusus masuk.
Mr. Adam: 1 jam lagi kita bertemu di tempat biasa."Shit! Mager!" kata Dara.
"Inikan tugas. Terus kan harus usaha kalo mau meraih apa yang diimpikan." kata ia beberapa menit kemudian.
"Yaudah deh aku pergi." kata Dara.Satu jam kemudian.
Dara menghampiri Mr. Adam yang sedang duduk.
Mr. Adam yang menyadari bahwa Dara sudah datang pun berdiri dan memeluk Dara sambil mengucap selamat."Ini kali pertama aku merasa peluk hangat seperti ini." kata Dara dalam hati.
"Aku jadi semakin penasaran dengan keluargaku yang sebenarnya." Dara melanjutkan kalimatnya yang barusan dalam hati.Canggung, namun penuh haru.
Hai semua! Maaf kalo ceritanya agak aneh:((( Jangan lupa votenya ya! Terimakasih banyak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dara (END!)
ActionDara adalah seorang intel muda perempuan yang sedang bersekolah sekaligus menjalankan misi. Akankah misinya berjalan mulus? Atau ada hambatan-hambatan yang menyulitkannya?