33

27 3 1
                                    

Sepuluh menit berlalu, Dara terlihat sangat lemas, sepertinya ia mulai kehabisan darah. Pak Suryo sangat senang melihatnya, sedangkan Keisya sangat khawatir melihat adik kesayangannya seperti itu.

Keisya: Dar, yang kuat ya... please...

Dara hanya tersenyum kecil sambil mengangguk.

Pak Suryo: Bentar lagi juga mati kok.
Keisya: Diem anjir, bentar lagi juga lu ketangkep.

Pak Suryo pun menampar Keisya.

Pak Suryo: Bacot, diem aja!
Keisya: Aduh!
Dara: Jangan sentuh dia, anjing!
Pak Suryo: Lu juga, diem aja!

Keisya *dalam hati*: Aduh sakit juga ditampar doang, gakebayang jadi Dara:(

Sementara itu...
Di pintu masuk gudang, ada 4 orang pengawal yang sedang berjaga. Namun tiba-tiba, ada seorang ojek online datang.

Ojek Online: Permisi, orderan makanan atas nama Jaka?

Para pengawal nampak kebingungan, akhirnya seorang pengawal masuk ke dalam untuk bertanya kepada Pak Jaka.

Pengawal: Maaf, Pak. Di depan ada ojek online. Katanya ada orderan makanan atas nama Bapak.
Pak Jaka: Ah yang benar? Saya tidak pesan apa-apa kok.
Pengawal: Waduh, terus bagaimana Pak?
Pak Jaka: Tolak saja, mungkin salah alamat atau salah orang, yang jelas saya tidak pesan apa-apa.
Pengawal: Tapi Pak, kalau itu adal-
Pak Jaka: Ssstt, sudah tolak saja.
Pengawal: B-baik Pak!

Sementara itu, ketiga pengawal yang tadi sedang berjaga di pintu masuk gudang, telah tewas. Mereka tewas setelah bertarung dengan ojek online. Ojek online tersebut menyusup ke dalam gudang.

Pengawal yang tadi bertanya kepada Pak Jaka sudah sampai ke pintu masuk gudang. Ia terkejut karena ketiga temannya telah tewas dan ojek online telah hilang. Pengawal tersebut langsung mengambil walkie talkie.

Pengawal: BAHAYA BAHAYA BAHAYA! ADA PENYUSUP! TIGA PENGAWAL PINTU MASUK SUDAH TEWAS! MOHON WASPADA! CIRI-CIRI ORANGNYA ADAL-

Belum selesai berbicara, ojek online pun mematahkan leher pengawal tersebut. Pengawal tewas seketika.

Mendengar hal tersebut dari walkie talkie, Pak Jaka pun berlari menghampiri Pak Suryo yang berada di tempat Dara dan Keisya ditahan.
Pak Jaka: Bagaimana ini?! Lokasi kita sudah ditemukan. Tak lama lagi kita akan segera ditangkap. Kita telah kalah, kita telah kalah!
Pak Suryo: Belum, belum! Dia hanya sendiri bukan?! Tenang, aku bisa mengatasinya.
Dara: Dia sendirian juga, bisa menghabisi 4 pengawal kan? Tunggu saja! HAHAHAHAHA.

Pak Suryo memukuli Dara.

Pak Suryo: Bacot! Udah mau mati masih aja bacot!

Dara pun tertawa kecil sambil membuang ludah yang bercampur dengan darahnya ke arah Pak Suryo.

Pak Suryo: Sialan! Tidak sopan sekali anak kecil ini.

Saat Pak Suryo hendak memukul Dara lagi, seorang pengawal pun masuk.

Pengawal: Pak! Gawat! Hampir semua pengawal telah mati oleh penyusup tersebut! Dia memang sendirian, tetapi ia sangatlah kuat!
Pak Suryo: Bangsat, akan kuhabisi orang itu! Aku tidak takut!
Pak Suryo: Pengawal, ayo ikut saya! Pak Jaka, bapak diam saja di sini.
Pengawal dan Pak Jaka: Siap!

Pengawal dan Pak Suryo pun pergi mencari penyusup tersebut. Pak Suryo sangat terkejut karena semua pengawal telah mati. Sekarang, hanya tersisa seorang pengawal, Pak Suryo, dan Pak Jaka saja.

Pak Suryo: HEH PENYUSUP!!! KELUARRR!!! BERANI-BERANINYA KAMU BERBUAT SEPERTI INI!
Pak Suryo: Pengawal, cari dia!
Pengawal: Baik, Pak!

Pengawal tersebut berkeliling. Tiba-tiba, terdengar suara teriakan dari pengawal tersebut.

Pengawal: ADUHHH!!!

Pengawal tersebut tewas.

Pak Suryo: Siapa kau?! Keluar!!! Ayo bertarung!

Tiba-tiba, penyusup tersebut datang dari arah depan.

Pak Suryo: M-Mac?!!!!!!!!!

Ternyata, penyusup tersebut adalah Mr. Mac. Ia menyamar sebagai ojek online.

Pak Suryo *dalam hati*: Gila juga, semua abis sama dia. Bisa ga ya ngalahin dia?

Mr. Mac: Halo, pengkhianat.
Pak Suryo: Hehehe, halo.
Pak Suryo: Selamat datang di gudang ini, tempat di mana mayat Anda akan ditemukan.
Mr. Mac: Ga kebalik?

Mr. Mac pun bertarung sengit dengan Pak Suryo. Mereka beradu pukulan, tendangan, bahkan mereka juga saling menyerang dengan barang-barang di sekitar mereka.
Setelah bertarung selama sepuluh menit, akhirnya Pak Suryo pun lengah. Mr. Mac pun melepas ikat pinggangnya dengan cepat, kemudian ia melilitkannya ke leher Pak Suryo. Pak Suryo berusaha keras melepaskannya. Ia mencoba memukul Mr. Mac namun Mr. Mac berhasil menghindarinya.

Pak Suryo: S-sia-lan! T-tung-gu s-sa-ja p-pem-ba-la-san-ku!

Mr. Mac semakin mengencangkan lilitannya. Hingga pada akhirnya, Pak Suryo pun tewas.

Mr. Mac: A-akhirnya..... Melelahkan sekali melawan dia.

Ia pun mencari ruangan tempat Dara dan Keisya disekap sambil menyeret mayat Pak Suryo. Sebelum pencarian, ia mencoba untuk menghubungi kantor LIN untuk mengirim pasukan dan ambulance. Pasukan dan ambulance tersebut dikirim untuk membebaskan para anak kecil dan untuk memberikan pertolongan pertama untuk mereka, barangkali ada korban kekerasan dan lain-lain.

Akhirnya, Mr. Mac menemukan ruangan tersebut. Saat Mr. Mac masuk sambil menyeret mayat Pak Suryo, Pak Jaka pun kaget dan langsung mengangkat tangan. Ia tahu bahwa ia sudah tidak bisa berbuat apa-apa. Sementara itu, Keisya yang sedang menangis karena Dara tidak sadarkan diri pun berteriak.

Keisya: Om Mac!!!! Tolong kami om! Yang utama adalah tolong Dara om! Lihat, sekarang dia udah ga sadar om! Aku takut kehilangan dia om! Tolong!
Mr. Mac: Keisya! Syukurlah kamu tidak apa-apa! Ngomong-ngomong, kamu udah besar ya. Terakhir kita ketemu, kamu baru lulus SD ya.
Keisya: Iya om! Tolong kita dulu om! Ngobrolnya nanti lagi.
Mr. Mac: Oke, sebentar Keisya.
Mr. Mac: Kamu, Jaka! Lemparkan semua senjata ke sini! Lalu, taruh tangan di kepala!!!
Pak Jaka: B-baik!

Pak Jaka melemparkan pistolnya ke arah Mr. Mac. Kemudian, Mr. Mac memborgol tangan Pak Jaka. Setelah itu, ia melepas ikatan tali pada tangan Keisya dan Dara. Kemudian, ia menidurkan Dara di lantai sambil menekan luka tembak agar darahnya tidak keluar.

Beberapa menit kemudian, pasukan dan ambulance pun datang. Salah satu ambulance digunakan untuk membawa Dara ke rumah sakit khusus intel di LIN. Sedangkan pasukan membebaskan para anak kecil tersebut dan men-data mereka.

Sementara itu, agar Keisya tidak stress melihat kondisi Dara, Mr. Mac mengajak Dara mengobrol sepanjang perjalanan.

Mereka telah sampai di rumah sakit, di sana ternyata sudah ada Mr. Adam dan Jean. Dara langsung dibawa ke ruang operasi. Mr. Adam dan Jean terlihat sangat khawatir dengan kondisi Dara, sama seperti Keisya. Mr. Adam memeluk Keisya dengan sangat erat, ia sangat bersyukur bahwa Keisya tidak terluka. Kemudian, Jean juga memeluk Keisya. Saat sedang berpelukan, tiba-tiba Keisya menangis, Jean juga ikut menangis. Mereka takut kehilangan Dara.

.
hai terima kasih sudah membaca!!!

Dara (END!)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang