9

27 6 0
                                    

Semester dua pun dimulai.

Saat pelajaran Fisika, Pak Adi menyuruh murid kelas 10B berpasangan dan membuat poster tentang Gerak Melingkar.
Dara pun memilih Nia sebagai pasangannya, karena Nia adalah teman terdekat Dara di kelas.

"Pulang sekolah ngerjain poster di mana nih?" tanya Nia.
"Di perpustakaan kali ya? Di tempat yang terbukanya, enak adem." jawab Dara.
"Boleh." kata Nia.

Sepulang sekolah, mereka mengunjungi perpustakaan. Mereka duduk di pojokan. Lalu, mereka mulai mengerjakan poster.

Setengah jam kemudian...
"Heh kalian ngapain di tempat kita! Pergi sana kalo mau nugas jangan di sini! Kita mau nongkrong." teriak salah seorang murid laki-laki.

Dara pun menoleh, ternyata yang teriak-teriak adalah Tristan.

Seketika orang-orang di perpustakaan melihat mereka.

"Dar, aku baru inget ini tempat mereka nongkrong." bisik Nia.

"Dih ngapain lo ngusir-ngusir kita? Ga liat apa kita lagi ngerjain tugas? Kalo mo nongkrong mah mending di cafe aja. Udah jelas perpustakaan tempat buat nugas sekalian nyari referensi." suara Dara memecah keheningan.

"Udah jelas ini tempat kita nongkrong, duduk-duduk, ngobrol-ngobrol. Lo gatau apa?" balas Tristan tidak mau kalah.

"Kaga ada tempat kita-tempat kita. Namanya di sekolah ya semua milik bersama. Ganggu aja." balas Dara.

"Dik, udah ya berantemnya." kata petugas perpustakaan melerai.

"Ya sudah pak, kita pergi saja. Saya sudah malas melihat dia. Mentang-mentang ayahnya rekan kerja Pak Jaka, jadi seenaknya saat bertindak." kata Dara.

"Ayo Nia, kita pindah aja." ajak Dara.

Tristan memandang mereka yang lama-kelamaan menghilang dari pandangannya.

"Benar juga katanya." katanya dalam hati.

Dara dan Nia pun melanjutkan tugasnya di depan perpustakaan.

Satu jam kemudian, Nia ternyata sudah dijemput. Akhirnya, Nia pulang duluan.

"Dar, aku udah dijemput. Duluan ya. Makasih." kata Nia.
"Oh iya, bye sampe besok!" jawab Dara.

"Ah nyantai dulu aja, besok juga gaada ulangan. Gapapa kali pulang agak sore." kata Dara.

Ia pun memasang earphone-nya, dan mendengarkan lagu sambil merapikan tempat pensilnya. Lalu, ia duduk lagi.

Tanpa ia sadari, dari dalam perpustakaan, Tristan sedang memperhatikannya.

Beberapa menit kemudian, petir pun menggelegar.
"Ah keknya mau ujan! Gajadi pulang sore deh." kata Dara.

Dara pun memencet tombol lift dan masuk ke dalamnya. Lalu, ia menekan tombol 1.
(Letak perpustakaan ada di lantai 5).
Saat pintu lift hampir tertutup.
"Tunggu! Tunggu!" teriak seseorang.

Reflek, Dara pun menekan tombol agar pintu lift terbuka.
Sadar bahwa orang yang masuk adalah Tristan, Dara pun membuang pandangannya. Ia masih kesal dengannya.

"Tristan." kata Tristan sambil mengulurkan tangannya.
"Udah tau." jawab Dara ketus.
"Maaf soal tadi di perpus. Karena lo, gue jadi sadar kalo gue selama ini semena-mena sama orang." kata Tristan yang masih mengulurkan tangannya.

Dara pun memandang Tristan yang ternyata mengulurkan tangannya.
Karena kasihan, ia pun mengulurkan tangannya juga.
Mereka pun akhirnya bersalaman.

"Nama lo siapa?" tanya Tristan.
"Dara." jawab Dara.

Lift pun berhenti di lantai 3. Pak Jaka pun masuk ke dalam lift.

"Eh Tristan? Dara? Kalian belum pulang? Bentar, kalian berdua aja? Kalian pacaran?" tanya Pak Jaka.
"Eh, Pak Jaka." jawab Tristan sambil bersalaman dengan Pak Jaka.
"Pak." kata Dara sambil bersalaman juga.
"Iya pak kita pacaran." kata Tristan.
"Ngaco! Mana ada." kata Dara sambil memukul Tristan.

Tristan tersenyum melihat tingkah Dara.

"Ya sudah Bapak doakan kalian semoga langgeng ya." jawab Pak Jaka
"Aamiin." balas Tristan.

"Bisa-bisanya dia gitu, kalo gaada Pak Jaka udah gua tampar." kata Dara dalam hati.

Lift pun berhenti di lantai 1. Pak Jaka pun berpamitan kepada Dara dan Tristan.

"Dih, orang gue bukan pacar lu. Lu pake ngomong gitu segala depan Pak Jaka." kata Dara.
"Hehehe." balas Tristan.
"Dijemput siapa?" tanya Tristan.
"Nih, gue bawa motor sendiri." balas Dara sambil memperlihatkan kunci motornya.

"Mandiri juga dia, keren." kata Tristan dalam hati.

"Oh, yaudah hati-hati." kata Tristan.
"Makasih." jawab Dara singkat.
Dara pun pergi ke parkiran motor. Tanpa disadari, Tristan juga ikut ke parkiran motor.

Saat Dara hendak keluar gerbang sekolah, Tristan mengelaksoni Dara.
Dara pun menghentikan motornya, Tristan pun turun dari motornya dan menghampiri Dara.

"Apaan sih?" tanya Dara ketus.
"Minta nomor hp." jawab Tristan.

Dara melihat Tristan yang sudah memasang muka memelas.
"Plis." kata Tristan.
"Yaudah, mana hp lo? Gue tulis sendiri aja." jawab Dara pasrah.
"Gitu dong. Nih." kata Tristan sambil memberikan hp-nya.
"Udah ye, gue jalan dulu, bye." kata Dara sambil mengembalikan hp Tristan.
"Makasih, bye, hati-hati." jawab Tristan.

Hai semua. Semoga kalian suka. Jangan lupa votenya ya. Terimakasih semua.

Dara (END!)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang