14

23 6 1
                                    

Hari keberangkatan pun tiba.
Pada pukul 13:00, Dara dengan koper kecilnya memasuki mobil Mr. Adam. Mereka langsung berangkat ke Soekarno-Hatta International Airport.

Dalam perjalanan menuju airport.
Mr. Adam: Dara, apakah kamu sudah melakukan apa yang aku bilang?
Dara: Meninggalkan ponsel biasaku dan hanya membawa ponsel khusus?
Dara: Sudah kulakukan.
Mr. Adam: Baguslah.
Mr. Adam: Selama empat hari ke depan, kamu akan "menghilang" dulu.
Mr. Adam: Mereka boleh tahu kamu pergi saat kamu sudah kembali lagi ke Bandung.
Dara: Baiklah.
Mr. Adam: Oh iya, ini tiketmu dan paspormu.
Mr. Adam: Kamu akan pulang empat hari lagi.
Mr. Adam: Oh iya, penerbanganmu menuju Bonn akan transit di Istanbul, Turki selama dua sampai tiga jam.
Mr. Adam: Kamu bisa menikmati Turki sejenak.
Mr. Adam: Tapi, jangan keluar dari airport, ya?
Dara: Wah, asik.
Dara: Oke, paling aku hanya akan berkeliling di airport.

Kemudian, mereka melanjutkan obrolan tentang apa saja hal yang harus dilakukan selama empat hari ke depan.

Tidak terasa, mereka sudah tiba di airport. Dara pun mengangkat koper kecilnya keluar dari bagasi.
Mr. Adam: Kamu siap, Dara?
Dara: Aku siap seratus persen.
Mr. Adam: Kamu sudah beranjak dewasa, Dara.
Mr. Adam: Mungkin inilah saat yang tepat bagimu untuk mengetahui kebenarannya.
Mr. Adam: Mudah-mudahan kamu mengerti keadaannya.
Mr. Adam: Oh ya, jika ada sesuatu yang membingungkan, hubungi aku lewat ponsel khusus.
Dara: Baiklah, Mr. Adam.

Dara pun memeluk Mr. Adam.
Mr. Adam membalas pelukan tersebut.

Dara: Terimakasih banyak telah membantuku.
Mr. Adam: Sama-sama. Selamat menikmati Bonn, Dara.
Dara: Dadah.

Mr. Adam melambaikan tangannya.
Dara pun masuk ke dalam airport.
Lalu, ia melakukan check-in dan prosedur lainnya.
Setengah jam kemudian, akhirnya ia bisa memasuki ruang tunggu.

Tak terasa, sudah pukul 20:30. Para penumpang pesawat menuju Turki harus boarding. Dara pun menunjukkan paspornya dan boarding pass-nya di pintu keberangkatan.

Dara mencari tempat duduknya di pesawat. Ia mendapat window seat. Beruntung, pesawatnya tidak terlalu penuh, mungkin hanya terisi 60% saja. Tempat duduk di samping Dara pun kosong, jadi ia bisa ke toilet tanpa harus permisi pada penumpang lain.
Setelah mendengar beberapa pengumuman dari pramugari, Dara pun memilih untuk tidur.
Tepat pada pukul 21:05 pesawat itu pun take-off.

Sebelas jam kemudian, ia telah sampai di Istanbul.
Ia langsung melakukan check-in dan berkeliling bandara. Ia juga membeli kopi.

Tak terasa, 2 jam 30 menit telah berlalu.
Dara pun dipanggil untuk menaiki pesawat menuju Bonn. Perjalanan akan ditempuh selama kurang-lebih 4 jam.

Empat jam kemudian, pesawat pun landing di Köln-Bonn International Airport. Ia melewati beberapa proses. Kemudian, baru ia diperbolehkan keluar dari area kedatangan.

"Kata Mr. Adam aku akan dijemput oleh  seseorang bernama Frank Schneider. Dia akan membawaku ke Hotel XXX ." kata Dara.

Dara pun berjalan keluar dari area kedatangan. Lalu, ia melihat seorang laki-laki yang membawa kertas bertuliskan "Dara Syekira". Ia pun menghampirinya.

Dara: Entschuldigung, sind Sie Frank Schneider?
(Maaf, apakah Anda Frank Schneider?)

Frank: Ah ja. Sie haben Recht. Und, sind Sie Dara?
(Ah iya. Anda benar. Dan, apakah Anda Dara?)

Dara: Genau.
(Tepat.)

Frank: Herzlich Willkommen in Bonn.
(Selamat datang di Bonn.)

Dara: Danke schön.
(Terimakasih.)

Frank: Kennen Sie Bonn?
(Apakah kamu tahu Bonn?)

Dara: Nein.
(Tidak.)

Frank: Ah okay. Für die nächsten vier Tage werde ich Ihr Fahrer sein.
(Ah oke. Untuk empat hari ke depan, saya akan menjadi sopir Anda.)

Dara: Danke, Frank.
(Terimakasih, Frank.)

Frank: Gerne.
(Sama-sama.)

Frank: Jetzt gehen wir ins Hotel XXX.
(Sekarang kita pergi ke Hotel XXX.)

Dara: Okay.
(Oke.)

Dara: Entschuldigung, können Sie Indonesisch sprechen?
(Maaf, bisakah Anda berbicara Bahasa Indonesia?)

Frank: Ja, natürlich.
(Ya, tentu saja.)

Dara: Oke, mulai sekarang kita pakai Bahasa Indonesia, ya?
Frank: Baiklah.

Dara pun pergi ke Hotel XXX bersama Frank. Mereka banyak mengobrol di mobil.

Frank: Ini adalah Hotel XXX.
Dara: Terimakasih.
Dara: Ngomong-ngomong, apakah kamu mau makan siang denganku?
Frank: Dara, maaf sekali. Saya harus menjemput orang lain setengah jam lagi. Mungkin besok kita bisa makan bersama. Sampai besok!
Dara: Ah ya, tidak apa-apa, Frank. Terimakasih banyak. Sampai besok juga!

"Ah iya, aku baru ingat di sini kita tidak bisa mengajak seseorang dadakan." kata Dara dalam hati.

"Beruntung ada Frank, jika tidak aku pasti sudah bingung." sambungnya.

Dara pun memasuki hotel dan melakukan check-in. Setelah itu, dia pun pergi ke restoran hotel untuk makan siang. Setelah makan, ia pun beristirahat di kamar dan tidur panjang seharian.

Hai semuanya. Maaf ya kalo Grammatik nya ada yang salah, jangan sungkan buat koreksi:) Jangan lupa votenya ya. Makasih semuanya!

Dara (END!)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang