Aruna berdiri menghadap ketiga temanya Eca,Rivan dan arvi di depan gerbang sekolah.
"Gue pergi ya. Semoga kita bisa bertemu secepatnya" pamit Nana pada mereka.
"Gue harap meski gak yakin setelah kejadian ini Lo bakal di bolehin sekolah sini atau gak. But, its okay semoga kita bertemu setelah sukses" ujar Eca kemudian memeluk Nana.
"Thanks banget berkat kalian gue punya kenangan di SMA ini" ujar Nana dan mereka berempat berpelukan.
"Meskipun agak gimana tapi gue pribadi mau mengucapkan take care Aruna. Semoga bisa berkumpul kembali" ucap Rivan.
"Aruna, gue pribadi terimakasih banget dari diri gue sendiri sama kembaran gue. Gak gak bisa ngomong panjang lagi na, bokap Lo dari tadi liatin kita dari mobil noh" ucap arvi yang membuat Aruna terbahak.
"Oke gaes gue pamit. Bye semua" ucap Aruna lalu berjalan menuju mobil Daddynya.
"Are you ready girl?" Tanyanya dan diangguki Nana.
Memang setelah kejadian dikantin tadi Aruna menerima telfon dari Daddynya bahwa mereka akan berangkat sekarang. Dan sekretaris Daddynya yang mengurus perijinan sekolah Aruna.
Tentang pamit kepada bunda dan ayah tirinya, Aruna sudah memberi tau tadi pagi, makanya iya berangkat saat jam istirahat.
"Perlu Daddy beri mereka pelajaran?" Tanya sang ayah sambil mengusap pucuk kepalanya.
"Gak perlu dad" ujar Nana namun Xavi hanya diam. Mungkin memberikan hadiah pada keluarga jalang kecil itu tak masalah pikir Xavi.
Perjalanan menuju negara Ayahnya berjalan kira-kira 9 jam. Selama itu pula ia enggan menutup matanya, guratan lelah jelas tercekat padanya.
"You don't want a sleep baby girl?" Tanya Daddynya."No. I'm not sleepy dad" jawab Nana. Selama perjalanan ia hanya bermain dengan ponselnya atau menonton film
"Dad" panggil Nana ragu. Kemudian Daddynya menatap sang anak menunggu kata selanjutnya.
"I am curious" ujar Nana sambil menatap kumpulan cahaya dibawah, mungkin itu perkotaan.
"About?"
"Tentang mengemudikan pesawat" gumam Nana, namun masih terdengar oleh Xavi. Ia hanya tersenyum tipis, Kemudian ia mengotak Atik ponselnya.
Seorang co-pilot menghampiri mereka.
"Kau mau kedepan?" Tawar sang ayah yang membuat Nana mengalihkan tatapannya pada sang ayah sepenuhnya, "sana. Daddy akan menunggu disini" ucapnya sambil mengelus kepala Nana yang tersenyum."please sit here miss" ujar co-pilot pada Nana setibanya di ruang kemudi.
"Woah. This is awesome" ujar Nana sebagai rasa kagumnya yang membuat kedua pilot itu tersenyum.
"Hello miss park." Sapa sang pilot pada Aruna.
"Ah iya hello" jawabnya canggung"You can sit and enjoy the view. We are allowed to continue this work" ujarnya pada Aruna "of course" balasnya.
Nana mengabadikan momen didepanya, untungnya ia membawa ponselnya. Sebuah potret yang ia unggah di salah satu story Instagramnya.
Kemudian ia mematikan ponselnya dan menimati kegiatan didepanya. 30 menit berlalu dan ia masih betah di ruang itu meskipun sesekali bercanda dengan pilot dan co-pilot."Miss park, soon we will be landing. Please return to your seat for your safety." Ucapnya pada Aruna.
"Ooh okay. Thank you for the panorama uncle" ujar Aruna sambil tersenyum kemudian melangkah kembali ketempat duduknya.
"Are you done honey see it?" Tanya Xavi pada putranya.
"Done dad. That's awesome" ujarnya pada sang ayah.
Aruna dan Xavi berjalan dibandara memasuki sebuah mobil yang sudah terparkir disana. Mereka menuju hotel untuk menjalani karantina mandiri.
Kamar bapak dan anak itu berjejeran di lantai paling atas, dengan ruang dan pelayanan VVIP ditambah dengan panorama yang memuaskan membuat Nana tersenyum kegirangan.
"OMG ini kamar impian gue anjir" ujar Nana dengan bahasa Indonesianya.
Ia mengaktifkan ponselnya, terdapat banyak notifikasi dari kiriman instastorynya tadi.
"how is the room?" Pesan masuk dari Daddynya yang berada di kamar sebelah.
"Not bad dad" balas Aruna. Kemudian ia memejamkan matanya dan mengabaikan puluhan pesan yang masuk di ponselnya.
Hari ini, sepenuhnya waktu luang. Rencananya Aruna akan menonton film atau mempelajari bahasa negara ini, Korea. Setidaknya ia sudah mengerti kata umum yang biasa muncul untungnya ia fasih berbahasa Inggris. Untuk kelas onlinenya ia mulai mengikuti besok.
Charger, WiFi dan rebahan ditambah beberapa snacks hal sederhana yang menyenangkan apalagi bagi kepribadian introvert. Untuk Aruna sendiri ia tergolong setengah introvert dan extrovert, mau dirumah atau kamar seharian gak masalah, keluar seharian juga tak apa, begitulah ambvert.
Ia membuka grup kelas,karna dari tadi terus berbunyi notifikasi grup kelasnya itu.
"Ini ngapa dah pada bawa-bawa Isabel" ujar Aruna saat membaca balasan komen yang saling bertaut tentang Isabel.Me:
"Apa sih apa gue ketinggalan berita??. Bahas apa weh kalian, gue kudet ini"Kemudian tak menunggu lama sang ketua kelas mengunggah sebuah screenshot yang berisi berita tentang korupsi keluarga Isabel.
Eca
dia juga udah dikeluarin dari sekolahan.Seno
gila bokap Lo sangar banget maFika
2Eran
3Me
Bokap gue kenapa?Eca
Bokap Lo yang ngeluarin tuh anak na. Bahkan keluarganya alga juga gak berani ngelawan bokap Lo. Tapi ada benernya juga sih tuh anak keluar. Iye gak gaesRiko
Setuju gue Ama Lo Caca.Balasan dari Eca membuat Nana terdiam.
"Bagaimana bisa bokap gue gitu amat. Tapi masa bodolah lagian gue juga gak sewilayah sama dia Sekarang." Ujar Nana acuh kemudian melanjutkan menonton film lagi.***
KAMU SEDANG MEMBACA
DANDELION - ARUNA ADHARA
Sonstiges"gini nih gue jelasin sini,khusus buat yang diselingkuhin" ucap nana sambil maju menuju papan tulis "ibaratnya gue 80% dan si selingkuhan 20%. Cowok gue udah dapet 80% tapi dia nyari seseorang yang bisa melengkapi kekosongan itu" "berarti bener do...