21. THE BEST DAD

1.4K 155 4
                                    





Di gedung pencakar langit, sang pemilik bangunan itu masih tenggelam dalam pemikirannya, dahinya berkerut untuk memikirkan kemungkinan-kemungkinan yang berkecamuk di benaknya, adiknya dan anaknya.

Seorang lelaki memasuki ruangan Xavi dengan santai.
"Baru kali ini ngeliat tuan xavi gusar begitu" ujar lelaki itu yang tak lain Abraham sang milyuner negara Dubai.

"Entahlah" ujarnya singkat. "What's wrong?" Tanyanya pada Abraham.

"Penggelapan dana." Ujarnya dan diangguki Xavi.

°°°

Petang ini, ketika matahari hanya menyisakan sang senja 2 orang yang nampak seperti pasangan berdiri di stasiun bawah tanah menunggu kedatangan kereta itu.

Keduanya mengenakan masker dan warna outfit yang berbeda. Seung-hwan yang mengenakan celana hitam panjang dan baju lengan pendek dengan warna yang senada. Sedangkan Aruna mengenakan casual nude style, simple dan tidak terlalu mencolok.

Tujuan pertama mereka adalah wahana bermain.
Mencoba satu persatu wahana. Lihatlah Seung-hwan tersenyum saat melihat ara begitu menikmati wahana bermain ini, meskipun ia kadang mesti menahan Malu karna mencoba wahana yang tak sesuai dengan umurnya saat ini.

Setelah puas bermain mereka menuju penjual stand makanan yang berjejer.
"Woah" ujar Aruna berbinar

"Ambillah" ujarnya sambil tersenyum dan mengelus kepala Aruna.

Keduanya mencoba berbagai hidangan di depan mereka. Hingga akhirnya kedua menenteng bingkisan yang berisi berbagai makanan seperti corn dogs, potato chips dan lainya.

Mereka menyusuri sungai yang terkenal akan dan dituju beberapa orang. Tangan kiri Seung-hwan yang menenteng bingkisan makanan milik Aruna, tangan kanan yang bertengger di pinggang Ara, sedangkan sang tokoh utama menikmati malam dengan sebungkus makanan ditangannya.

"Duduk disana ya" ajak Seung-hwan sambil menunjuk sebuah bangku kosong.

"Lelah?" Tanyanya sambil menyibak rambut Ara yang menutupi wajahnya.

"Heem but I like this trip" ujar Ara sambil tersenyum.
"Thanks uncle" ujar Ara tulus.

Keduanya larut dalam keheningan. Ara yang menikmati malamnya kota Seoul sedangkan Seung-hwan yang menikmati paras Aruna dalam diam.

"Sudah malam, kita harus pulang baby." Ajak Seung-hwan pada Ara.

"Aku masih ingin disini oppa, sebentar saja" ujar ara

"Pulang sekarang sayang" ujarnya tanpa bantah yang hanya mampu Ara balas dengan helaan nafas.

Mereka sampai di kediaman utama dengan Ara yang sudah tertidur pulas didalam mobil.
Seung-hwan yang tidak tegapun menggendong Ara menuju kamarnya.

Setelah membaringkan Ara di tempat tidurnya, ia tertegun memandang keponakannya tersebut. Tak lupa masih dengan kondisi mengurung Ara yang telah terlelap dalam tidurnya.

Ia mencium tepat di bibirnya dan perlahan turun ke leher jenjang gadis itu yang membuat kemerahan di area tersebut.

"Ouh shittttt" batinya saat merasakan jambakan kuat pada rambutnya dan Ia diseret keluar kamar begitu saja.

"Apa yang kau lakukan pada anakku HAH??." tanya Xavi dengan nada dingin dan bentakannya.

"JAWAB SIALAN!" Teriaknya yang membuat seluruh penghuni rumah itu takut seketika.

"Apa? Aku hanya mencium bibirnya" ujar Seung-hwan enteng sambil tersenyum tipis.

"Sialan. Dia keponakanmu bodoh!" Balas Xavi padanya.

"Aku mencintainya. Tak peduli siapapun, aku mencintainya. Ara adalah milikku!!." Ujarnya pada Xavi tegas.

Xavi tersenyum smirk mendengar ujaran dari adiknya.
Instingnya tidak pernah salah dan terbukti ini salah satu contohnya.

"Kita lihat saja apakah Kau akan mendapatkannya sebagai gadis pasanganmu atau tidak" ujar Xavi yang diakhiri senyum smirk menyeramkannya.

Seung-hwan terdiam dengan tangan terkepal kuat.
Ia tau senyum smirk kakaknya itu bukan pertanda yang baik. Ia mengacak rambutnya menyalurkan rasa frustasinya dan pergi ke kamarnya.

Sedangkan Xavi sedang menyingkirkan media yang mengekspos berita yang berhubungan dengan Ara kemarin. Dan benar, paginya tidak ada kabar yang berhubungan dengan Seung-hwan dan Ara.

Ara tersenyum dibalik jendela pesawat yang akan membawanya ke Indonesia. Senyumnya tak pernah luntur sejak pagi.

"Thanks dad" ujarnya pada Xavi.

"Anything for you baby" ujar Xavi sambil mengelus kepala Aruna.
"Kita disana sampai kamu lulus, jadi nikmatilah waktunya sayang" ujarnya.

"Emmm bunda?" Tanya Ara lirih sambil memainkan ujung bajunya.

"No problem. Apapun itu, berjanjilah untuk terus bersama Daddy" ujarnya pada Ara.

"Of course dad. Putrimu akan terus bersamamu" jawabnya yang membuat Xavi tersenyum tenang.

"You are the best dad, because your my dad"




***


DANDELION - ARUNA ADHARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang