16. COLA

2.4K 203 6
                                    

Aruna berkutat dengan leptopnya yang menampilkan zoom kelas hari ini. Waktu menunjukkan pukul 10 pagi berarti di Indonesia pukul 8 pagi, perbedaan waktu dan cuaca menjadi tantangan sendiri baginya.

Di kediamannya ia hanya dengan grandma-nya sedangkan Daddy dan granpa dikantor mereka.
Setelah sekian lama waktu ia jalani di depan laptop, seorang pelayan mengetuk pintunya pelan lalu berujar "Nona saya membawakan camilan atas perintah nyonya"

Nana me-mute kelasnya lalu berujar "masuk saja bibi"
Setelah itu ia melanjutkan kelasnya.
Pelayan tersebut meletakan nampan dan kemudian kembali.

Setelah sekian lama waktu, kini Aruna dan granma sedang bersantai di taman rooftop rumah. Rumah 3 lantai, 1 basemen dan rooftop yang dijadikan sebagai taman, minimalis but rumah impian sejuta umat.

"Bagaimana kalau kita menunggu menantu untuk shopping bersama, Ugh pasti menyenangkan sayang." Ujar sang grandma

"Boleh,.aku terserah grandma saja" balas Ara menyetujui wacana neneknya sambil memangku setoples choco chips.

Xavi tiba-tiba datang dan mencium pipi Ara dan grandma bergantian.
"How's your day?" Tanya Xavi pada Aruna.

"Not bad dad" balas Ara.

"Daddy dimana xav?" Tanya grandma pada anaknya.

"Daddy 30 menit lagi datang. Katanya grandma suruh bersiap bukankan kalian mau pergi kata Daddy" ujar Xavi.

"Astaga mami lupa" jawabnya lalu bergegas untuk bersiap, "grandma pergi dulu dengan grandpa kamu berdua dulu dengan daddymu. Bye sweety" ujarnya.

"Dad" panggil Aruna yang membuat Xavi memandangnya.
"Ada apa baby"

"Aku ingin mengikuti kursus bahasa. Bolehkah?" Tanyanya

Xavi terdiam sesaat memikirkan permintaam anaknya "baiklah nanti Daddy cari guru untuk kerumah" ucapnya.

"No dad. Aku ingin belajar diluar rumah agar bisa beradaptasi lebih cepat" ujar Ara "Daddy, bolehkan?" Ucapnya sambil menatap Xavi dengan puppy eyes.

Xavi gemas dengan tingkah anaknya pun mencium pipi Ara "baiklah baiklah. Tapi nanti malam kau harus tidur dengan Daddy" tawarnya.

"Dad tapi ara sudah besar. Sebentar lagi 3 SMA loh" ujar Aruna menyadarkan sang Daddy dengan usianya.

"I know baby. Bagi Daddy kau tetap anak kecil, jadi biarin Daddy menikmati 16 tahun yang Daddy lewatkan sayang" ujar Xavi sambil mendekap aruna.

"Baiklah Ara akan tetap menjadi putri kecil Daddy. Tapi Daddy harus bahagia dan jangan tinggalin Ara" ucapnya lalu mengecup pipi Xavi.

"Hahaha baiklah putri kecil Daddy manis sekali.
Besok kan weekend,mau pergi mengelilingi kota bersama?" Tanyanya pada Ara.

"Of course Daddy" ucap Aruna.

"Mau melawan Daddy bermain game?" Tawar xavj pada anaknya.

"Heh memang Daddy bisa?" Tanya Aruna memastikan.

"Meremehkan Daddy heh." Ujar Xavi.

" Baiklah mari bermain di dalam sebelum grandma pulang" ujar Ara sambil menarik tangan Xavi.

Pukul 6.27 PM, sepasang ayah dan anak itu sedang melakukan experimen cola dengan sebuah pengembang kue yang menghasilkan sebuah air mancur yang menjulang keatas.

"Dad ayolah cepat lakukan" ujar Ara pada Daddynya kesal.

"Baiklah mari kita lakukan sebelum grandma datang" ujar Xavi sambil tersenyum bersemangat.

Mereka melakukan diruang tamu dan hanya dialasi sebuah plastik. Keduanya tertawa sesaat setelah experimen mereka berhasil. Dengan tinggal jailnya, Xavi  menyiramkan sisa cola pada Ara yang langsung dihadiahi teriakan dari anaknya itu. Keduanya terlibat kejar-kejaran sambil sesekali menyiramkan cola pada masing-masing lawan. Para pelayan hanya menjadi penonton aksi mereka berdua sembari tertawa.

"ASTAGA KALIANNNN!" teriak nyonya Park syok melihat tingkah anak dan cucunya. Sedangkan tuan Felix dan sepasang suami istri terdiam dengan apa yang dilihatnya mereka.

Bagaimana bisa seorang Xavi membuang-buang waktunya begitu saja-pikir sepasang suami-istri yang dibelakang Felix.

Sedangkan ayah dan anak itu tersenyum canggung sambil bergumam satu sama lain
"Habislah"
"Mampus"

"This is we time mom" ujar Xavi sambil meringis. Begitulah, kekuasaan tertinggi di rumah ini jatuh kepada nyonya cho-rim.

"Menjawab hah!." Ujarnya saat Xavi mengutarakan kalimatnya.
"Back to the room. Bersihkan diri lalu kembali"  ujar nyonya cho-rim dan langsung diangguki Xavi dan Ara.

Setelah sekian lama, Xavi dan Ara turun lalu menghadap 2 pasang pasangan yang menatap mereka.
"I'm sorry grandma-grandpa. Daddy tidak bersalah aku yang menginginkannya" ujar Ara sambil menunduk.

"Xavi, push up 50×!. Dan Ara duduk disini" ujar Felix melembut pada Ara.

"No grandpa. Aku akan melakukannya dengan Daddy" ujar Ara sambil mengeluarkan puppy eyesnya.

Felix dan lainya gemas dengan tatapan Ara. Bahkan Xavi yang tak kuat pun langsung mencium pelipisnya, "no problem baby. I'm fine" ujarnya sambil mencolek hidungnya gemas.

"Come on, cium grandpa dan duduk disebelah grandpa baru nanti grandpa ampuni daddymu" ujarnya setelah iri melihat drama ayah dan anak itu.

Aruna melotot sambil membatin "anjir dikira gue anak kecil. Ini gue gimana? Masa biarin bokap gue dihukum. Tapi nanti kalo gue nolak dikiranya cucu kurang ajar"

Dengan berat hati pun Ara mendekat dan mencium pipi grandpanya.
"Sejak kapan singa ini berubah heh" ucap seorang lelaki seraya mengejek Xavi. Sedangkan Ara kebingungan dengan siapa mereka berdua ini.

Nyonya besar yang tau cucunya kebingungan itu pun menjelaskan bahwa mereka adalah adik Daddynya beserta istrinya.
Mereka 3 bersaudara dan Xavi adalah anak pertama.  Yang kedua adalah park sung-hwan ia menikah dengan salah seorang guru dan memiliki putra yang usianya diatas  Ara.
Yang ketiga adalah park kang-joon yang merupakan pemain peran juga mantan anggota boyband dan masih lajang.

***

DANDELION - ARUNA ADHARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang