Pagi ini kediaman Adimas terasa hening, seorang lelaki berhadapan dengan sepasang suami istri yang sama-sama terdiamnya.
"Jadi bagaimanapun saya akan tetap membawa anak saya, tentang perijinan dan hak asuh semua sudah diatur pengacara saya" ucapnya final setelah terdiam cukup lama.
Sedangkan Adimas mengelus punggung istrinya untuk menenangkan Isak tangisnya.
"Tak bisakah anda membawanya beberapa hari lagi" tanya Adimas.
"Tak bisa, bukankan sudah puas selama ini kau menyembunyikanya." Ucapnya sambil tersenyum sinis.
"Saya akan membawanya untuk tinggal bersama saya setelah pulang sekolah. Kalau begitu permisi" ucapnya dan berlalu.
Sedangkan bunda Aruna menangis terisak didekapan sang suami.
Sedangkan di SMA tempat Aruna menimba ilmu bersama kawanya, ia sedang menikmati mi ayam pesanannya bersama kawanya. Siapa lagi kalau bukan Rivan, Eca dan arvi.
"Eh gue telfon Lo kemaren kok gak diangkat na?" Tanya Eca.
"Hah Kemaren?. Ouh HP gue lowbat kemaren pas pergi. Kenapa dah?" Balas Aruna
"Weekend dong" ujar Eca.
"Permisi" ujar seorang gadis di depan mereka. "Lo, Aruna adhara kan"
Nanapun menganggukkan kepalanya "iya kak, saya Aruna, ada apa ya kak?" Sedangkan mereka bertiga bertanya tanya, tumben sekali anak kepala sekolah ini mendatangi mereka, lebih lebih lagi dia golongan kakak kelas famous.
"Kamu dipanggil ke ruang kepala sekolah selesai makan. Kepala sekolah loh ya, inget." Ucapnya menegaskan
"Bukanya kepala sekolah lagi menemui tamu ya kak" ujar arvi yang tadi tak sengaja melihat kepala sekolah menyambut hangat tamunya itu saat dari ruang guru.
"Kurang paham dek, kakak cuma disuruh menyampaikan kalau Aruna adhara kelas 11 suruh menemui beliau" ucapnya.
"Yaudah kak makasih ya" ucap Aruna dan dibalas senyum olehnya.
"Gilasih gak heran kalau dia famous gitu. Udah cantik, baik,pinter, sopan lagi. Didikan pak kepala gak main-main emang" ucap Rivan dan diangguki mereka.
"Udahlah gue mau ke sana dulu. Bayarin dulu nanti gue gantii" Ucap Aruna dan segera bangkit berlari kecil.
"Sialan Lo aruNaammp!" Teriak Eca dan segera dibekap mulutnya oleh Rivan sedangkan arvi hanya menggelengkan kepalanya.
Aruna sudah tiba di depan kepala sekolah, dengan ragu ia mengetuk pintu.
"Adaapa Bapak memanggil saya" tanya Aruna.
"Daddy yang memanggilmu. Kemarilah" ucapnya yang membuat Aruna menyadari adanya orang lain selain dia dan kepala sekolah ini.
"Saya akan menunggu diluar" ucapnya dan diangguki ayah Aruna.
"Daddy kenapa ada disini?" Tanya Nana sambil duduk disamping ayahnya.
Sedangkan sang ayah tersenyum, "kamu sudah sebesar ini, 17 tahun ini pasti beratkan" ucapnya yang membuat Nana kebingungan.
"Aruna tinggal sama Daddy ya, Daddy mohon.
Daddy tidak melihatmu tumbuh remaja, biarkan Daddy melihatmu tumbuh dewasa. Mari kita memulai dari awal, berdua. Daddy dan kamu, disana juga ada nenek,kakek dan pamanmu" pintanya"Tap.."
"Daddy udah ngomong sama bundamu dan iya menyetujuinya. Daddy tak menerima bantahan sayang" Ucapnya menambahkan.
"Gilaa bokap gue pemaksa banget"- batin aruna
"Yaudah tapi Nana mau ijin langsung habis pulang sekolah gapapa kan dad, biar Nana denger langsung dari bunda" pintanya.
"Nanti Daddy antar kesana bareng." Ucapnya dan diangguki Nana.
Sepasang ayah dan anak sedang berada diperkirakan utama dimana parkir khusus para tamu dan dewan serta para guru.
"Daddy kekantor dulu, nanti pulangnya Daddy jemput sayang" ucapnya pada Nana."Oke. Tunggu depan aja dad jangan masuk ya." Pinta Nana.
"Baiklah." Ucapnya lalu mengeluarkan sebuah ponsel iPhone keluaran terbaru "dipakai ya sayang, yang itu simpan aja" ujar sang ayah sambil menyodorkan ponsel tersebut.
"Tapi punya Nana masih bagus dad" balas Nana.
"Gapapa simpen aja. Pake yang Daddy kasih" perintahnya pada Nana.
"Oke dad. Thanks Daddy" ujar Nana sambil tersenyum.
"Oke Daddy pergi. Goodbye baby" ujarnya lalu mencium kening Nana dan memasuki mobilnya.
Nana memasuki kelasnya dan mengikuti pelajaran seperti biasanya. Dan kebetulan jam pelajaran terakhir kosong sehingga banyak siswa yang sibuk dengan kegiatannya masing-masing.
"Lu tadi dipanggil buat apa na" tanya Eca penasaran.
"Bokap gue Dateng" balas Nana sambil memainkan ponsel barunya
"Gilasih Daddy gak tanggung-tanggung" gumam Nana heran, bagaimana tidak ponsel barunya sudah terisi seperti ponsel sebelumnya, Nana hanya tinggal mengenakan.
"Lo ngomong apa dah na?- woah gila ini ponsel keluaran terbaru anjimm." Ucap Eca kagum "anjir Lo tajir bener na ngaku lu anak siapa sebenarnya woy"
"Kenapa dah Lo ca sampe segitunya" tanya Nana heran melihat Eca yang berlebihan.
"Anjir lah ini ponsel keluaran terbaru woy cuma ada 4 biji di dunia. Dan di Indonesia belum ada woy" ujar Eca antusias "lu beli dimana Aruna"
"Gak tau beneran dah. Gue dikasih bokap gue tadi" ujarnya
"Bokap Lo tajir bener na. Bokap kandung??" Tanyanya penasaran dan diangguki Nana.
"Woah Bokap Lo berarti dari luar negri" ujar Eca dan dibalas anggukan kepala oleh Nana.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
DANDELION - ARUNA ADHARA
Random"gini nih gue jelasin sini,khusus buat yang diselingkuhin" ucap nana sambil maju menuju papan tulis "ibaratnya gue 80% dan si selingkuhan 20%. Cowok gue udah dapet 80% tapi dia nyari seseorang yang bisa melengkapi kekosongan itu" "berarti bener do...