Weekend ini Nana tengah bersiap dengan kaos panjang dan celana hitamnya, tak lupa rambut yang dikuncir kuda dan topi hitam yang bertengger di kepalanya.
Semua anggota keluarga tengah berkumpul menikmati weekend mereka.
"Bunda ayah, Nana izin keluar ya" izinya"Mau kemana dek?" Tanya sang ayah yang hanya dibalas senyum Nana.
"Adek mau ketemu pacar yah, gapapa kan" ucap Nana tak enak.
"Jadi Lo lebih mentingin pacar Lo dari pada keluarga sendiri" ucap David sinis yang membuat semua keluarganya memandang mereka berdua. Sedangkan Nana hanya terdiam menunduk.
"Ini tanggal 15 ya, yaudah hati hati ya dek jaga diri dikereta ya. Bilangin salam dari bunda" ucapnya sambil tersenyum menguatkan anaknya.
Kemudian Nana meninggalkan rumahnya. Sedangkan semua keluarganya bertanya-tanya.
"Kok kereta sih mah, emang adek mau kemana?" Tanya bintang."Adek kebandung, biasa tanggal 15 setiap setahun sekali kesana" ucap sang bunda.
"Kenapa adek yang kesana, kenapa gak cowoknya yang kesini?" Tanya sang ayah.
Bunda tersenyum sendu "Karna gak bisa, dia gak bisa kemana-mana. Nana cuma ngerayain ultah dia doang kok, habis itu langsung balik"
Lain halnya dengan Nana yang sekarang sedang menikmati Lalu lalang pemandangan dari jendela kereta. Matanya terpejam sesaat sesekali mengenang kebersamaan Nana dengannya.
Nana Memasuki kawasan pemakaman umum, menyusuri langkahnya hingga berhenti tepat didepan makam yang bertuliskan Zidan Bagaskara.
"Selamat siang menjelang sore ganteng. Selamat ulang tahun, maaf ya aku gak bawa kue tadi gak sempet mampir toko tapi aku bawa bunga kok." Ucap Nana sambil menabur bunga.
"Bunda sekarang udah nikah tau. Aku bahagia kok, kamu tenang aja. Sekian lama Hidup di negara dimana mayoritas masyarakat kata keluarga digambarkan dengan ayah dan ibu, padahal aku tak memiliki selengkap itu berat banget. Kata haram dan pembawa sial tersemat dalam diri aku sekian lama. But, I Will fine beb. Kamu curang tau Tanpa perlu aku cerita kayanya kamu udah tau semua." Mengalir lah cerita Nana seakan melepas kerinduan.
"Udah sore nih, aku pulang dulu ya. Doain biar aku tetap bahagia seperti yang kamu bilang. Terimakasih Zidan dan maaf untuk semua. Pulang dulu ya ganteng. I love you" ucap Nana sambil mengelap air mata di pipinya.
Zidan Bagaskara
Lelaki manis asal Bandung, teman masa kecil dan first love bagi Aruna. Sebuah kecelakaan yang menewaskannya membuat semua terasa begitu kehilangan bahkan setelah 3 tahun berlalu begitupun dengan Aruna yang teramat merindukan sosok tersebut.Nana keluar dari pemakaman umum namun langkahnya terhenti saat melihat seorang lelaki dihadapannya. Lelaki yang memberinya obat beberapa Minggu lalu.
"Bisa kita bicara nak" pintanya.
Nanapun memandang lelaki itu curiga. Kalau kasus penculikan dan pemerkosaan bagaimana, tapi jika dilihat dari pakaianya, ah entahlah penampilan hanya sebuah tipuan bukan.
"Maaf sepertinya saya tidak bisa." Ucap Nana kemudian berlalu meninggalkan lelaki itu.
"Saya ayah kamu, ayah kandung kamu" ucapnya yang membuat langkah Nana terhenti.
"mari kita bicara didalam nak, saya punya bukti disini"nana dengan ragupun masuk kedalam mobil tersebut . keduanya duduk bersisiha,kemudian dia menyerahkan berkas berisi DNA mereka berdua.
Nana masih mematung dengan apa yang dilihatnya sekarang.
"semua itu benar nak, tak ada yang ditutupi bahkan dipalsukan. kamu benar-benar anak saya."lelaki itu memeluk nana erat "aku tau ini tak mudah, tapi satu hal yang perlu kau ketahui nak, appa bahagia bertemu dengan mu"
sedangkan nana hanya satu hal yang dia rasakan sekarang, hangat. meskipun otaknya masih mencerna apa tuhan mempermainkanya?.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
DANDELION - ARUNA ADHARA
Aléatoire"gini nih gue jelasin sini,khusus buat yang diselingkuhin" ucap nana sambil maju menuju papan tulis "ibaratnya gue 80% dan si selingkuhan 20%. Cowok gue udah dapet 80% tapi dia nyari seseorang yang bisa melengkapi kekosongan itu" "berarti bener do...