Part 1

16K 1.1K 47
                                    

Jangan lupa klik bintang⭐and comment🐺
Maaf kalau banyak typo🙂

Happy Reading❤

Erika sedang duduk di bangku kafe tepat di samping jendela yang memperlihatkan jalanan dan bangunan rumah dengan segelas jus apel dan kentang goreng di meja. Kedua tangan memegang buku novel yang berjudul "A Princess Love Journey". Dia membaca buku dengan konsentrasi penuh dan tanpa dia sadar, dirinya menitihkan air mata ketika mengetahui akhir tragis Qia, antagonis novel.

Erika berpikir kenapa tokoh Qia sangat menderita, penulisnya pasti memiliki dendam dengan Qia. Penulis hanya memikirkan kebahagiaan Nara, protagonis wanita dan Arthur, protagonis pria.

"Jika aku menjadi Qia, aku pasti akan menjauh dari Nara dan Arthur kemudian hidup dengan bahagia bersama keluarganya," gumamnya pelan, "dan tidak lupa uangnya serta pacar kalau dapat eh pasti dapat soalnya Qia sangat cantik," lanjutnya. 

Tanpa sadar dirinya sudah berada di kafe sampai sore. Ia pun beranjak dan berjalan menuju pintu untuk kembali kerumah.

Di perjalanan pulang dia melihat seekor kucing berwarna putih bersih dengan mata berwarna coklat kemudaan. Wah, kucing itu sangat cantik. Matanya langsung berseri-seri, senyum lebar terbit dari bibirnya. Erika berlari mendekat kearah kucing putih itu namun tanpa sadar ia melangkah menuju ke arah sungai. Ya tepatnya kucing putih itu berada di tepi sungai.

Erika terus berlari tanpa sadar membuatnya kehilangan pijakan dan jatuh ke sungai.

CEBUR!

Erika pun jatuh ke dalam sungai, nasib sial  menyertainya karena dia tidak bisa berenang. Double kill. Nafasnya terasa tersendat dan air mulai masuk melalui mulutnya. Erika memejamkan mata pasrah akan kematian.

🍁🍁🍁

Ketika Erika bangun, dia berada di ruangan rumah sakit. Ah, mungkin kan ada yang menyelamatkannya? Ah dia harus berterimakasih.

Ceklek!

Pintu ruangan terbuka, menampakan seorang wanita paruh baya yang masih cantik. Bagaimana tidak? Tidak ada kerutan di wajahnya dan rambutnya masih berwarna hitam.

Wanita paruh baya itu berlari mendekat kearahnya. "Kamu akhirnya bangun juga sayang, Mama khawatir banget saat tau kalau kamu jatuh dari tangga," ujarnya menangis sesengukan.

Erika mengerutkan alisnya setelah wanita itu memanggil dirinya sendiri mama. Perasaan dia tidak punya orang tua. Orang tuanya sudah meninggal dunia ketika dia berumur 10 tahun. Dan dia tinggal bersama neneknya.

"Tante siapa? Aku gak kenal sama tante, tante salah orang," ucap Erika.

"Saya mama kamu, kamu gak kenal mama? Mana mungkin saya gak ngenalin anak saya sendiri," balas wanita itu.

Wanita itu terdiam beberapa detik, kemudian wajahnya berubah, terlihat kaget ketika menyadari bahwa tebakannya benar.  Wanita itu langsung pergi keluar ruangan. Tidak berselang lama datang bersama seorang dokter.

"Dokter kenapa anak saya tidak mengenal saya? Apakah dia hilang ingatan?" tanya wanita itu panik.

"Sebentar ibu, biar saya cek terlebih dahulu. Ibu sabar dulu," ujar Dokter menenangkan wanita itu.

"Pasien mengalami amnesia, kepala pasien terbentur keras hingga menyebabkan hilang ingatan," terang Dokter tersenyum sopan.

Setelah menjelaskan Dokter tersebut ijin pamit pada wanita itu. Wanita itu mengijinkan sambil mengucapkan terimakasih, Dokter tersebut hanya menganggukan kepala lalu berjalan pergi dari ruangan. Wanita itu mendekat ke arah Erika.

Wanita itu berkata, "Nama kamu Lovie Qyara Raissa sering dipanggil Qia." 

Erika terdiam sejenak, ah. Jadi namanya Qia, tapi namanya kenapa sama seperti nama tokoh penjahat di novel "A Princess Love Journey". Apakah cuma kebetulan atau ada konspirasi. Oh oke jadi Erika, eh Qia mari kita ikutin alur terlebih dahulu supaya ia dapat memahami kalau dirinya ada di dunia novel atau tidak.

"Dan nama mama adalah Karina Seviolla," sambungnya memperkenalkan diri.

Qia tercengang ketika mendengar nama mamanya. Apakah ia memang masuk kedalam novel. Itu sungguh keren!

"Ma," panggil Qia ketika menyadari bahwa hanya ada mamanya dan dimana papanya itu.

"Iya sayang." Karina menyahut panggilan Erika.

"Papa mana?" tanya Qia ragu-ragu.

"Mama sama papa udah cerai sayang, maafin mama ya, yang gak bisa ngasih kamu keluarga yang lengkap." Karina menjawab pertanyaan Qia, menatap Qia bersalah.

"Qia, jangan benci mama ya?" pinta Karina menatap Qia penuh harap.

"Kenapa mama ngomong gitu?" tanya Qia heran. Kenapa Karina berbicara  kalau Qia yang asli benci sama Karina. Pasti ada alasannya.

"Soalnya dulu kamu benci sekali sama mama, karena mama gak nahan papa saat minta cerai. Padahal ada alasannya kenapa mama gak nahan papa. Dulu mama mau jelasin tapi kamu nolak terus, kamu justru cuekin mama, kamu bahkan juga sering marahin mama," terang Karina meneteskan air mata.

Qia terpana. Kaget mengetahui fakta tersebut. Sekarang dia menyadari kenapa Qia yang asli mengejar-ngejar Arthur karena dulu Qia dan Arthur adalah sahabat dari masih dalam kandungan, namun justru acuh tak acuh terhadap Qia yang asli semenjak mengenal Nara yang baru Arthur kenal 5 bulan. Pasti Qia yang asli merasa sakit hati. Pantas saja Qia marah dan melampiaskan dengan membully Nara.

Qia yang asli takut Arthur meninggalkannya seperti papa yang meninggalkan dia. Mulai sekarang ia akan menjauh dari Arthur dan Nara. Qia yang sekarang tidak butuh Arthur lagi. Bye Arthur!

"Alasan mama gak nahan papa kamu karena papa kamu punya anak perempuan yang seumuran dengan kamu. Jaraknya cuma 3 bulan, dia lebih muda 3 bulan dari kamu," jelas Karina.

Qia terdiam. Gila! Papanya pasti sudah gila. Jadi papanya sudah selingkuh selama 17 tahun. Apakah kedua orang tuanya dijodohkan? Seperti novel yang sering ia baca, tapi akhir yang berbeda.

"Mama sama papa menikah karena perjodohan. Orang tua papa kamu dulu punya janji sama orang tua mama. Mereka akan menikahkan kedua anaknya, jika berjenis kelamin berbeda," ungkap Karina.

Qia tercengang mendengar sebuah fakta yang mengejutkan. Wah, apakah yang dia pikirkan akan menjadi kenyataan, semoga saja tidak.

Dia merasa beruntung karena tidak memiliki penyakit jantung kalau saja dia punya pasti dia sudah mati karena kaget mendengar banyak fakta.

"Maafin Qia, Qia dulu sering cuekin dan marahin mama, Qia janji, Qia gak akan seperti dulu lagi," ujar Qia menatap Karina bersalah.

Kenapa juga dulu Qia yang asli tidak mau mendengarkan penjelasan Karina kalau saja dia mendengarkannya pasti dia tidak akan cuek dan marah pada Karina.

Karina tertegun. Dia merasa sangat bahagia dan dia harap semoga Qia akan terus seperti ini. Bukannya dia meminta Qia hilang ingatan selamanya tapi dia harap saat ingatan Qia kembali, Qia masih bersikap seperti sekarang.

"Iya. Mama maafin," balas Karina tersenyum bahagia.

"Ma, Qia kapan pulang? Qia udah baik-baik aja kok," pinta Qia menatap Karina memelas.

"Dokter bilang kamu besok udah boleh pulang. Sekarang lebih baik kamu istirahat soalnya kamu udah koma satu minggu," ucap Karina menjawab pertanyaan Qia.

Qia tidak terkejut mendengar kalau dirinya sudah koma satu minggu. Pantas saja tubuhnya kaku. Dia sudah koma selama satu minggu. Lebih baik dia tidur, lelah juga mendengar banyak fakta.

TBC

See you next chapter🐺

 4 Juli 2021

I'am The Antagonist? Really? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang