Part 21

2.2K 169 10
                                    

Holla semuanya, aku double up nih, semoga suka ya, hehe

Makasih yang udah mau baca, vote dan komen juga💗 sayang banget sama kalian💕


Sorry☺ banyak typo bertebaran Silahkan komen kalau ada typo supaya bisa aku perbaik😆

Minta waktunya sedetik aja untuk Klik Bintang ⭐🌠

Enjoy guys💕

Selamat membaca semuanya😍❤




Seorang gadis sedang berjalan menuju kelas, gadis itu menoleh kesana kemari. Ketika tiba di kelas dia melihat Riana sedang meletakkan kotak makan di meja Qia lebih tepatnya di laci meja Qia. "Dia ngapain?" tanyanya heran karena hanya ada Riana di kelas.
Yang lain mungkin sedang berada di luar kelas menikmati jam istirahat.

"Ngapain lo?"

Riana yang tertangkap basah menoleh, panik tapi kemudian segera tenang. "Enggak ngapa- ngapain," ujarnya berjalan menuju mejanya. Duduk diam.

"Dih, aneh," ucap gadis itu menatap aneh lalu mengangkat bahu, tidak peduli.

Beberapa menit kemudian semua murid masuk kelas karena bel masuk telah berbunyi.  Langkah kaki orang berjalan terdengar. "Eh, kalian tau enggak?" Suara cempreng khas wanita terdengar ke dalam kelas.

Beberapa orang sudah masuk ke kelas, Febian dan Qia serta ke dua teman Qia pun masuk ke kelas.

"Emang apa?" Dengan baik hatinya Dira bertanya, takut Viona marah.

"Diam deh Viona, lo berisik banget sih," ujar Qia ketus.

Viona yang akan membuka mulut segera memutup mulut. Nyalinya menciut, jika Qia sudah berbicara.

"Jangan marah- marah mulu Lov, enggak baik. Nanti kamu cepet tua gimana."

Qia mendelik, menatap tajam Febian yang baru saja berucap. Kurang ajar sekali kekasihnya itu. "Maksud kamu ngomong gitu?" tanya Qia kesal.

Viona dan Dira lebih memilih meninggalkan sepasang kekasih itu, ke duanya duduk di bangkunya.

"Ya enggak maksud apa apa," jawab Febian sepele.

"Oh berani sekarang ngomong gitu ya, oke oke," ucap Qia seadanya.

"Nanti aku mau pergi sama Arthur ya Bi, oke makasih ijinnya Bi," lanjut Qia.

Febian mengepalkan tangannya, menatap Qia lekat. Tatapan matanya berkobar. "Oh kamu mau pergi sama Arthur, aku mah boleh- bolehin aja. Nanti aku juga mau pergi sama Riana juga," ujar Febian tersenyum tipis, seakan- akan berkata 'kamu yang mulai duluan aku cuma  ngikut aja, jadi jangan salahi aku yang ikut cara main kamu'.

"Kamu beneran mau pergi sama Riana?" tanya Qia.

"Tergantung kamu aja sih. Kalau kamu jadi pergi sama Arthur, aku juga pergi bareng Riana,"

Febian menatap Qia, menahan senyum. Mana mungkin Febian akan pergi bersama orang Caper, Febian takut sakit. Dia hanya ingin memancing Qia, salah sendiri Qia mulai duluan.

"Iya enggak pergi bareng Arthur, awas aja kamu sampai pergi bareng Riana. Aku potong masa depan kamu," ancam Qia tapi justru dibalas senyuman oleh Febian, gak ada takut takutnya ya Febian.

Febian hanya menganggap ucapan Qia sebagai angin lalu, mana mungkin Qia berani memotong masa depannya. Memangnya Qia tidak mau apa benih darinya.

"Eh, Viona deket ya yang sama Galen?" tanya Qia.

I'am The Antagonist? Really? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang