Part 4

9K 863 46
                                    

Jangan lupa klik bintang⭐ and comment🐺
Banyak typo bertebaran jadi sorry🙂
Minta waktunya sedetik aja untuk Klik Bintang 🌠

Happy Reading

Qia selesai bersiap-siap untuk ke sekolah. Ia turun ke bawah untuk sarapan. Saat sampai di ruang makan, ia tidak menemukan Karina.

Di rumah hanya ada dia dan Karina, karena Karina yang tidak suka ada pembantu. Karina lebih suka kalau mengerjakan pekerjaan rumah sendiri dibandingkan menggunakan pembantu. Jadi hanya ada dia dan Karina di rumah. Ia mengambil ponselnya di saku kemudian membuka aplikasi whatsapp dan menemukan nama Karina yang mengabarinya.

Mama♡😍
Terlihat hari ini pukul 06. 17

•Qia sayang, mama berangkat keluar kota ya, mama disana 1 minggu.
•Kamu sarapan di sekolah aja ya, soalnya mama gak masak tadi keburu dikejar waktu.
•Kamu baik-baik di rumah
•Jangan sering keluyuran
•Jangan lupa pintu sama jendela dikunci.

•Iya ma. Qia bakal sarapan di sekolah.
•Mama tenang aja di sana.

Qia langsung keluar dari rumah setelah membalas pesan dari Karina. Ia mengemudikan mobil lamborghini centenarionya menuju sekolah. Sampai di sekolah Qia menuju ke kantin.

Di kantin, Qia memesan kemudian mengedarkan pandangannya ke segala arah dan menemukan Febian yang sedang menyantap makanannya. Ia tanpa berpikir berjalan mendekat.

"Hai, Bi," sapa Qia sambil duduk di kursi  depan Febian. Jadi Qia dan Febian duduk berhadapan-hadapan.

"Hai, Qi, baru dateng?" tanya Febian mengalihkan pandangan ke arah Qia.

"Iya. Lo udah lama dateng, Bi?" Qia bertanya sambil memakan nasi goreng yang baru saja diantar.

"Baru juga." jawab Febian yang dibalas anggukan.

"Eh Bi, gue mau minta maaf sama lo kalau dulu gue sering banget gangguin lo," ujar Qia menatap Febian tulus.

Qia merasa bersalah pada Febian. Dulu dia sering sekali menganggu Febian, hanya untuk menanyakan keberadaan Arthur. Tidak jarang juga bertanya dengan marah-marah bahkan sampai membentak Febian kalau Febian tidak tahu Arthur dimana. Pasti Febian merasa tertekan atau bahkan membenci Qia. Mungkin kalau dia bertanya sekali dua kali tidak masalah tapi Qia yang asli bertanya tentang keberadaan Arthur sampai 10 kali setiap harinya pada Febian. Astaga!

Gila! Itulah pikiran pertama Qia ketika mengetahui hal tersebut. Pantas kalau Febian membenci Qia kalau tidak mungkin otak Febian rusak.

"Iya. Gue maafin tapi jangan tanya keberadaan Arthur lagi sama gue ya, gue ke ganggu banget," balas Febian terkekeh pelan. 'Dan hati gue ngerasa sakit Qi, jadi jangan tanya tentang Arthur sama gue, gue mohon,' batin Febian dalam hati.

"Enggak akan lagi kok Bi, gue gak akan tanya keberadaan Arthur sama lo, soalnya gue udah gak mau ngejar-ngejar Arthur lagi. Capek hati sama fisik," jelas Qia.

'Lebih tepatnya karena gue bukan Qia, jadi buat apa ngejar-ngejar Arthur yang bego, lebih baik cari yang lain. Cowok di bumi ini bukan hanya Arthur doang,' lanjut Qia dalam hati.

"Wah beneran lo Qi? Gak salah nih?" tanya Febian tidak percaya.

Qia itu sudah mengejar-ngejar Arthur selama 5 bulan dan tidak mungkin juga Qia lepas dari bayang-bayang Arthur yang sudah lama dia kenal. Tapi kan itu Qia yang asli, sekarang hanya ada Qia yang baru yang tidak mengenal nama Arthur dalam hatinya.

I'am The Antagonist? Really? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang