Part 3

9.5K 864 65
                                    

Jangan lupa like and comment🐺
Banyak typo bertebaran jadi sorry🙂

Happy Reading❤

Qia memainkan ponselnya. Jenuh. Itu yang dia rasakan. Ia menoleh ke arah Viona.

"Lo kenapa baru dateng?" tanyanya heran.

"Tadi ban mobil gue bocor, terus gue nunggu taksi 10 menit, gila gak tuh. Untung aja gue gak telat," terang Viona.

"Lo telat 5 detik ya Na," ujar Dira menatap Viona.

"Ya elah 5 detik doang," balas Viona malas. Viona Jovita Kalila nama lengkapnya.

"5 detik itu penting tau Na, 5 detik bisa menyelamatkan nyawa orang-orang tau," protes Dira.

"Iya Dira," jawab Viona pasrah.

"Eh, lo beneran gak peduli lagi sama Arthur, Qi? Gue kok kurang yakin ya," ujarnya mengalihkan topik.

"Gue udah gak peduli lagi sama Arthur, mau lo percaya atau enggak sama gue itu terserah lo," balas Qia mengangkat bahu acuh.

Viona hanya mengela nafas. "Percaya. Gue percaya kok sama lo."

"Eh, kantin yuk! laper nih gue," ajak Dira yang dibalas anggukan keduanya.

Qia, Viona, dan Dira berjalan ke kantin dengan Qia memimpin di depan dengan Viona dan Dira dibelakang. Keduanya sudah seperti bodyguard saja.

Mereka kemudian duduk di bangku khusus untuk mereka. Padahal mereka tidak meminta tapi siswa-siswi tidak ingin duduk di tempat duduk mereka. Jadi mereka yang selalu duduk di kursi itu, sudah seperti hak paten milik mereka.

"Eh, itu Arthur tuh," tunjuk Dira membuat Qia dan Viona menoleh ke arah tempat Dira menunjuk.

Qia melihat Arthur dan 3 temannya. Ia hanya menatap sebentar kemudian menoleh kembali ke arah makanan yang baru datang. Proses memesan makanan di Sma Jaya Sakti adalah dengan klik makanan yang ingin di pesan menggunakan tab yang disediakan.

"Thur, itu si Qia. Udah balik sekolah rupanya," ujar Bagas. Nama lengkapnya adalah Bagas Dhefin.

"Udah ah jangan bahas dia lagi gue males ditempelin terus," ucap Arthur mengela napas lelah. Nama lengkap Arthur adalah Gabino Arthur Rajendra.

"Eh dia cuma noleh loh, gak ngedeketin lo," ujar Bagas heran. Sontak ucapan Bagas membuat ketiga temannya ikut menoleh ke arah Qia.

Dan dapat mereka lihat, Qia hanya menoleh ke arah mereka sebentar kemudian menoleh kembali ke arah makanan yang baru datang.

"Mungkin dia udah move on sama lo, Thur." Naufal berkata. Nama lengkapnya adalah Naufal Altezza.

"Dia dari semenjak sakit sampai sekarang gak pernah gangguin lo lagi kan, Thur?" tanya Galen yang dari tadi menyimak. Galen Pratama, nama lengkapnya.

"Eh. Iya," jawab Arthur seakan tersadar akan keanehan yang terjadi.

"Dia gak pernah gangguin gue sejak keluar dari rumah sakit," lanjut Arthur.

"Dia udah move on dari lo Thur," ujar Bagas.

"Harusnya lo sadar Thur, lo sama Qia udah sahabatan dari masih dalam kandung jadi pantes lah Qia marah sama lo dan milih bully Nara yang notabeknya baru lo kenal tapi udah bikin lo ngejauhin Qia," terang Naufal yang diangguki Bagas dan Galen.

"Gue juga kalau jadi Qia bakal ngelakuin hal yang sama," balas Galen.

"Udah ah jangan bahas dia lagi," kata Arthur sedikit menaikkan suaranya.  Arthur merasa ada yang tidak beres dengan hatinya ketika Qia memilih menjauhinya.

🍁🍁🍁

Saat Qia berjalan sendiri menuju kelas karena Viona dan Dira sedang ke toilet. Jadi ia lebih memilih ke kelas duluan. Dia tidak sengaja menabrak punggung orang ketika dia sedang menatap ponselnya yang berbunyi menandakan ada chat. 

BRUK

"Bisa gak sih, kalau jalan lihat-lihat," ujar orang yang ditabraknya.

Qia dapat merasakan kalau orang yang dia tabrak adalah seorang laki-laki.

"Maaf," ujar Qia singkat.

Qia sadar kalau dia yang salah jadi dia meminta maaf. Namun tanpa Qia sadar permintaan maaf itu membuat orang yang ditabraknya terkejut.

Qia mengangkat kepala, terkejut melihat orang yang ditabraknya. Bagaimana tidak orang itu adalah Febian, sepupu dari Arthur.

"Sorry Bian, Gue gak sengaja nabrak lo," ucap Qia kembali meminta maaf.

Febian kira ia salah dengar namun nyatanya tidak. Seorang Qia meminta maaf? Wow itu adalah hal yang mustahil, namun kini Qia meminta maaf padanya.

Setelah berdiam lama akhirnya Febian menjawab. "Hm."

"Kalau gitu gue ke kelas dulu ya Bi, sekali lagi gue minta maaf," pamit Qia berjalan menjauhi Febian.

Febian menatap punggung Qia dengan tatapan yang sulit diartikan. "Semoga lo berubah ya Qi," gumamnya.

"Dan jangan suka ngejar-ngejar Arthur lagi ya, karena ada seseorang yang tulus suka sama lo dan rela berjuang demi lo," lanjut Febian kemudian melangkahkan kaki ke kelasnya.

🍁🍁🍁

"Kemana aja lo, Qi?" tanya Viona heran karena dia dan Dira dari toilet dulu namun Qia yang langsung dari kantin belum juga sampai ke kelas padahal seharusnya sudah.

"Tadi gue nabrak Bian, Na," balas Qia mendudukan tubuhnya ke bangkunya.

Viona tidak menjawab hanya menganggukan kepala, paham.

Bel berbunyi menandakan pelajaran dimulai. Seorang wanita paruh baya berjalan masuk ke kelas. Kemudian menyuruh siswa-siswi kelas XI IPA 2 untuk mengerjakan tugas.

2 jam kemudian

Bel pulang berbunyi, Qia dan ke dua sahabatnya berjalan keluar dari kelas.

"Langsung pulang Qi?" tanya Dira berjalan di sebelah Qia.

"Iya lah. Udah capek gue," jawab Qia yang berada ditengah-tengah Dira dan Viona.

"Gak ke kafe dulu?" tanya Viona sambil merapikan rambutnya.

"Gak dulu mungkin nanti atau besok aja," ucap Qia yang diangguki Dira dan Viona.

Sampai di parkiran, Qia pamit pada Dira dan Viona.

"Gue duluan ya guys," ujarnya yang dibalas lambaian tangan dari Dira dan Viona.

Viona dan Dira juga masuk ke mobil Dira. Dira mengemudikan mobilnya dengan kecepatan rata- rata, meninggalkan sekolah.

TBC

See you next chapter🐺

10 Juli 2021

I'am The Antagonist? Really? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang