Part 14

3.4K 294 2
                                    

Holla, aku kembali lagi. Karena mood aku lagi bagus jadi aku update deh. Hehe

Ada yang nungguin enggak? Oh gak ada ya, okay☺.

Jangan lupa vote dan komen😜


Sorry☺ banyak typo bertebaran Silahkan komen kalau ada typo supaya bisa aku perbaik😆

Minta waktunya sedetik aja untuk Klik Bintang ⭐🌠

Bahagia selalu buat semuanya😍❤

Selamat membaca All😍❤


Febian bertanya ketika mendengar suara pintu terbuka. "Lo lama banget Zan, ngapain aja?"

"Oh tadi nyari makanan di kulkas dulu," dusta Arzan. Febian tidak berbicara lagi setelah mendengar jawaban Arzan.

"Eh, turun yuk," ajak Arzan.

"Boleh deh, laper gue," ucap Febian setuju.

Jefri hanya diam dan lebih memilih mengikuti Arzan dan Febian yang sudah berjalan keluar.

Di ruang makan, Vina sudah duduk menunggu ketiganya. Meja makan penuh dengan segala hidangan. Ketiganya duduk. Febian duduk di samping Vina, Arzan duduk di depan Febian dan Jefri yang duduk di samping Arzan.

"Mikko," panggil Vina membuat Febian menoleh.

"Kamu apain Arzan, hm?" tanyanya lembut.

Febian yang mendapatkan pertanyaan sontak menatap tajam Arzan yang cengegesan.

"Mikko, gak ngapa-ngapain Arzan kok ma," jawab Febian cepat.

Vina menyipitkan mata, lalu berkata, "Beneran?" Menatap lekat Febian.

Febian yang ditatap tidak mengalihkan pandangan karena takut dikira berbohong.
Febian mengangguk cepat tanpa ragu. Hey! Febian memang tidak melakukan apa- apa pada Arzan jadi dia tidak perlu merasa bersalah.

"Jefri, ucapan Mikko beneran gak bohong?" Kini Vina gantian bertanya pada Jefri membuat Jefri yang dari tadi diam sedikit terkejut namun mukanya masih seperti biasa.

"Beneran kok Mikko gak bohong, Tante," ucap Jefri berbohong tanpa ragu. Jefri juga pasti kena imbas kalau Febian dihukum dan nantinya Arzan justru besar kepala, lebih baik membela Febian ya meskipun suka adu domba.

Vina tidak bisa menghukum Febian kalau Febian memiliki saksi nyata daripada Arzan yang tidak memiliki saksi jadi Vina lebih memilih mengalah. "Oke, Tante percaya."

Arzan yang dari tadi menyimak pembicaraan, ingin protes tapi tidak jadi karena takut justru dia yang dihukum. Arzan menatap tajam Jefri, Jefri yang ditatap menatap tajam balik membuat Arzan kelabakan.

Febian terkekeh penuh kemenangan, Febian di lawan. "Haha, gak jadi dihukum," ledeknya pada Arzan.

Arzan menatap Febian dengan tatapan menusuk, namun Febian hanya cengegesan tidak merasa takut. Arzan itu kalau melotot justru seperti keledai tidak menyeramkan justru terlihat kocak. Itu menurut Febian.

🍁🍁🍁🍁🍁

Qia dan Febian berangkat sekolah seperti biasanya. Di koridor, mereka bertemu dengan Nara dan Arthur yang sedang berjalan bersama. Febian dan Qia menoleh, saling menatap. Kemudian senyum jahil terbit dari bibir keduanya.

I'am The Antagonist? Really? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang