Part 16

2.8K 236 6
                                    

Hey, aku mau kasih tau kalau banyak yang vote dan komen. Aku bakalan double up, hari ini. Gimana mau? Kalau mau silahkan vote dan komen ya😉

aku tunggu sampai jam 9 malam, kalau vote sama komennya sedikit gak jadi double up😜

JADI SEMANGAT SEMUANYA😝

Makasih yang udah mau baca💕
Makasih juga yang udah vote dan komen💕

Sorry☺ banyak typo bertebaran Silahkan komen kalau ada typo supaya bisa aku perbaik😆

Minta waktunya sedetik aja untuk Klik Bintang ⭐🌠

Selamat membaca semuanya😍❤


Jam pulang sekolah telah berbunyi namun Qia dan Febian masih di dalam kelas. Mereka sedang membereskan alat-alat tulis sambil bercanda.

"Eh, MiQi, kita duluan ya," pamit Viona dengan Dira yang berdiri di sampingnya.

"Tumbenan lo pada pulang duluan," tanya Qia curiga.

"Kita gak mau liat keuwuan kalian berdua, itu kata Viona, Qi," jawab Dira jujur, tanpa berdosa.

"Lo kok ngasih tau sih, Dir," ucap Viona kesal.

"Loh? Ngak boleh ngasih tau Qia ya? Hehe. Maaf gue lupa," ujar Dira cengegesan.

Viona yang sudah kesal, menghela napas. Pasrah. Dia seharusnya tidak kesal karena sudah bisa Dira blak-blakan. "Au ah, serah lo aja."

"Eh, Viona ngambek? Maafin gue ya, Vio," bujuk Dira, menangkupkan kedua telapak tangannya.

"Hm, iya," jawab Viona. Viona tidak bisa marah dengan Dira lama-lama karena kalau ada Viona pasti ada Dira dan sebaliknya.

Qia terkekeh melihat drama keduanya, sedangkan Febian menatap keduanya tanpa minat.

Tiba-tiba seseorang berjalan mendekat, menghampiri mereka berempat.

"Hai Mik, Qi, Dir, Na," sapanya berdiri di hadapan Qia dan Mikko.

Viona memutar bola matanya jengah, sedangkan Dira membalas sapa, "hai Ria," balasnya ramah.

Febian diam, tidak membalas sapaan. Febian terlalu malas mengurus orang itu, jadi dia membiarkan Qia yang mengurus.

"Apa?" tanya Qia judes memandang orang itu.

Febian, Dira dan Viona diam, memilih mendengarkan percakapan Qia dan Riana.

"Qia, boleh minta nomor wa Mikko?" tanya Riana menatap Qia.

Viona terkejut. Wow, murid baru gak ada takut- takutnya, bisa- bisanya minta nomor cowok ke pacarnya. Wah, emang pelakor!

Qia yang mendengar itu melotot. Berani- beraninya Riana meminta nomor kekasihnya itu, mau mengajak berkelahi. "Berani banget lo minta nomor cowok gue," ucapnya marah.

"Loh kenapa? Mikko sendiri yang ngomong kalau mau nomornya minta ke lo," ujar Riana tidak mau kalah. Hey! dia hanya ingin nomor Febian tidak lebih tapi kalau Febian mau jadi kekasihnya dia tidak masalah.

Qia menatap tajam Febian, Febian cengegesan tidak bersalah. Yang penting dia kan sudah memberitahu Qia, jadi tidak salah dong.

"Ya lo bener kalau Mikko suruh minta ke gue dan gue gak mau kasih, gimana dong?" tanya Qia menantang, menatap remeh Riana.

I'am The Antagonist? Really? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang