Part 19

2.2K 203 7
                                    

Holla semuanya, aku kembali lagi.

Kalian baca jam berapa?

Makasih yang udah mau baca💕
Makasih juga yang udah vote dan komen💕

Sorry☺ banyak typo bertebaran Silahkan komen kalau ada typo supaya bisa aku perbaik😆

Minta waktunya sedetik aja untuk Klik Bintang ⭐🌠


Enjoy guys💕

Selamat membaca semuanya😍❤

Qia dan kedua temannya sibuk makan sambil bercanda, senyuman bahkan tawaan keluar dari bibir ketiganya. Suasana harmonis tercipta.

Tiba-tiba suasana harmonis itu berganti menjadi suasana permusuhan. Hal itu disebabkan dengan Nara yang tidak sengaja atau bisa disebut pura-pura sengaja tersandung sehingga seragam Qia basah. Dan hal yang disiram Nara adalah semangkok bakso panas.

"Ah, panas! panas!" ujar Qia langsung berdiri, mengibas- ibaskan tangannya yang juga terkena siraman bakso.

Viona mendelik, menatap tajam Nara. Nara pura-pura nangis, membuat beberapa orang iba.

"Hiks...maaf aku gak sengaja, hiks... jangan marahin aku, hiks... aku tau aku salah, hiks...," tangis Nara menunduk takut.

"Kenapa tuh?"

"Ada drama lagi ya? Wah seru tuh,"

"Asik banget ya mereka, jadi pengen ikut,"

"Lo aja yang gue siram bakso panas, mau lo?"

"Eh, enggak deh. Gak jadi,"

"Lo pada kasih gak sih sama Qia?"

"Kasihan sih ya, Nara dari dulu gitu mulu. Gue ya nonton aja bosen, emang gak ada trik lain gitu,"

Bisikan demi bisikan bermunculan setelah melihat adegan itu. Siswa-siswi hanya menonton tanpa minat, bagaimana mau minat kalau Nara saja sering sekali menggunakan trik itu. Siswa-siswi bukannya iba justru terlihat bosan, dulu mereka pernah iba tapi makin kesini makin terlihat jelas kalau hanya ingin menarik simpati mereka.

"Nara kenapa nangis? Viona sama Qia kan gak marahin lo, kok lo nangis. Cengeng banget, gue aja yang suka dipukul enggak nangis," ujar Dira yang justru terlihat meledek Nara.

Nara mengepalkan tangan, tangisan pura-puranya masih dia lanjutkan. Bahu yang bergetar terlihat di pandangan orang- orang.

Brak!

Setelah merasa panas di tangannya mereda, Qia yang tidak bisa menahan amarah, mengebrek meja. Tatapan nyalang memancar dari sorot matanya, melangkahkan kakinya pelan mendekati Nara.

"Anji- guk, kaget gue,"

"Woy Qia jangan ngebrek meja bisa kan, kaget gue nih, kalau mau ngebrek meja ngomong dong biar gue gak kaget,"

"Qia kamu bersoda banget,"

"Jantung lo aman? Haha,"

"Kaget gue, anjir banget si Qia,"

Protesan serta umpatan keluar dari bibir siswa-siswi, namun tidak diperdulikan Qia. Qia yang sudah dikuasai amarah tidak terganggu dengan segala protesan serta umpatan siswa-siswi.

I'am The Antagonist? Really? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang