O33

484 107 31
                                    

"Papa.."

Stella memanggil Seokjin yang tengah berkutat di meja kerjanya. Menoleh kecil, mendapati Putrinya tengah membawa nampan berisi teh chamomile. Ia tersenyum lalu mengangguk mengijinkan perempuan itu masuk.

Setelah meletakkan teh, ia duduk sejenak di atas sofa kecil yang terletak di samping lemari berisikan buku-buku. Menatap sang Ayah yang tengah menyesap teh chamomile nya dengan diam.

"Papa, aku udah tau. Aku tau kalau aku anak adopsi."

Seokjin hampir saja menyemburkan teh dari mulutnya, ia tahu betul itu terkesan sangat tidak elit, tapi mau bagaimana lagi? Dengan perlahan, menelan air yang ada di dalam mulutnya lalu dengan cepat menoleh kearah Stella yang tengah menatapnya.

"Aku- kalau Papa mikir aku marah, gak kok. Aku gak marah. Malah aku bersyukur. Kalau Papa atau Mama gak ada niatan adopsi aku, aku pasti gak bakal hidup seenak ini."

"Aku cuman kecewa, kenapa Papa gak ngasih tau aku? Papa takut liat reaksi aku? Gak, sama sekali. Aku gak pernah kepikiran buat marah sama Mama ataupun Papa. Kalau Papa emang jujur dari dulu, mungkin aku bakal gak sekecewa ini."

Hening beberapa saat. Stella hanya mampu tergugu melihat Ayahnya yang masih terdiam menatapnya sendu. Dengan mengambil nampan yang ada di sebelahnya, ia pamit keluar dari ruang kerja ayahnya.

Ia mengembalikan nampan tadi ke dapur serta mendapati Hyunjae dan Minhee yang tengah berebut makan Mie Pedas, entah sebutannya Samyang kalau tidak salah. Stella memperhatikan keduanya secara intens tanpa sadar. Hyunjae lebih dulu menyadari, sehingga ia menepuk satu kursi yang di sebelahnya, menginginkan perempuan itu duduk disana.

Setelah duduk pun, Hyunjae dibuat bingung karna Stella hanya menatap ia dan Minhee yang saling berebut makan. Biasanya perempuan itu ikut merecoki dan berakhir ia atau Minhee yang mengalah.

"Kamu kenapa?" Ucap Hyunjae jengah.

Stella hanya mendelik kecil kemudian mengangkat bahu, "Cuman mikir, kalian mirip banget." Jawabnya santai.

Minhee menatap Stella dengan dahi mengerut, "Gak sadar diri. Lihat, muka kakak sama abang juga kayak copy paste. Aku mah mirip sama Mama!!" Ujarnya dengan bangga lalu menepuk-nepuk dadanya.

Stella berdecih sedangkan Hyunjae tersenyum masam.

"Cantik ya, kayak Mama?"

Minhee melotot mendengar celetukan asal milik Hyunjae. Keduanya bertatapan sengit sampai akhirnya yang lebih muda membawa piring kaca yang berisi Mie Pedas itu ke dalam kamarnya, menutup pintu dengan gebrakan kencang. Stella dan Hyunjae hanya mampu menghela nafas sembari menggelengkan kepala.

Remaja.. ada-ada saja.

"Laper gak?"

Hyunjae menatap Stella yang kini bertopang dagu sembari memejamkan matanya. Ia lantas mengacak pelan rambut coklat terang milik si perempuan, tanpa persetujuan mengajaknya keluar sekedar mencari angin. Bonus-bonus lagi mencari makan.

Keduanya berjalan beriringan menuju taman komplek yang pasti ramai dengan bermodal jaket untuk menutup tubuh keduanya yang sama-sama berbalut baju tidur.

"Mas Yudhis masih jualan gak ya, pengen pecel duh."

Hyunjae mendengus mendengar gumaman Stella yang sebenarnya lebih cocok disebut ucapan.

"Yeu, jam segini mah adanya nasi goreng tek tek. Untung-untung lagi nya sih Budhe Nina masih buka."

"WOIYA MIE KOCOK AHAHAHAHAHA!"

"udah lama juga sih gak makan mi kocok."

"Iyakan! Kemarin aku hampir mau beli, tapi si Bomin maksa mau makan Ketoprak. Gagal deh."

RBB | Kevin MoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang