"Biasalah, Yoonbin kan anaknya emang gak suka nunjukin terang terangan gitu,"
Gue mengiris pelan daging steak yang ada di piring gue terus makan dagingnya dengan santai sambil ngeliat kearah Yoonbin yang sekarang lagi ngiris steak-nya sedangkan Ayahnya lagi ngobrol akrab sama Papa.
"Beda ya berarti sama Stella. Kalo Stella anaknya suka banget nunjukin terang terangan. Kayaknya emang cocok banget ya mereka, saling melengkapi gitu."
Huek.
Gue memutar bola mata malas. Hih.
"Kalian siap gak kalo nikah dalam waktu dekat? Sekalian rayain ulang tahun perusahaan,"
Gue ngelirik kearah Yoonbin yang ngangguk ngangguk setuju mendengar ucapan Om Daniel, Ayahnya.
"Ide bagus, lagian saya juga ngerasa harus cepet ngiket Stella. Biar status kita jadi lebih jelas."
Gue senyum sinis doang terus minum air putih dengan sekali tegukan. Haus banget.
Mana Steaknya gak enak.
Enak rendang di masakan padang kalo boleh jujur. Dagingnya gede, bumbunya enak.
Makannya pake tangan, ugh pw banget.
"Adek siap kan?"
Gue menatap Papa yang sekarang udah menatap gue dengan wajah softnya.
Mau gak mau gue senyum walau terpaksa.
"Siap banget lah. Lagian, lusa aku graduate. Bukannya lebih cepat lebih baik ya?" Kata gue dengan ekspresi (sok) ceria.
Gue menurunkan garis wajah gue begitu liat Yoonbin senyum ngejek pas gue nunjukin ekspresi fake gue.
Cih apaan.
Gue menatap Papa juga Om Daniel dengan senyuman yang tercetak di wajah gue.
"Ah, Papa aku boleh duluan gak? Tadi Hwall bilang Scheryn sakit. Aku mau jenguk, ya?"
Papa nganggukin kepalanya "yaudah. Ntar minta jemput kakak kamu aja," kata Papa.
Gue ngangguk ngangguk doang.
"Maaf ya Om, aku ada urusan jadi harus pergi duluan. Gak enak aku jadinya," kata gue sok menyesal.
Om Daniel dengan ramah bilang gak papa bahkan dia bilang makasih ke gue karna udah bisa luangin waktu buat ketemu hari ini.
"Ayo gue anter," kata Yoonbin.
Gue memutar bola mata malas tapi menganggukan kepala menurut dan berjalan lebih dulu.
"Bohong ya lo?" Kata Yoonbin begitu kita keluar dari ruangan VIP restorant.
Gue mendelik kearahnya terus nunjukin bukti chat gue sama Hwall.
"Puas lo?" Kata gue sebel.
Yoonbin mengangkat bahunya terus berjalan berdampingan bersama gue.
"Gimana kabarnya dia?"
Gue mengerutkan dahi "siapa yang lo maksud?" Tanya gue gak ngerti.
Yoonbin mengangkat alisnya "anak lo. Bayi lo, gimana? Masih hidup?" Tanya Yoonbin sembari memencet tanda unlock pada mobil.
Gue menghela nafas abis itu buka pintu mobil.
"Gue gak hamil," kata gue datar.
Yoonbin tepuk tangan "lo bohong?" Katanya gak percaya.
Gue ngangguk dengan yakin.
"Gue gak hamil, tapi gue emang udah gak virgin."
Yoonbin tersenyum samar "let's see," katanya dengan smirk abis itu jalanin mobilnya di rumah kediaman Hwall.
Di mobil cuman hening. Gue yang enggak ngomong sama Yoonbin, dan Yoonbinnya yang fokus nyetir.
"Btw, lo kemaren mabok banget ya sampe temen lo sendiri lo cium?"
Ah, Yunho?
Gue pura pura masang ekspresi kaget.
"EMANG GUE NYIUM YUNHO!?" pekik gue (sok) kaget.
Yoonbin menatap gue sekilas "gak inget?" Tanyanya bingung.
Gue ngangguk terus gigit gigit jari gue memasang wajah panik.
"Masa sih gue beneran cium Yunho? Gila kali ya gue? Lo liat? Aish ntar gue sama Yunho jadi canggung gimana?" Kata gue.
"Cuman ciuman elah."
"Ya tetep aja! Kalo ada yang liat gimana? Terus salah paham? Ngiranya gue sama Yunho padahal tadi gue ngajak nikahnya Mingi!?"
"Gak usah lebay please? Lo sama dia cuman ciuman, bukan make out."
gue mendelik kearah Yoonbin.
"Cuman lo bilang? Tsk, lo udah sering ciuman makanya bilang itu biasa. Gue satu satunya ciuman cuman sama satu orang!" Kata gue seraya mendengus.
"Sampe." Kata Yoonbin.
Gue mengacak pelan poni gue abis itu nyopot seatbelt dan dompet gue.
"Satu orang dan orang itu Kevin?"
Gue yang hendak buka pintu mobil jadi mengurungkan niat dan malah berbalik menatap Yoonbin.
"Lo tau jawabannya kenapa lo masih nanya?" Kata gue gak perduli.
Yoonbin narik tangan gue bikin gue terlonjak kecil.
Kaget anjir.
"Lo, cuman punya gue."
Gue membelalakkan mata begitu Yoonbin mengecup pelan bibir gue.
Ada kali 10 detikkan.
Cuman kecup biasa abis itu lepas.
"Puas?"
Gue masih mode kaget dan natep Yoonbin horror.
Sedangkan cowok itu malah senderan di kursi kemudinya dan natep gue dengan alis terangkat.
"Lo gak jadi keluar? Apa tadi masih kurang?"
Gue buru buru menarik diri pas Yoonbin udah ngedeket lagi kearah gue.
Gue langsung buka pintu mobil dan nutup pintunya gitu aja.
"Kalo udah telpon gue aja, ntar gue jemput."
Gue cuman ngangguk abis itu langsung buka gerbang rumah Hwall dan ninggalin Yoonbin yang masih disana dengan ekspresi yang sama.
Gue nepuk pelan pipi gue.
APAAN SIH KOK YOONBIN MENDADAK JADI SOFTBOI?
A/n
HWALL ITU KESAYANGAN STELLA. KALIAN JANGAN SALAH LAPAK YA, NANTI AKU SEDIH LAGI😭
DISINI POKOKNYA HWALL KESAYANGAN STELLA TITIK.
KAMU SEDANG MEMBACA
RBB | Kevin Moon
Fanfiction[alternate Universe] ❝I know that I need someone to look after me and all I do. But no one else makes me smile the way you do. You're a bad boy and you're bad for me❞ Sequel of Bad boy Kevin Moon ©jungsereal 2019 cover by @aquilaeee