Yoonbin menaruh nampan yang berisi satu americano dan dua smoothies strawberry juga satu oreo cake dan satu croissant tepat di meja yang di duduki dua wanita yang sedang akrab mengobrol.
"Punya lo yang less sugar," ujar laki-laki itu sembari memisahkan satu smoothies strawberry.
"Thanks, Ben." balas si perempuan yang hanya diangguki oleh si laki-laki.
Stella menyedot smoothies miliknya sembari tersenyum lebar. "So, how's your baby? Gue denger dari Bomin udah kebentuk semua. Iri bangettt berarti udah pernah denger detak jantung nya ya?" ujarnya dengan bersemangat.
Mia, si perempuan yang ditanya oleh Stella ikut mengangguk bersemangat. Tangannya terulur untuk mengusap perutnya yang membesar. Matanya menyipit, tersenyum manis saat tak sengaja bertatapan dengan Yoonbin, calon suaminya.
"Iya, bulan depan udah trimester ketiga. Jadi lumayan berat di bawa jalan-jalan, mana anaknya kayak Bapaknya lagi, suka berpetualang. Ini masalahnya kaki gue gak kuat," keluhnya, sangat kontras dengan wajahnya yang tersenyum cerah.
"Halah, itu mah kamu nya aja yang mageran." sahut si laki-laki yang kemudian di balas pukulan manja.
Stella menatap pemandangan di hadapannya dengan senyuman tipis. Iri dengan Mia yang memiliki sosok Yoonbin yang selalu ada untuknya. Laki-laki itu bahkan seperti sudah siap untuk menjadi seorang Ayah. Dan perempuan itu akui, Yoonbin pasti akan menjadi Ayah yang hebat.
Tangannya terulur menyentuh perutnya yang masih rata. Kandungannya sudah memasuki usia tiga minggu, dan sedikit menonjol tidak seperti rata-rata usia orang hamil tiga minggu pada umumnya. Tentu saja, ia tengah hamil anak kembar. Sedikitnya Stella jadi bersemangat melihat perkembangan janinnya nanti. Apakah perutnya akan membesar?
"Kandungan lo sendiri gimana?" Mia balas bertanya.
Stella mendongakkan kepalanya sembari tersenyum simpul. "Good. Masih trimester pertama, jadi gue punya gejala morning sickness. Itu juga baru-baru ini doang, kemarin-kemarin malah gak punya sama sekali," jawabnya sedikit aneh.
Mia melihat Stella dengan prihatin. "Pasti susah, soalnya pas gue juga sama. Mau makan ini gak bisa mau makan itu gak bisa, minum susu aja harus di paksa."
"I feel you," keluh Stella yang dibalas kikikan dari Mia.
Yoonbin menatap dua ibu hamil yang masih akrab berbincang. Yang satu memberi saran, yang satu menerima saran. Lucu sekali.
"Oh iya, ngomong-ngomong gue pengen ketemu kalian berdua sebenernya cuman mau pamit sih," kata Stella.
Mia yang baru menyedot smoothies nya jadi mengerutkan dahi. Memangnya perempuan di depannya ini mau kemana deh, kok pamitan segala?
Yoonbin membasahi bibirnya, "Lo jadi ke New York?" tanyanya tepat.
Stella mengangguk. "Lusa gue berangkat, semalam udah dapet kabar dari universitas yang bakal gue tempati buat lanjut S2 nanti." jelasnya sembari tersenyum membuat Mia menghembuskan nafasnya merasa sedih.
"Gue gak punya temen buat ngobrol seputar bayi lagi donggg" keluhnya.
Stella hanya membalas dengan tawa kecil. Tangannya terulur untuk mengusap perut Mia yang sudah membulat. Matanya jadi sedikit menyipit karna senyumnya yang kelewat lebar.
"Semoga kamu nanti jodoh sama salah satu dari anak Tante ya???" ujarnya dengan semangat yang menimbulkan tawa dari pasangan di hadapannya.
Ah, Stella bahagia. Setidaknya ia punya kesempatan untuk memperbaiki hubungan dengan dua orang di hadapannya. Meskipun sedikit iri karna keadaannya sekarang, perempuan itu berharap kalau Mia akan terus bahagia bersama Yoonbin.

KAMU SEDANG MEMBACA
RBB | Kevin Moon
Fanfic[alternate Universe] ❝I know that I need someone to look after me and all I do. But no one else makes me smile the way you do. You're a bad boy and you're bad for me❞ Sequel of Bad boy Kevin Moon ©jungsereal 2019 cover by @aquilaeee