"Lo gak usah ngadi-ngadi deh anjrit,"
Bomin menghela nafas kencang, menatap Chani yang kini juga menatap pemuda berhidung bangir itu dengan serius. Di sisi lain, Yoonbin hanya mampu menatap keduanya tanpa ekspresi, tangannya ia lipat di dada. Seru juga melihat pertikaian dua manusia di hadapannya ini.
"Gue ngomong fakta padahal. Lo emang sama sekali gak tau tentang hal ini?"
Bomin mendesah kecil, tubuhnya ia tubrukan langsung di sofa. Memijat pelipisnya, satu masalah datang. Ia yang baru saja mengantar Jongho, teman karibnya semasa ospek dulu untuk pergi ke Australia lantas kaget begitu melihat Stella yang sedang menangis di depan bandara. Orang-orang bahkan mengerubuni perempuan itu.
Bomin yang tak tahu apa-apa lantas saja menarik Stella untuk pulang, ia bahkan bertanya, menuntut banyak penjelasan ke perempuan itu yang hanya di balas dengan mata yang berkaca-kaca. Kalau begini, Bomin mau tak mau memutar balik stirnya dan mengajak Yoonbin untuk bertemu.
Kebetulan sekali Yoonbin saat itu tengah bersama Chani untuk mengurus projek mereka yang tertunda. Sampai akhirnya Bomin di buat menganga mendengar semua cerita yang di jelaskan oleh laki-laki berwajah datar itu. Chani yang juga tau hanya mengangguk menimpali, terkadang ikut menjelaskan sih.
Untung saja otak Bomin bekerja, ia bisa dengan mudah menangkap serta menafsirkan semua yang Chani dan Yoonbin ceritakan.
"Stella udah tau itu semua?" Tanya Bomin yang di balas anggukan oleh Yoonbin, sedangkan Chani hanya menganga tak percaya.
"Lo udah gila apa? Stella lagi hamil dan lo ceritain itu malah bikin mentalnya keganggu, bloon." Umpat Chani.
Yoonbin melotot tak trima. Padahal kan ia bermaksud baik. Tak tahan melihat drama Kevin yang memuakkan itu. Terlebih, ia juga sedikitnya kasihan melihat mantan tunangannya yang bahagia tanpa tau apa-apa. Dan rasanya tak tega melihat Stella yang terus bergantung pada Kevin sementara laki-laki itu akan menikah, kalau terus-terusan di tutupi kan, kasihan. Secara tidak langsung Yoonbin adalah kaki tangan Kevin dong, mengingat ia tahu segalanya tapi tak ingin memberitahu.
Chani menghela nafas, ia paham betul maksud Yoonbin. Tapi ia juga tak tega melihat Stella, apalagi posisinya tengah berbadan dua.
"Kevin bajingan."
Yoonbin mengangguk setuju. Kevin juga pengecut, tak berani membantah apa kata orang tuanya. Tipikal pemuda yang penurut, bukan tipenya sama sekali.
Eh ngomong-ngomong, melihat Bomin yang sudah frustasi seperti ini saja membuat Yoonbin kasihan. Apa jadinya kalau Yoonbin beritahu masalah tadi pagi? Perempuan itu tiba-tiba menelponnya untuk mencari dokter kandungan yang bisa mengeluarkan janinnya. Aduh, sepertinya akan gila.
"Salah satu dari kalian gak ada yang mau nikahin Stella aja gitu?"
Chani dan Bomin melotot, dengan cepat menggelengkan kepala serempak.
"Gue punya pacar," Chani menolak dengan tegas.
Yoonbin menoleh kearah Bomin yang masih memasang wajah shock. Berangsur-angsur menjadi terdiam, sih. Sepertinya ia berpikir lama. Yoonbin tersenyum simpul, sepertinya Bomin memang tipe teman yang setia, deh.
"Tapi gue yakin Stella gak bakal mau." Ujar Bomin memecahkan suasana.
Ketiganya diam, sama-sama memikirkan jalan keluar untuk Stella. Padahal bukan masalah mereka, tapi ketiganya mau di buat repot seperti ini. Ingatkan Stella untuk banyak-banyak berterimakasih. Meskipun perempuan itu tak mau bertemu Chani, minimal mengucapkan terimakasih sudah cukup deh. Meskipun laki-laki berwajah lucu itu tak akan mempermasalahkan nya.
![](https://img.wattpad.com/cover/183484972-288-k255233.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
RBB | Kevin Moon
Fanfiction[alternate Universe] ❝I know that I need someone to look after me and all I do. But no one else makes me smile the way you do. You're a bad boy and you're bad for me❞ Sequel of Bad boy Kevin Moon ©jungsereal 2019 cover by @aquilaeee