Gue mengedarkan kepala gue ke sekeliling kantin fakultas Bisnis. Gue sebenernya tadi ada urusan kecil sih tentang wisuda makanya ke kampus, et bareng Yunho.
Tapi Yunho sekarang lagi jajan katanya gak tau.
Sedangkan gue sendiri ke sini udah janjian.
Iya, gue mau ketemu Yoonbin.
Gue langsung ngangkat tangan gue begitu liat Yoonbin yang baru dateng natep ke sekeliling.
Sial, fakboi tuh selalu ganteng ya?
Gue menelan ludah pas Yoonbin udah duduk di depan gue dengan pandangan lurus kearah gue.
Sial ganteng bgt tapi timingnya gak tepat kalo gue muji dia.
Yoonbin menghela nafas pelan lalu menatap ke sekeliling kantin yang lumayan rame sama anak anak yang sebagian besar melirik kearah gue dan Yoonbin dengan ingin tahu.
"Say something,"
Gue menatap Yoonbin yang sekarang minum ice americano yang tadi dia pesen.
"Let's end. I have no reason to be ur fiance."
"Apalagi jadi istri lo,"
Yoonbin ketawa kecil "fakboi? Psycho? Lo denger apa aja tentang gue?" Katanya dengan nada meremeh.
"Bin, kita gak cocok,"
Yoonbin mengangkat alis "emang siapa bilang kita cocok? Gue pengen lo. I'm also have no reason to make ur mine. Karna itu lo, gue mau lo jadi istri gue"
Gue menghembuskan nafas "gue gak bisa," kata gue jujur.
"Kenapa? Lo balikan lagi sama Kevin? Kemarin Kevin ngomong ke gue."
Gue meremat jari gue "apapun itu, yang jelas gue mau akhirin. Gue gak mau paksaan, terlebih masalah nikah. Lo juga udah ada cewek gue juga ada cowok, dan gue rasa itu alasan yang cukup kuat buat gue akhirin itu semua,"
"Ketika ayah gue sama ayah lo udah kerja sama? Terus lo mutusin gitu aja? Akal sehat lo dimana?"
Gue mengatupkan bibir mendengar ucaoan Yoonbin. Sebenernya dia ngomong biasa aja tapi entah kenapa setiap ucapan yang keluar dari mulutnya itu berasa mengintimidasi gue.
"Gue sih gak masalah mau lo masih sama Kevin sampe kapanpun tapi yang jelas gue gak bisa gitu aja ngelepas lo. Bisnis adalah bisnis."
Yoonbin menaruh asal gelasnya "gak perduli kita mau pisah ranjang, pisah kamar, bahkan pisah rumah sekalipun, gue bakal tetep nikahin lo. Kenapa? Karna pas gue nikahin lo, 30% saham keluarga lo ada di tangan gue. Dan 30% saham punya gue juga ada di tangan lo. Gimana? Bukannya itu bagus?"
Gue mendongak "tapi gue gak mau nikah cuman karna saham ataupun uang." Kata gue pelan.
"Gue emang gak tau diri banget udah dilahirin dari keluarga yang terlalu bercukupan tapi gak mau ikutin tradisi keluarga. Tapi Bin, bukannya lebih bagus kalo gue nikah sama orang yang bikin gue nyaman dari pada orang yang bikin gue jadi kaya?"
Yoonbin ketawa, literalky ketawa kenceng banget.
"Lucu banget."
Yoonbin senyum sinis "di kamus orang kayak kita, gak ada kata cinta. Inget itu." desisnya.
Yoonbin beranjak dari kursi tapi gue buru buru menahan lengannya.
"Lo tetep mau mertahanin? Meski gue sekarang hamil anak Kevin?"
Yoonbin menatap gue dengan dahi mengerut "lo.. the fuck are you freakin' kidding me?" Ujarnya meninggikan suara seraya menepis tangan gue bikin gue mundur kaget.
"Siapa yang bilang lo boleh hamil selain anak gue?"
Anjing...
Gue salah...
"Gugurin sekarang juga kalo lo masih mau hidup."
Yoonbin menatap gue tajam "kecuali lo mau mati juga kayak anak lo itu," ucapnya mendesis lalu mengumpat kasar dan pergi gitu aja.
Gue jambak rambut gue pelan.
Sialannnnnnnn
.
."HEH MINGI ABIMANYU GUE GAK MAU TAU YA POKOKNYA LUSA KITA NIKAH!"
Gue berteriak histeris pas lagi lewat di gedung Ekonomi papasan sama rombongannya si Mingi.
POKOKNYA GUE MAU NIKAH SAMA DIA AJA
"eh anjing kalo ngomong yang bener dong!?"
Gue gak perduliin umpatannya Mingi. Tapi gue meluk dia terus nangis di depan dia juga temen temennya.
"Ming, lo hamilin dia apa begimana?"
"Anjir seriusan lo?"
"Ini youtuber itukan? Anak hukum?"
Gue masih nangis sambil meluk Mingi gak perduliin apa kata temen temennya Mingi pokoknya gue seneng abis ketemu Mingi akhirnya gue bisa nangis sepuasnya.
"La lo napa sih? Cerita coba jangan diem diem wae, ini pada salah paham jadinya" katanya gregetan
Gue masih meluk Mingi sebelum suara seseorang menginterupsi.
"Woi Mingi lo apain Stella?"
Gue langsung melepas pelukan Mingi terus langsung meluk Bomin yang tadi teriak kearah Mingi.
"Bombombom... gue mau mati aja boleh gak bom..." kata gue histeris.
Bomin nepuk nepuk punggung gue "kenapasi kenapa?" Katanya pelan.
"Yoonbin.." ucapan gue terputus karna gue gak bisa nahan tangisan gue.
Bomin nepuk nepuk pundak gue "lo bilang apa sama dia?" Tanyanya lembut.
"Gue bilang kalo gue hamil terus dia ngancem gue bakal bunuh gue kalo gue gak gugurin... hueee Bominnn gue kudu gimanaaaa"
"La, lo kan gak hamil? Apa yang di takutin?"
Eh iya ya?
Gue melepas pelukan Bomin terus garuk rambut gue yang gak gatel.
"Lo tuh..." Bomin sekarang udah gregetan mau nampol gue.
"Stella anjir liatin deh mereka pada ngiranya gue apa apain lo anjir lo ya udah tau kalo teriak gede banget ah sial dikira gue beneran hamilin elo gini mah" gerutu Mingi
Gue mengerutkan bibir "abisnya gue sebel dari tadi gak ada temen, mumpung liat lo yaudah gue bilang gitu aja," kata gue seadanya.
Lagian gue gak main main, lumayan sih kalo nikah sama Mingi.
"Terus lo maunya gimana? Yoonbin udah pasti bersikeras gak mau lepasin lo. Kalo lo tetep kabur ke Kevin ya percuma juga kan?"
Gue mendelik kearah Bomin.
Lalu gantian kearah Mingi.
"Lo gimana kalo gue beneran nikah sama lo?" Kara gue pelan kearah Mingi.
Mingi berdecak kecil "serah lo aja," katanya abis itu ninggalin gue sama Bomin.
Bomin ngeliatin gue "lo serius?"
Gue menggigit bibir "idk. Tapi Mingi kayaknya juga gak bakal nolak," kata gue menatap punggung Mingi yang lama lama menjauh.
"Jangan gegabah, coba omongin baik baik dulu. Sama Kevin juga. Lagian Mingi walaupun suka sama lo pasti mikir panjang, apalagi masalah nikah."
Gatau gue pusing banget.
KAMU SEDANG MEMBACA
RBB | Kevin Moon
Fanfiction[alternate Universe] ❝I know that I need someone to look after me and all I do. But no one else makes me smile the way you do. You're a bad boy and you're bad for me❞ Sequel of Bad boy Kevin Moon ©jungsereal 2019 cover by @aquilaeee