pov. Author..
'Ada beberapa kalimat yang ingin ku utarakan lewat 3 kata saja yaitu.. lupakan saja aku.'Dihari persiapan kelulusan Angkatan ke 17 SMKN 7 BHAYANGKARA, semua di sibukkan dengan kegiatan osis dan persiapan panggung yang akan di jadikan tempat pemodelan batik nusantara. sekarang Chaira sering sendiri tanpa kedua sahabatnya. mereka berdua disibukkan oleh kegiatan organisasi masing-masing. Inara dengan organisasi OSIS dan Zefanya dengan kegiatan madingnya. bukannya Chaira tak mengikuti organisasi apapun di sekolah. dia mengikuti organisasi PMR yang berhubungan dengan keperdulian sesama dan tak terlalu menyulitkan hobinya.
Chaira sempatkan datang ke tempat yang menurutnya adalah tempat yang membosankan untuk di datangi. tempat itu adalah perpustakaan, dimana tempat itu adalah tempat kesukaan Inara dan Zefanya.
Disaat dia masuk kedalam perpustakaan dia tak melihat ada guru yang biasa menjaga perpustakaan. hanya melihat seorang seorang siswi yang adalah kakak kelas angkatan sama dengan Inara. mungkin, dia murid yang di percayai guru penjaga perpustakaan.
"Assalamu'alaikum" Ucap hormat Chaira tak diindahkan oleh siswi itu. Chaira masuk dengan hati-hati dan melihat siswi itu sedang memakai earphone di telinganya.
'pantas saja tak menjawab salam ku. jadi, telinganya disumbat yah.' pikirnya dalam hati.
Chaira mencari buku yang mungkin menurutnya cocok di baca dan tak membosankan."ketemu. Geez & Ann." bacanya pada cover buku yang berwarna merah muda. tak langsung dia baca dari awal, Chaira lebih memilih mencari dimana titik ceritanya dan langsung membuka halaman ke 27.
'Hari ke tujuh di berlin' bacanya dalam hati.
semua yang dia lihat hanya kalimat yang menurutnya sangat membosankan.
"Apa pelajaran yang bisa gue ambil? sangat miris untukku menjadi sahabat seorang kutu buku seperti Inara dan Zefanya. maafkan aku. aku sudah berusaha membaca tapi engkau wahai buku, sangatlah membosankan" rutuknya kepada buku yang menurutnya bosan dan dia juga sudah berusaha membaca, namun buku itu hanya membuatnya merasa miris dengan dirinya sendiri yang sangat susah menyukai karya tulis. atau hanya dia yang kurang berfantasi.
Chaira berdiri dari tempat duduknya dan ingin menaruh kembali buku itu ke tempat asalnya. namun, belum saja beranjak bangun dari tempat duduk, Chaira mendengar suara dengkuran yang mungkin lumayan keras untuk ruangan perpustakaan yang senyap.
Karena suara itu sedikit mengganggu. Chaira memberanikan diri untuk melihat langsung siapa pelaku dengkuran itu. Chaira mencari ke seluruh shaft meja yang ada di perpustakaan. sudah setiap bangku dia periksa namun tak kunjung menemukan asal suara. sampai akhirnya berhenti tepat di bangku pojok bagian kiri yang tertutupi oleh rak buku tinggi.
Chaira menemukan sosok yang pernah dia temui sebelum ini. Dia adalah orang yang waktu itu pernah membantu Chaira untuk masuk kelas saat dia telat. Chaira melihat anak laki-laki itu tidur dengan lelapnya seperti bayi besar yang sedang tidur.
'manis sekali' pujinya dalam hati.
Setelah merasa tertalu lama memandang wajah siswa itu, Chaira mulai berbalik dan ingin menjauh. namun, sayangnya belum saja kaki Chaira melangkah hanya memutar untuk berbalik. Anak laki-laki itu berteriak merintih kesakitan.
"AWW.. WOILAH SAKIT!" teriaknya kencang sekali sampai siswi yang ada di meja penjaga juga mendengar dan langsung mendatangi mereka. Chaira juga kaget dan langsung berbalik memandangnya melihatnya berdiri di hadapannya dengan memegang kaki kirinya."Kenapa? ada apa?" tanya siswi itu khawatir.
"Ini woy kaki gua lu injek.. mana muter lagi. punya masalah sama gua bicarain baik-baik dong. Aw aw hufft sakit lah ini." ucapnya lagi merintih dan memijit kakinya yang telah di injak Chaira.
"Mm.. ma-maaf, aku gatau, ga sengaja juga aku gatau kalo kaki kamu aku injek." ucap Chaira hati-hati dan takut lalu menunduk meminta maaf.
"Lu juga ngapain disini Hah! udah tau gua tidur di datengin. penasaran amat." tanya nya ngegas.
"Gue tadi denger suara orang ngorok kenceng banget. pas gue temuin disini ternyata ada ellu lagi tidur anteng sambil ngorok kek bear." jawab Chaira ngegas balik. sampai membuat siswi yang ada di sebelahnya tertawa dengan alasan Chaira mendatangi anak itu."Mffftttt... Hahahahahhahahahaha.. lu ngorok Gham?.. bisa-bisanya lo ngorok di perpus. kalo sampek bu Gima tau lu ngorok, bakalan langsung viral di mading lu kek Ubed." olok siswi itu sambil tertawa.
"Lagian juga kenapa lo ga denger dia ngorok? padahal kenceng banget." tanya Chaira heran.
"Gue pakek earphone ga denger sama sekali. earphone nya gue kencengin karna lagi fokus sama buku. apalagi kan gua cuman di suruh nunggu bukan jagain." jawab siswi itu.
"Diem deh lu pada! ini kaki gue sakit sumpah.. udah di injek.. di putar lagi." rintihnya lagi memijat daerah jari kakinya yang sudah di injak.
“Kek iklan Oreo aja yee.. pake diputar, untung ga di jilat. Heheh” ucap siswi dengan mimik nyindir.
“Diem deh lo!” Tukas anak laki-laki itu.tiba-tiba Chaira menunduk lalu berjongkok dihadapan siswa itu, untuk melihat apakah kaki siswa itu terluka. disaat itu juga siswa itu kaget melihat perilaku baik Chaira. siswi yang dari tadi melihat sikap Chaira pun ikut kaget. karena Chaira meniup dan mengelus-elus bagian kaki yang telah di injaknya.
“Eh woy lu ngapain?” tanya siswa itu lalu menjauhkan kakinya dari Chaira. Chaira diam, lalu berdiri kembali dan melihat wajah siswa itu.
“Udah gapapa kan, sekarang?” tanya-nya lalu pergi dari perpus dengan santainya meninggalkan siswa dan siswi yang tak ia kenal hanya terdiam setelah melihat perilakunya tadi.
“Wow.. dia penuh kejutan. Udah ga sakit kan, habis di elus cewek tadi. jadi jangan manja.” Ucap siswi itu kagum dan dengan smirk yang membuat siswa itu jijik.
“Diem lu!” tukas siswa itu tak terima juga malu.
“Aelah sok malu. sono deh tidur dikelas aja! bentar lagi penjaga perpus dateng lu bakalan di usir dari sini kalo ketauan tidur di perpus.” sindiran sekaligus untuk mengusir siswa itu. tanpa menjawab siswa itu pergi dari perpus meniggalkan siswi itu sendiri.
***
Revisan sudah kamplit..
Happy readers..
Jangan lupa voment..
KAMU SEDANG MEMBACA
Minimum (AiRa) (End)
Random"Aighaaaaaaaam!" Teriak Chaira frustasi. Melihat Aigham tidur disaat belajar bersama di rumah Chaira. "Parah sih Aigham." Lirih Zefanya tersenyum miris. Chaira menggoyangkan tubuh Aigham yang tidur di atas buku. "Banguuuuuuuun." Aigham masih saja...