Prolog

59 7 6
                                    

'Jika pertemuan itu salah. Mungkin, takdirku untuk merasakan sakit:).'

Ada yang menyukai basket? Ya, olahraga bola pental yang banyak di minati. Menurutku itu devinisi dari olahraga yang populer dengan nama basket ball.

Setiap sekolah pasti ada pelajaran khusus atau tambahan yang di lakukan di luar jam pelajaran umumnya untuk mempelajari olahraga satu ini.

Perlu kalian ketahui, diriku adalah peminat setia dari olahraga ini. Dari SMP sampai SMK pun masih mengikuti ekstrakulikulernya.

Kali ini pengalaman sangat berbeda seratus delapan puluh derajat dari pengalamanku sebelumnya. Entah mengapa? Tapi ini aneh. Hari pertama aku ikut exkul basket, aku menemukan seseorang yang entah menarik perhatianku sejak awal mendaftarkan diri.

Parasnya menurutku sudah mencapai nilai tinggi dari rata-rata orang tampan. Ya, dia seorang laki-laki. Awalnya aku hanya berpikir itu sekelebat pikiran aneh yang tiba-tiba timbul. Namun sayangnya pikiran ku masih saja tertuju untuk lebih dalam mengetahui sosok itu.

Ini adalah Minggu ke enam exkul basket berjalan selama 4 semester. Aku menemukan sosok itu lagi. Dia sedang menatap langit memejamkan mata seolah-olah mengharapkan sesuatu kepada Tuhan. Wajah yang biasanya terlihat judes itu, jika terpapar sinar matahari nampak lebih manis. Siapa yang tidak akan kagum melihat salah satu ciptaan Tuhan yang sempurna itu.

"AYOOO SEMUA BUAT BARISAN 5 SHAFT!" Perintah pelatih.

Aku dan sahabatku berdiri bersebelahan di bagian depan nomer dua agar bisa fokus dengan si pelatih. Namun fokusku terbagi dua oleh keberadaan sosok yang menurut ku unik untuk ku lihat.

"AYO MULAI PEMANASAN!" Perintah pelatih lagi lalu mulai menggerakkan tubuhnya ke kiri dan kanan. Kami semua mengikuti gerakan itu, fokusku terganti kepada pelatih yang sedang memperagakan gerakan pemanasan.

###

Jam menunjukkan pukul 15.30 sore. Ekstra basket sudah di bubarkan sejak 3 menit yg lalu. Aku dan sahabatku sudah mengganti pakaian olahraga kami dengan pakaian pada umumnya yang lebih sopan.

Disaat aku dan sahabatku melewati lorong kelas untuk pulang, aku mengedarkan pandanganku ke arah lapangan. Tak sengaja aku melihat orang yang selalu mengalihkan perhatianku. Dia sedang duduk di tengah lapangan menatap harap kepada langit. Wajahnya yang manis tepapar orange senja, Mungkin dia sedang berharap kepada Tuhan untuk dirinya sendiri atau orang lain.

"Ra-Chaira!" Panggil Zefanya di sampingku.

Aku tidak sadar ternyata aku melamun di saat melihat orang itu. Aku menoleh ke arah Zefanya sebentar dan kembali melihat ke arah orang itu. Namun, dia sudah tidak ada.
"Yaa Allah kemana dia?" Ujarku spontan.
"Siapa?" Tanya Zefanya.
"Mmm-nggk kok, bukan siapa-siapa." Jawabku gugup agar Zefanya tak curiga.

"Hisss kamu ini Raaa"

Zefanya tau aku sedang melamun, aku punya kebiasaan buruk yaitu melamun.

***

Dirumah, aku sedang mempersiapkan diri untuk tidur. Karena sekarang sudah pukul 11 malam, Namun mataku enggan untuk menutup dan membawaku ke alam mimpi. Itu semua karena bayangan anak laki-laki itu sangat mengganggu konsentrasiku untuk tidur.

Aku kembali bangun dari ranjang mengambil pensil dan buku gambar. Entah tangan ini ingin sekali mengabadikan wajah itu. Dari pada aku tidak bisa tidur, jadi ku ikuti kemauan tanganku itu. Aku membuat pola demi pola wajah yang masih terngiang-ngiang di kepalaku sampai terbentuk sempurna.
20 menit kemudian, wajah itu terbentuk sempurna di kertas gambar. Mata yang tajam dengan suraian bulu mata yang lentik, rahang yang tegas, bibir tipis merah muda alami, dengan hidung yang berdiri tegas di bagian tengah wajah tampan itu, sungguh sempurna ciptaan Tuhan.

"Akhirnya selesai juga.. hoaaaaaam waktunya tidur sekarang! Lets gooo Chaira.. waiting to tomorrow.. apakah aku akan melihat wajah itu lagi? Ah sudahlah.. cukup di gambar saja agar hilang di pikiranku."

Entah mengapa setelah lukisan itu selesai, mataku juga ikut lelah. Jadi aku putuskan untuk segera tidur.

***
Lapangan sedang diramaikan oleh grub basket yg sedang battle untuk melatih skill mereka. Aku dan Zefanya sedang menonton di kursi penonton.

Tiba-tiba Inara datang entah dari mana membuat aku dan Zefanya terlonjat kaget sebab Inara menempelkan sekotak susu dingin di pipiku dan Zefanya.

"Astaaghfirullah... Inaraaaa." Ucapku bersamaan dengan Zefanya.

"Hehehehehehe kaget yah?" Katanya usil lalu duduk di sampingku.

"Nggak gua ga kaget.. cuman pengen nyubit pipi lu aja, dah tau dingin gitu.." sewot Zefanya.

Inara dan Zefanya adalah sahabat-sahabat ku yang kadang tolol tapi tetep kompak. Aku bingung dengan mereka. Tapi yasudahlah, mereka tetap sahabat terbaikku.

"AYOOOOO AYOOO... KAK ALBHAR.. KAK ALBHAR.. KAK ALBHAR! SEMANGAT KAK AYO SEMANGAT! WUHUUUUUUUU." Sorakan dari chilleadears di sekolahku untuk memberi semangat kepada kak Albhar selaku kapten basket yang tampan.

"Cimingit.. cimingit.. cimingit.. apaan coba.. kek kurang kerjaan banget." Nyinyir Inara.

***

Pertandingan itu selesai, semua murid yg awalnya ramai kini menjadi sunyi dan hening, satu per satu meninggalkan lapangan basket, untuk kembali masuk kelas mereka masing-masing.

"IN" panggil orang dari belakang, kami bertiga menoleh dan mendapatkan seorang kapten basket dengan pakaian basketnya yg basah karena keringat.

"Apa." Jawab Inara judes.

"Jangan judes-judes gitu napa. Gua peluk tau rasa lu basah kuyup bau ketek gua. Hahahahahahahahah" Ujar kak Albhar lalu tertawa lepas.

"Gua tonjok mau?" Lawan Inara. Menunjukkan kepalan tangannya tepat di wajah kak Albhar.

Inara adalah kakak kelasku, dia seorang ketua OSIS yang sangat di segani di sekolah. Wajahnya oriental yang manis, tapi jangan salah Inara adalah atlet karate sabuk hitam yang sudah menjuarai banyak olimpiade karate. Selain cantik dan jago, sahabatku satu ini memiliki otak yang sangat cerdas, dari SMP sampai SMK pringkat satu paralel yang Ia tempati. Aku bangga dengan sahabatku satu ini.

Zefanya adalah teman sekelas dan satu bangku denganku. Wajah Arabic yang nampak anggun dan nyaman untuk dilihat. Sahabatku satu ini adalah wanita simple yang sangat gemar memberikan motivasi dan ajaran kehidupan. Pemikiran dewasa dan sifatnya yang lemah lembut, memperlengkap paras cantiknya.

Spam ya ..
Ini yang udah aku revisi...
Jangan lupa voment..
Makasih semua..
Spil di Ig yah kalo suka.
Di @miladatul_mdk17

Minimum (AiRa) (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang