plans and goodbyes

2 2 0
                                    

'Drrt, drrt, drrt.'
Handphone Chaira bergetar di meja belajarnya. Chaira  yang masih sibuk dengan laptopnya, merasa terganggu karena bunyi getaran handphone nya. Dia mengambil benda pipih itu, melihat siapa yang mencoba menghubunginya.

"Aigham?!" Ujarnya kaget. Lalu, menerima telfonnya.

"Halo! Assalamu'alaikum."

"Nanti malem lo jangan kemana-mana ya! Tetep dirumah." Ucap Aigham memperingati.

"Emang kenapa?" Tanya Chaira bingung.

"Udah deh, gausah banyak tanya! Gue mau ngelakuin rencana itu nanti malem. Gue ga mau ada korban. Jadi lo peringatin orang-orang di sekitar lo, buat ga keluar malem ini!" Jelasnya tergesa-gesa.

"Lo sendiri?"

"Enggak! Ayah mau bantuin gue, Nichole lagi cari jemput kakaknya." Jelasnya lagi.

"Kok ga boleh keluaran?" Tanya Chaira masih bingung.

"Gue takut. Jika rencana gue sama lo  bicara baik-baik ke Albhar ga berhasil. Terpaksa, harus baku hantam! Dan pasti ada adegan kejar-kejaran. Kenapa lo ga boleh keluar! Karena markas Albhar ada di daerah perumahan elo. Jadi dengerin gue!"  Aigham menjelaskannya secara rinci. Ya, Ayah Aigham mengetahui dan mendukung rencana Aigham untuk bicara baik-baik.

"Oke, iya!" Jawab Chaira pasrah.

"Good!" 'Tut, tut, tut" Aigham memutuskan panggilan itu sepihak.

"Hmmm kabarin grub komplek nih." Ujar Chaira langsung mengabari bapak RT  untuk memperingati semua warga. Bapak  RT langsung melaksanakan tugasnya. Semua  warga menerima himbauan itu.

"Berhasil." Ucap Chaira senang.

"Duh kebelet." Ucapnya seperti orang sedang menahan boker.

************
Aigham sudah siap dengan rencananya. Reyko Ayahnya, juga sudah memberikan penjagaan ketat kepadanya. Dengan membayar orang kepercayaan dan mempersiapkan pasukan polisi, jika di perlukan.

"Nichole masih menuju ke Indo Yah. Dia berhasil membujuk kakaknya." Ucap Aigham.

"Bagus! Bilang ke Nichole, langsung bawa kakaknya ke markas Albhar. Kita langsung ke markas Albhar sekarang setidaknya untuk mencairkan dendam Albhar dan mempersiapkan segalanya sampai Nichole datang." Ujar Reyko. Diangguki oleh Aigham.

Mereka pun berangkat menuju markas Albhar. Setelah 25 menit perjalanan, Aigham dan Reyko sampai di markas Albhar. Markas itu penjagaannya sangat ketat. Namun, dengan  mudah di lewati oleh mereka berdua. Karena Albhar sudah tau kedatangan mereka.

"SELAMAT  DATANG DI DUNIA KEMATIAN!" Tukas Albhar di ambang pintu. Menirukan gaya ala pelayan hotel,  namun Dengan senyuman jahat yang terukir.

Aigham hanya menatap sinis Albhar. Mereka berdua masuk. Rumah yang Albhar jadikan markas ini, adalah Rumah kedua orang tuanya. Sangat megah dan besar, bak kerajaan.

"Silahkan duduk!" Ujar Albhar mempersilahkan, dia sendiri duduk di atas sofa besar dan berlagak layaknya raja.

"Udah siap di bunuh lo Gham?" Ucapnya licik. "Bawa-bawa bokap, lo mo narik bokap lo ke akhirat bareng?"  Lanjutnya lagi tersenyum licik.

"Gue kesini mau bicara baik-baik." Ujar Aigham santai.

"Apa yang perlu lo bicarain? Apa ucapan terakhir sebelum lo mati?"

"Gue, gamau ada pembunuhan. Antara dendam lo ke kakaknya Nichole bisa teratasi dengan bicara baik-baik."

"APA WILIAM BISA BALIKIN KAKAK GUE HIDUP?!" Sentak Albhar.

Minimum (AiRa) (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang